Jumat, 12 Mei 2017

Sebuah Berita Bohong

Aku tahu, kau lahir dari lingkungan yang sama. Bosan dengan segala bentuk kemunafikan dan kebobrokan yang terkemas indah di permukaan. Hidup dengan idealisme kuat dan ingin mengubah dunia. Tempat dimana tidak ada lagi orang busuk untuk sembunyi.

Kamu orang baik, hanya saja tidak ada orang yang sempurna. Begitu pula dirimu dengan ego dan perilakumu.

Dan setelah drama panjang yang melelahkan ini, aku pun mulai berubah pikiran. Bahwa ini bukan tentang benar dan salah. Bukan tentang malaikat melawan setan. Dunia tidak sehitam putih itu. Dan kamu perlu lebih banyak mendengarkan.

Unsplash (pexels.com)

Ini adalah tentang sebanyak mungkin mengajak orang berbuat kebaikan. Bukan melawan dan membunuh orang jahat. Maka kita tidak bisa memusuhi melawan, apalagi jika itu adalah teman dan saudara kita. Dan kita tidak bisa menang di atas derita orang lain.

Pengalaman adalah guru terbaik, terima kasih atas pengalaman pahitmu yang mengajarkan banyak hal. Dan untukmu yang terkurung dalam ruangan mewah, belajarlah! Sudah cukup para pendukungmu kamu ombang-ambingkan selama ini demi egomu. Mulailah dari lapang dada dan meminta maaf.

Rabu, 26 April 2017

Bukan tentang Proses

Jadi kalau bekerja orientasinya harus kepada hasil. Bukan kepada proses. Kelihatannya sibuk sekali tetapi menghasilkan apa tidak. (Dahlan Iskan)
Saya salah satu penggemar tulisan mantan menteri yang kini menjadi tersangka korupsi tersebut. Selain kepiawaiannya dalam mengelola korporasi bagaimanapun juga dia adalah wartawan yang sehari-harinya hidup dengan permainan kata-kata.

Dari sekian rangkaian kata-kata yang dia munculkan, quote tersebut menjadi salah satu favorit saya. Quote tersebut seolah mengebiri ilmu-ilmu manajemen populer pada saat itu yang mayoritas berkiblat pada Jepang dengan Toyota-nya yang menekankan pada pentingnya proses.

Hanya saja perkembangan bisnis dan pasar saat ini yang serba instan, ilmu-ilmu tersebut kini mulai ditinggalkan. Bisnis tidak harus sempurna, bahkan melemparkan sebuah produk setengah matang ke pasar tanpa ditelaah terlebih dahulu sudah menjadi praktek yang biasa. Ini adalah tentang kecepatan, karena toh pada akhirnya tidak ada yang sempurna. Yang penting adalah tetap membuka ruang untuk perbaikan di kemudian hari. Maka bagi saya quote tersebut sangat aplikatif dan sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini.

Hingga akhirnya hasil Pilkada DKI tahun 2017 diumumkan.
Maka ini menjadi sebuah titik balik bagi logika pemikiran saya.

Menjadi pemimpin bukan sekedar menjalankan bisnis, terlebih jika organisasi yang dipimpin bukan berbentuk perusahaan. Produk dapat dilahirkan, namun juga akan hilang seketika. Karena pada akhirnya materi tidak akan pernah kekal.

Anda mungkin Clark Kent yang mampu membangun Borobudur dalam waktu satu malam. Namun ribuan masyarakat yang marah juga dapat menjarah Borobudur dalam satu malam. Pertanyaannya adalah apakah kita membutuhkan Borobudur lain sementara kita sudah memiliki satu di Magelang? Karena cukup adalah sebuah kata yang relatif.

Bussiness, Learning, Meeting (pexels.com)

Maka ini adalah tentang membentuk manusia. Anda tidak akan mendapatkan hasil secepat yang diharapkan, setidaknya kita memberikan kemampuan dan pilhan agar hasil tersebut dapat mereka dapatkan ketika mereka inginkan nantinya. Anda dapat bermimpi seorang diri dan berakhir di RSJ, atau anda dapat bermimpi bersama dan menjadi visioner.

Semua butuh investasi, namun apakah kita semua cukup memiliki kesabaran di dunia yang serba instan?