Kamis, 09 April 2009

cerita sebuah hape


seseorang pernah berkata bahwa "Allah bersama dengan orang-orang yang beriman". Saya tidak akan mengatakan bahwa saya orang beriman, tapi saya yakin Allah bersama mereka. lagsung saja saya mulai cerita saya.

Berawal dari suatu siang yang panas sekali karena dampak efek global warming. Saya sedang melihat hasil sementara Quick Count dari sebuah televisi swasta. Udara sangat panas hingga benda-benda di sekitar saya meleleh. Rumah tetangga saya kebakaran, (egag ding,,)

Tiba-tiba terdengarlah suaru seorang wanita dari kejauhan memanggil-manggil. Saya sempat merinding. Tapi ternyata itu suaraibu say yang menyuruh saya untuk pergi ke Barat mencari kitab suci. Egag ding, saya disuruh keluar untuk mencari suatu benda yang diperebutkan bajak laut yang biasa disebut ONE PIECE (malah jadi kayak komik).

Walhasil pergilah saya ke Barat untuk membeli daun pisang. Di tengah udara yang panas menyengat itulah saya pergi menunaikan kewajiban demi baktiku kepada orang tua dan Tuhan (ceile...padahal ya karena terpaksa daripada ntar gag dikasih makan n diusir dari rumah). Saya pergi menuju Gondomanan. Belok kiri sebelum perempatan teman-teman...(malah nyanyi).

Di tengah jalan tiba-tiba insting laba-laba saya merasakan sesuatu (sebelumnya saya memang pernah digigit kecoak sehingga saya memiliki kemampuan khusus seperti sapiderman,, loh??). Ntah kenapa saku celana saya terasa ringan. Ternyata saya tidak pake celana!!! Bukan ding, saya dapati saku saya kosong tanpa adanya hape saya. Lantas saya langsung balik menyusuri jalan yang saya lewati berharap menemukan hape saya.

Akhirnya saya nyampe rumah (loh belom jadi beli daun pisang). Saya miskol hape saya pake hape laen tetapi tidak nyambung. Saya terus miskol hape saya sambil bolak balik menyusuri jalan yang tadi saya lewati. Tetapi tetap saja tidak ketemu.

Akhirnya hape saya berbunyi tuut...tuut.... tetapi tetap juga tidak diangkat sampe akhirnya hape saya mati kembali. Saya sudah pasrah. Berniat mati gatung diri tapi talinya putus, lalu saya lompat dari atas tebing ternyata dibawahnya ada kasur yang sangat empuk. Ya sudahlah mungkin say tidak ditakdirkan untuk mati. Lalu saya pergi kembali menjalankan misi ke Barat. Di tengah jalan saya ditabrak bis lalu mati. Cerita selesai.











egag ding, ternyata sampe Gondomanan tidak ada yang jualan daun pisang, adanya daun ganja. Lantas saya membeli daun ganja. Tetapi karena di dekat sana ada kantor polisi saya mengurungkan niat saya. Alhasil saya pulang dengan tangan kosong.

Lalu saya mebuat sebuah pengumuman di fesbuk memberitakan telah hilang sebuah hape dengan meninggalkan 4 orang istri, 3 orang anak, dan 1 orang pembantu. Saya juga sempat sms ke beberapa ekor teman saya. Tiba-tiba hape bapak saya nyambung dengan hape saya. HARAPAN ITU MASIH ADA!!! Sesuai jargon dari sebuah partai politik. Dan walhasil orang yang menemukan hape saya berjanji untuk mengembalikannya dengan tebusan 5 Milyar. Lalu disepakati lah pertemuan anatara kami dengan catatan mereka (yang menemukan hape saya) tidak boleh menghubungi RSJ.

Sore hari bangun tidur ku terus mandi. Tidak lupa menggosok gigi. (malah nyanyi lagi). Saya terbangun kemudian mendatangi tempat yang telah dijanjikan. Saya mempersiapkan uang tebusan tersebut. Saya sebelumnya juga tidak lupa memakai rompi anti santet.

Tempat pertemuan, pukul 17.08
Suasana sangat tegang, kami telah sampai di tempat yang dijanjikan. Untunglah mereka tidak menelpon RSJ seperti permintaan kami. Tetapi tetap saja mereka masih menyandera hape saya. Lantas saya melihat orang itu, ya orang itu.

Ternyata orang itu tidak seperti yang saya bayangkan. Orang itu berbaju putih dan bersinar (lebay, tapi emang saat itu dya berbaju putih). Dia langsung mengembalikan hape saya. Bahkan ketika saya berikan uang tebusan dya menolak. Dia berkata,"kok cuma dikit?? gag maw aku."

egag ding, orang itu denganbaik hatinya berkata; "apa ini? saya kan cuma menemukan jadi tidak usah". Tetapi ketika bapak saya berkata, "anggap saja ini sedekah" dia lengsung bertanya,"ikhlas?".

Bapak saya pun menjawab, "ikhlas". Tiba-tiba penghulu dan empat orang saksi berteriak, "sah!!!".

Saya pikir baik sekali orang ini. Jarang ada orang yang mau mengembalikan hape yang hilang. Apalai itu adalah hape saya yang pasti akan laku mahal dikalangan fans saya. Saya jadi berpikir akan sebuah janji,"jika yang menemukan hape ini adalah wanita cantik, baik hati, sabaya, tidak sombong, solihah maka akan saya jadikan istri. Jika laki-laki maka akan saya jadikan pembantu atau saya kasihkan ke salah satu teman saya yang homo".

Tetapi berhubung Bram sudah meninggalkan status homo-nya dan Galih ntah berada dimana (katanya kemaren mo ke pante, mungkin sudah mati terseret ombak) maka saya mengurungkan niat tersebut. Lalu saya kembali ke rumah dengan hati riang. Di tengah jalan hape saya ilang lagi. Lalu terulanglah kejadian seperti di atas dan seterusnya.

=============================================================

Pesan moral dari cerita di atas: rajin-rajinlah menyirami tanaman!!!
catatan: cerita di atas tidak sepenuhnya fiksi, nama tokoh memang disengaja dengan maksud untuk mengejek (piss dab!!)
tambahan: anda kemabli bisa menghubungi saya di nomer yang dahulu

4 comments:

Heri mengatakan...

Keren!!!
Lucu juga kupikir blog ini cuma bakal diisi sama pemikiranmu doang hehehe lam kenal!! (lho?)

Anonim mengatakan...

kok bahasamu jadi beda gini qiim? gag depresi karna kalah to? wkwkwkw, :D

khusni mustaqim mengatakan...

aku ketularan galih ne,, :P

udjonkz mengatakan...

teqem pun mulai menggila....-__-"