Kamis, 12 Maret 2009

Berbicaralah dengan bahasa manusia


Orang Jepang terkenal dengan kepandaiannnya. Betapa maju teknologi yang mereka miliki. Tetapi seberapa cenggih dan pintarnya mereka, ketika mereka berada di Inggris mereka terpaksa menggunakan bahasa Inggris untuk menanyakan dimanna letak toilet.

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya. (http://organisasi.org/definisi-pengertian-bahasa-ragam-dan-fungsi-bahasa-pelajaran-bahasa-indonesia)

Bahasa adalah sesuatu yang digunakan untuk mengkomunikasikan ide atau gagasan antara satu individu dengan individu lainnya. Tanpa bahasa, suatu gagasan tidak akan sampai dari satu individu ke individu lainnya. Sebagus apa gagasannya, sebenar apa informasi tersebut, tanpa bahasa maka segala ide, informasi, gagasan tersebut tidak akan sampai kepada orang lain. Dengan bahasa yang tepat pula, sesuatu yang salah seolah-olah bisa menjadi benar di mata orang lain.

Itulah bahasa, sesuatu yang sangat vital. Sehebat apapun ide, gagasan, dan pikiran anda jika tidak anda sampaikan pada orang lain maka itu hanya akan menjadi angan-angan kosong.

Saya tidak berbicara bahasa hanya dalam konteks kenegaraan dan budaya. Bukann bahasa urdu, bahasa Jawa, bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan sebagainya. Bahasa yang saya maksud termasuk di dalamnya adalah sudut pandang, ideologi, nilai-nilai, dan sebagainya.

Sebenarnya saya membuat tulisan ini sebagai kritikan bagi para pendakwah dan para orang yang suka berdebat tentang kebenaran versi mereka. Meskipun gagasan mereka bagus, terkadang mereka kurang tepat dalam menyampaikan. Sebagus apapun gagasan mereka tanpa penyamnpaian yang tepat itu semua hanya menjadi angin lalu yang masuk dari telinga kanan dan keluar melalui anus.

Jangan bicara dogma dikalangan akademis, berbicaralah tentang fakta-fakta. Jangan berbicara nilai-nilai agama di hadapan orang-orang humanis, bicaralah kepada mereka tentang nilai-nilai kebajikan. Jangan berbicara tentang zakat di kalangan kaum matrealistis, berbicaralah tentang kemampuan system ekonomi syariah mengahadapi krisis ekonomi global. Jangan berteriak tentang syariat Islam dihadapan orang-orang yang alergi dengan agama/masyarakat sekuler, perkenalkanlah produk-produk hukum ciptaan Allah SWT tanpa membawa labelnya.

Al-Quran diturunkan secara bertahap, dakwah juga dilakukan secara bertahap. Biarkanlah orang-orang yang tidak tahu itu menngerti sesuatu yang dapat mereka pahami dahulu. Jika tidak bisa membawa utuh, bawalah isinya dahulu baru setelah mereka tertarik tunjukkanlah labelnya.

Jangan ngomong dengan bahasa arab yang njlimet kepada orang-orang awam, terangkanlah pada mereka dengan bahasa mereka, bahasa orang awam. Jangan membantah sesuatu yang ilmiah dengan opini, bantahlah dengan sesuatu yang ilmiah juga. Jangan membantah sesuatu yang legal dengan kebenaran, bantahlah dengan sesuatu yang legal juga.

Marilah kita hilangkan keegoisan kita dan berusaha memahami mereka, agar kita bisa memahamkan mereka terhadap kebenaran

8 comments:

Anonim mengatakan...

"...masuk dari telinga kanan dan keluar melalui ANUS." --> maksud lohhh???
Jangan mencederai bahasa dong Qem....-_-"



Kluw uzzy bilang,,,berbicaralah dgn bahasa hati, bukan emosi, bukan pula serta merta pikiran dan logika,,,karena makna lebih mudah disampaikan ketika hati telah tersentuh.... (ouch,sok sweet....)

Anonim mengatakan...

kim kwe ngece aku weeeeee????

Anonim mengatakan...

@uzi: yah maksudku cuma jadi kentut (kentut=sesuatu yang dibenci)

@anonim: lah koe sopo?? saya tidak bermaksud menyindir sapa2 (ketika menulis artikel ini sama sekali tidak terpikir secuil sosok pun di pikiran saya),, kalo kamu kesindir ya itu urusan anda :p

Anonim mengatakan...

@uzi lagi (nambahin yang atas): lah untuk berbicara dengan bahasa hati harus menyamakan frekwensi dahulu,, untuk menyamakan frekwensi harus dengan komunikasi,, untuk mempermudah komunikasi harus menyamakan bahasa dahulu (termasuk jika dya berbicara menggunakan logika kita pun harus berbicara dengan cara yang sama),,

Anonim mengatakan...

Woooo ladalaaaahh,,,ente benci kentut to Qem??? ta'kiro hobi jhe... (^^v)
woh,,nek gag bisa kentut malah parah loh.katanya pak dosen bisa smp 700rb bahkan lbiii...
(hiasyah,,,malah dadi ngomongke bginian,,,-_-")



Setuju lah,,,walao redaksionalnya gag sama tapi maknanya gag beda...memahami orang sebelum memberikan influence padanya,,,ho oh to??

Anonim mengatakan...

katanya abbas as siisiy... kalo mau menggapai apel di pohon, carilah yang paling dekat dengan anda. jika ingin mengajak pada kebenaran (da'wah konteksnya)... carilah yang paling dekat dg kita dulu.

next: Ya Allah dekatkan kami dengan kesabaran... dekatkan kami dengan keikhlasan...

Mengapa Rasul tidak memarahi seorang Nasrani yang kencing di masjid?? Padahal saat itu para shahabat sudah siap 'menghajar' dia.

(Subhanallah,,.. beliau SAW memang psikolog terhebat... ever!)Ini juga bisa disebut 'bicara dengan bahasa manusia' too?

Anonim mengatakan...

mengenaa bangeet!! Soalnya saya hidup bersama orang2 yang (sangat atau bahkan terlalu) vokal menyerukan syariah

Di satu sisi saya terinspirasi semangat dan keberanian mereka, namun di sisi lain ... saya merasa tersakiti... Yaah, jalan juang kami berbeda...

aku juga pinginnya 'bicara dg bahasa manusia'... manusia2 yg mungkin dunia pikirnya beda jauuuh dengan paradigma kita... Tapi mereka bilang kompromis...

Makanya aku juga lagi belajar lebih 'membumi'... Lebih membaur dengan dunia2 beda itu. Di BEM KM misalnya... woaa! Kaget banget pas pertama kesana...

Persis dg apa yang aku dapat di KAMMI... "alasan2 yang kita butuhkan adalah alasan2 argumentatif... bukan semata alasan syar'i... Alasan2 macam itu tidak cukup kuat untuk mengajak teman2 kita yang ateis... tidak juga untuk teman2 kita yang hedonis..."

Mak jlebh2 bwanget...

Anonim mengatakan...

@uzi: kalo aku yang kentut si gagpapa,,
kalo orang lain yang kentut itu musibah :p

@nadia: yuph,,