Rabu, 27 Agustus 2014

Logic

I love logic. Although love aren't logic.

Minggu, 17 Agustus 2014

Merdeka dari Hati

 
(source: kdri.web.id)
Dunia ini sempurna dengan setiap kekurangan dan kelemahannya masing-masing. Itulah mengapa Tuhan menciptakan manusia, untuk menjadi kekurangan dan kelemahan dari dunia, serta untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan tersebut. Sebongah demi sebongkah, sama halnya ketika kita membuat kerusakan di dunia. Dan dengan bantuan dari Sang Waktu maka hal yang sedikit itu perlahan menjadi banyak di luar apa yang mampu dibayangkan oleh manusia.

Maka sesuatu yang besar juga memiliki permasalahan dan kekurangan yang besar pula. Dunia ini adil. Di balik setiap kekuatan yang ada tersedia tantangan yang luar basa. Dan sekali lagi Sang Waktu hanyalah instrument netral. Dia akan mengalikan setiap kebaikan dan kekurangan yang ada sesuai dengan proporsinya masing-masing.

Enam puluh sembilan tahun adalah faktor pengali dari kebaikan dan kelemahan bangsa ini. Bukan berarti enam puluh sembilan tahun menunjukkan bahwa bangsa ini merdeka dari permasalahan, justru enam puluh sembilan tahun menunjukkan bahwa permasalahan bangsa ini lebih kompleks enam puluh sembilan kali dari awal kemerdekaan. Namun kekuatan kita juga enam puluh Sembilan kali lebih banyak dari awal kemerdekaan. Seharusnya.

Maka disinilah kita menambil peran. Dunia selalu memiliki sisi baik dan sisi buruk, pertanyanya adalah ada dimana kita selama ini dan berbuat apa di dalam sisi tersebut. Seseorang oleh berada di sisi yang buruk, namun disana dia mengajak orang-orang di dalamnya untuk berbuat kebaikan. Begitu pula seseorang bisa saja berada di sisi yang baik, namun di dalamnya dia mengajak orang-orang untuk berbuat kerusakan.

“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.” (Mahatma Gandhi)

Maka dimanapun kita berada, teruslah berusaha untuk berbuat kebaikan dan terus menerus membangun apa yang kita yakini sebagai kebaikan. Kita tidak bisa hanya berdiam diri dan berkata bahwa itu semua berada di luar kemampuan kita. Ingatlah bahwa dalam setiap keterbatasan terdapat sebuah pilihan. Dan mendiamkan keburukan adalah sama halnya dengan berbuat keburukan itu sendiri. Bertindaklah, tunjukkan bahwa kita berada dalam barisan orang-orang yang berusaha untuk berbuat kebaikan dengan berbagai cara.

Perjuangan ini belum berakhir. Kita boleh bangga bahwa Indonesia telah lepas dari jeratan utang IMF, namun kita harus ingat bahwa bukan berarti Indonesia kini tidak lagi berhutang. Kita boleh bangga bahwa pertumbuhan ekonomi kita cukup tinggi, namun kita harus ingat bahwa kita masih melakukan impor dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

Permasalahan ini masih ada, dan akan terus ada seiring perkebangan manusia. Itulah mengapa Tuhan menciptakan mausia, untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka ciptakan sendiri. Dan kita tiak bisa hanya berdiam diri dan mengatakan itu semua di luar kuasa kita. Ingatlah bahwa setiap permasalahan juga diciptakan oleh tindakan-tindakan kecil. Begitu pula bahwa setiap kebaikan juga akan disebarkan melalui setiap tindakan-tindakan kecil. Merdeka, dan tetap berusaha dimanapun, kapanpun dan dengan cara apapun. Merdeka dari dalam hati untuk bertindak.