Rabu, 06 Januari 2010

Kesatria Kegelapan berwarna hijau??


The Dark Knight


Hemm..siapa tidak mengenal film yang satu ini? Film sekuel dari Batman Begins ini laris manis dan pantas disebut sebagai salah satu film terbaik 2009. Bagaimana tidak, mata saya terpaku ke layar bioskop selama lebih dari dua jam (kayak pas nonton Transformers ma Avatar juga sih^^).

Saya tidak ingin membahas tentang film. Yang ingin saya bicarakan adalah pesan yang terkandung dalam film tersebut. Dalam film itu Batman digambarkan sebagai pahlawan yang bukan pahlawan. Bagaimana tidak di akhir cerita digambarkan bahwa masyarakat menganggap Batman sebagai seorang pembunuh dari Two-Face yang dianggap sebagai Pahlawan, dan itu memang keinginan Batman. Dalam film itu digambarkan ada dua macam pahlawan, yaitu kesatria putih dan kesatria kegelapan.

Kesatria Kegelapan adalah dia yang menegakkan kebenaran dengan suatu cara yang mungkin sangat berbeda dengan cara-cara yang seharusnya atau pada umumnya. Bahkan secara ekstrim kadang berlawanan sehingga seorang pahlawan tidak lagi dicap sebagai pahlawan bahkan mungkin sebagai kontra-pahlawan.

Ini Dunia Nyata, Bukan Film


Ada satu orang yang menurut saya pantas mendapat julukan sebagai Dark Knight di Indonesia, beliau adalah Alm KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dan sayangnya, kita baru merasa memiliki sesuatu yang berharga ketika kita kehilangan.

Mungkin apa yang dikatakan Gus Dur bukanlah sebuah kebenaran, bahkan terkadang itu adalah suatu kontra-kebenaran. Gus Dur mungkin bukan seseorang yang selalu bertindak benar, tapi tindakannya merupakan pelengkap dari sebuah kebenaran.

Kita tidak akan pernah tahu sesuatu itu hitam jika kita belum pernah melihat putih. Jangan katakan anda pernah merasakan sehat ketika anda belum pernah merasakan sakit. Bahkan kita merasakan dan bersyukur akan sebuah nikmat sehat ketika kita sedang sakit bukan?

Apa yang dikatakan Gus Dur mungkin bukanlah sesuatu kebenaran yang harus apa kita ikuti, namun apa yang dikatakannya adalah sesuatu yang memberi arti tentang sebuah kebenaran yang seharusnya kita ikuti.

Gus Dur menunjukkan bahwa ada suatu dunia lain di luar dunia yang ada di kepala kita, dan dunia itu nyata meskipun cuma minoritas. Dalam Suatu kelompok. orang-orang seperti Gus Dur ini lah yang menyebabkan kita terhindar dari suatu Groupthink dan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan (lebih lanjut silahkan ambil mata kuliah Psikologi Sosial dan Psikologi Kelompok).

Gus Dur mungkin dianggap agak gila bagi sebagian orang, tetapi beliau adalah orang yang membuat kita tetap waras dan mengajarkan pentingnya kita akan sebuah kewarasan. Di luar daripada itu, beliau adalah seorang jenius deengan pemikiran-pemikirannya. Beliau bukan orang biasa, tetapi dia adalah orang yang luar biasa. Seseorang yang bisa berpikir di luar dari apa yang biasa dipikirkan oleh orang lain dan melewati batasan kebiasaan.

dasar Manusia!!!


Manusia memang tidak pernah bersyukur atas apa yang dimilikinya. Kita baru merasakan sesuatu sangat berarti bagi kita ketika kita mulai kehilangan. Kita baru bersyukur akan nikmat kesehatan yang dianugerahkan kepada kita ketika kita sakit. Dan kita baru memahami pentingnya Gus Dur dan menghargainya ketika kita kehilangannya.

Gus Dur mungkin bukan pemberi cahaya dalam kegelapan, tetapi dialah yang menciptakan kegelapan sehingga kita dapat melihat cahaya yang tersisa dan menuju ke sana. Selamat Jalan Wahai Sang Penakluk Kebiasaan. Semoga kami disini tetap akan bisa berpikir waras tanpa kehadiranmu. Dan satu lagi: Terima Kasih :)

2 comments:

Anonim mengatakan...

KIm, bener juga usul mu.. bud dia emang orang na agak nyeleneh.. tapi satu hal kim, dia kan pernah dimisa,, bagaimana menurut mu?

Khusni Mustaqim mengatakan...

wah tidak tahu saya..
saya tidak tahu hukumnya dan saya juga tidak tahu apa yang dipikirkan beliau..
jadi lebih baik saya tidak berkomentar takut su'udzhon^^