Kamis, 30 Oktober 2014

Banding

Diantara seluruh lelaki/wanita yang pernah memasuki kehidupanmu, siapakah yang paling cantik/tampan? Siapa yang paling pintar? Siapa yang paling kaya? Kamu boleh menjumlahkannya, mengalikannya dengan bobot tertentu ataupun memberikan nilai dengan angka apapun. Lalu jawablah pertanyaan terakhir ini: apakah dia yang akan engkau pilih menjadi pendamping hidupmu? Atau yang lebih mendasar, tegakah kamu membandingkan kekasihmu dengan lelaki/wanita lain?

Lalu apa jadinya jika pacar atau kekasihmu saat ini membandingkan dirimu dengan mantan kekasihnya? Apakah kamu akan merasa bangga ketika mampu merendahkan orang lain? Bagaimana jika kamu yang ternyata lebih rendah, relakah?

Kawan, manusia bukanlah sesuatu yang bisa kau bandingkan begitu saja. Sadarilah bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya, namun bukan hak kita untuk menilai dan membandingkan. Manusia adalah makhluk berjiwa dan berperasaan, bukan sekedar objek dari justifikasi kita yang subjektif. Mereka tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lain.

Kawan, yakinlah siapa mereka saat ini adalah yang terbaik yang dapat mereka raih. Kita tidak pernah tahu lingkungan seperti apa yang mereka hadapi sebelumnya. Yakinlah bahwa mereka saat ini adalah hasil dari sebuah proses dari perjalanan mereka menuju kesempurnaan. Dan kesempurnaan masing-masing orang tidaklah sama.

Compare (erinbird.deviantart.com)

Maka satu hal yang menjadi hak kita hanyalah untuk membuktikan kita lebih naik dari mereka. Bukan mencela, merendahkan atau membandingkan.

Setiap kali orang yang engkau rasa kurang baik muncul sebagai pemenang, maka bukanlah kebencian yang harus kau tanamkan. Tetapi rasa malu karena orang baik masih belum mampu menyamai kehebatan mereka.

Selasa, 28 Oktober 2014

Sumpah Istimewa

Apa yang membedakan sumpah pemuda dengan sumpah lainnya? Sudah sering aku mendengar para pemuda itu bersumpah, dan seringpula aku melihat bahwa mereka mengingkarinya. Mulai dari sumpah tentang kisah percintaan mereka, kenakalan yang mereka lakukan, janji yang tidak dapat mereka tepati, hingga idealisme yang luntur ketika mereka sudah tidak lagi menjadi pemuda. Sumpah mereka sama saja, tidak ada bedanya dengan kebanyakan manusia yang munafik dan menganggap Tuhan tidak ada sehingga tidak ada konsekuensi apapun terhadap sumpah yang mereka langgar.

Apa yang membedakan pemuda dengan orang lainnya? Sudah sering aku melihat pemuda bertindak dengan gegabah. Mereka merasa paling tahu di dunia ini, serta tidak mau tunduk terhadap sistem organisasi di dalam masyarakat. Mereka merasa paling tahu karena tidak tahu. Mereka sering bertindak tanpa dilandasi pemikiran yang mendalam. Mereka adalah kereta api yang meluncur dengan cepat tanpa adanya sistem pengereman yang memadai. Semua diterabas tanpa berpikir akan konsekuensinya.

Pemuda hanyalah sebuah fase kehidupan. Maka ketika kita tidak muda lagi, apakah lantas janji yang telah kita ucapkan otomatis gugur seiring perubahan status kita? Ataukah itu sumpah yang mengikat kita sepanjang hayat? Bagaimana pula dengan pemuda saat ini yang mereka tidak mengikuti sumpah di kala itu, akankah mereka juga terikat dengan sumpah yang diucapkan oleh pendahulunya?

Sumpah Pemuda (agoez-depe.deviantart.com)

Maka ketahuilah bahwa manusia itu dilihat dari pribadinya. Mereka yang tidak mampu mengikuti sumpah yang mereka ucapkan, tentu tidak bisa dianggap sebagai manusia. Selamat hari sumpah pemuda.