Stereotype (oskart.deviantart.com) |
Entah sejak kapan, mungkin zaman kolonial, kita selalu diajarkan untuk membenci orang kaya dan beranggapan orang miskin selalu tertindas dan yang paling benar. Seolah semua orang kaya itu busuk, dan semua orang miskin. Stereotype.
Tapi sebuah fase kehidupanku menunjukkan bahwa itu tidak semuanya benar. Bagaimana jika saya katakan bahwa ada orang-orang kaya di dunia ini yang peduli dengan orang lain? Sementara ada juga orang-orang kaya yang malas dan suka mengambil jalan pintas untuk dirinya sendiri? Bagaimana jika para komunis yang miskin yang diberi kesempatan malah berubah menjadi kapitalis kaya yang tamak dan serakah?
Bagaimana jika rakyat, yang selalu dianggap tertindas justru seringkali yang menindas? Bagaimana jika para kapitalis adalah orang-orang yang bervisi besar untuk kemajuan masyarakat bersama?
Percayakah? Entahlah, sosialis telah meresap ke sendi-sendi kita. Kebencian ini juga yang menghantarkan bangsa ini menjadi jati dirinya yang sekarang.
Bagaimanapun juga stereotype muncul dari fakta-fakta yang digeneralisir. Saya tidak bilang bahwa prasangka adalah sesuatu yang salah, tetapi saya juga tidak berkata bahwa prasangka adalah sesuatu yang benar.
Akan tetapi kebencian merupakan suatu hal yang buruk, terlebih kebencian yang timbul karena rasa iri hati.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (49:13)
1 comments:
Terlalu berat bagi otak orang indonesia yang masih awam untuk memahami artikel blog ini.
Arif wicaksono
Posting Komentar