Entah kenapa kursi ini menjadi begitu tidak nyaman. Mungkin karena aku terlalu lama duduk di dalam kursi sandar yang nyaman di mejaku sana. Bukan, bukan itu. Tetapi duduk di ruangn ini terasa begitu menyesak. Menekan dada hingga paru-paru ingin menyembul keluar dari kerongkongan.
Terlalu banyak aura pembunuh disini. Orang-orang dengan berbagai keahlian dan kemampuan mereka yang sanggup membunuhku dalam sekejap. Disini, merekalah yang menggali bongkahan-bongahan impian yang telah berhasil disusun menjadi istana kebanggaan. Mereka adalah pejuang-pejuang tangguh, penakluk keajegan.
Dan disinilah aku,duduk terdiam terbunuh oleh aura mereka. Bermain dengan imajinasi dan pikiranku sendiri dan berpikir bahwa butir demi butir pasir yang aku lemparkan kepada mereka akan menjadi bagian dari istana megah itu. Aku bukan siapa-siapa.
Malamnya,
Ternyata dunia maya pun tak bersahabat denganku. Setelah seharian aku dicekik oleh kehebatan mereka, kini aku dihantam leh kepergian seseorang yang luar biasa. Seseorang yang bahkan hanya dengan kabar kepergiannya bisa menghancurkan puing-puing imajinasiku.
Mendadak diriku hancur lebur, tak beberbentuk. Bahkan aku ragu jika masih bisa menemukan puing-puing sisa dari keberadaanku. Remuk redam, hancur tak berbekas. Disinilah aku begitu menyadari bahwa aku hanyalah sebuah molekul es di hamparan kutub. Mera yang luar biasa, bukan aku.
Aku disini hanya asyik bermain dengan imajinasiku dan berpikir bahwa bongkahan gunung es tidak akan terbentuk tanpa keberadaanku. Aku terlalu angkuh. Ada trilyunan molekul es lain yang siap menggantikan fungsiku jika aku tidak ada. Aku bukanlah siapa-siapa.
Everything at Once - Lenka (source: http://vimeo.com/19877175)
But I promise to myself,
Maybe today i'm just nothing
But someday i'll be EVERYTHING