Senin, 29 Maret 2010

omong kosong

Aku tinggal di sebuah negeri omong kosong. Negeri dimana mereka lebih suka meributkan sesuatu yang baru akan mereka rencanakan untuk dilakukan. Ketika negeri ini masih sibuk berdebat tentang mau makan apa mereka, maka anak-anak mereka sudah mati kelaparan. Mereka sibuk memperdebatkan sistem yang terus menerus mereka ubah tanpa pernah sempat mereka lakukan.

Mereka lebih suka membanding-bandingkan Pancasila dengan ideologi-ideologi lain semisal sosialis, kapitalis, dan menyebutnya sebagai ideologi banci. Akan tetapi jangankan melaksanakannya, mereka bahkan tidak paham apa yang mereka bicarakan. Mereka adalah orang-orang yang hanya bisa mencemooh apa milik mereka sendiri. Mereka itulah banci sebenarnya.

Mereka yang sibuk menyalahkan UAN karena kualitas pendidikan bangsa mereka tidak meningkat secara signifikan. Ayolah, mana ada siswa yang belajar kalau tidak ada UAN. Janganlah kalian menjadi sok humanis kalau kenyataannya apa yang kalian hadapi belum bisa dikatakan sebagai human (manusia). Kalian lihat bagaimana mereka mencontek saat ujian yang bahkan nilainya tidak dihitung oleh guru mereka. Pendidikan kita hancur bukan karena sistem yang ada. Tetapi karena kita tidak bisa melaksanakan sistem yang ada. Bahkan sistem yang relatif sederhana pun tidak bisa kita lakukan tetapi kita berharap terhadap sistem yang rumit? Ah, omong kosong.

Mereka yang sibuk mencibir lalu lintas yang semrawut disaat mereka sendiri sering menerobos lampu merah. Mereka yang sibuk mencibir sistem yang ada tanpa pernah mereka mencoba untuk melaksanakannya. Mereka hanya berharap bahwa segala sesuatunya langsung jadi, tanpa harus mereka bersusah payah. Cukuplah pemerintah yang mengubahnya dalam waktu satu dua hari.

Mereka juga yang sering menghina kinerja pegawai negeri sipil di instansi pemerintah karena kurang sigap dalam bekerja. Sementara mereka sendiri, mengerjakan tugas yang diberikan dosen atau guru menjelang hari pengumpulan dengan seadanya. Memang sama saja.

Ah, negeri ini memang negeri kata-kata. Berharap segala sesuatunya bisa diselesaikan dengan kata-kata. Di saat kita sibuk mennyalahkan sistem, namun sebenarnya diri kitalah yang salah karena gagal menjalankannnya. Bukan sistem yang gagal meraih tujuan, tetapi kita yang gagal menjalankan sistem. Sebaik apapun strategi jika tidak kita lakukan tetap saja tidak berarti apa-apa. Tetapi menyalahkan sistem jauh lebih enak dihati daripada menyalahkan diri sendiri bukan?

Memang omong kosong. Kita ini omong kosong. Sudahlah lakukan saja dulu dan lihat hasilnya. Jika menanak nasi saja kita tidak bisa dan tidak mencoba untuk melakukannya, bagaimana kita bisa berharap makan nasi goreng?

Senin, 08 Maret 2010

monolog bukan mahasiswa

biip..biip..
Masih zaman yah bunyi hape kayak gitu?
Ah gak penting..
Bla bla bla @bunderan bla bla bla..
..bla bla jas almamater bla..
..bla bla sebarkan ke teman teman lain
Heran aku..beberapa hari ini sms isinya ngajakin demo mulu..
Bukannya mau sombong..maklum lah namanya juga aktipis
aktipis itu aktipitasnya demo..

apalagi mahasiswa..
kalo gak demo itu gak keliatan pinter en nasionalis

Ikut ya mas..bawa temen sebanyak-banyaknya..
Emang mau ngapain? wah gak rembugan dulu maksudnya apa..
emang kami kambing congek..

Lalu ku nyalakan tipi..ternyata sedang ngetrend!!!
dimana-mana demo..
demo kok dimana-mana? Di kamar mandi juga donk..
Makasar, Surabaya, Jakarta, Sulawesi, Bandung..
Bantul kok egak yah? Alhamdulillah..

Demo kok gak ada yang nonton..aspirasinya gak nyampe nih
yaudah ayo tutup jalan..bakar ban..
Wey!!! Aku gak bisa lewat nih..kasihan yang mau pergi

Yaudah lempari aja polisi..
tar kalo polisinya marah kita kabur..bilang aja kita diserang
tar kita laporin Komnas HAM
Loh emang polisi bukan manusia?

Yaudah rusak aja sarana umum..
Bah berarti sama dong sama koruptor..
Sama-sama makan duid rakyat..

Bedanya duit rakyat kita pakai buat kuliah yang gak kelar-kelar dan IP jeblok..
Terus buat ganti sarana prasarana umum yang kita rusak pas demo..
kalo koruptor kan dipake sendiri buat makan anak istri..dasar biadab!!!


Dikit-dikit demo..
Dikit-dikit demo..
Demo kok dikit-dikit?
Padahal di Jogja gak ada Bajaj dan Demo..
..adanya becak ma andong

oi Jendral..jangan cuma senyamsenyum di alam sana dong..
kesini oi..disini ribut mulu..

Eh eh yang baca jangan marah donk..
katanya era demokrasi..
kalo kalian meghalalkan segala cara untuk menyampaikan aspirasi..
masa cuma bikin notes aja marah?