Selasa, 09 Februari 2010

Pendidikan Hari Ini

Tadi siang saya bertemu kembali dengan teman-teman SMA saya yang tersebar dari beberapa jurusan. Kemudian kami sedikit mengobrol kesana kemari. Akhirnya saya jadi makin tergelitik untuk menulis sesuatu tentang apa yang terjadi di dunia pendidikan. Emh..oke mari saya bahas satu per satu.

Fluid Intellegent lawan Cryztallized Intellegent

Salah satu Teori tentang Intellegent adalah yang membagi menjadi dua yaitu Fluid Intellegent dan Cryztallized IntellegentCryztallized Intellegent adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki. Sedangkan Fluid Intellegent adalah kemampuan untuk memecahkan atau mengatasi situasi dimana pengalaman atau pengetahuan sebelumnya tidak membantu dalam mengatasi masalah tersebut (Passer&Smith, 2007).

Menurut saya, sistem pendidikan yang ada saat ini adalah sistem untuk mengembangkan Cryztallized Intellegent. Padahal sistem pendidikan yang banyak dianut di negara maju saat ini adalah sistem yang lebih mengembangkan Fluid Intellegent.

Contoh nyatanya adalah adanya keluhan dari Dekan Matematika ITB bahwa mata pelajaran Matematika di Indonesia kurang menekankan pada pengunaan logika. Hal ini yang menyebabkan siswa Indonesia mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal Olimpiade karena soal-soal tersebut berbasis pada pemecahan masalah penggunaan logika (Kompas).


Kalo kita cermati lebih mendalam lagi, sistem pendidikan yang dianut Indonesia lebih mengarah pada Teacher Centered Learning dan pengulangan. Kelemahan dari sistem Teacher Centered Learning adalah pada dimana sistem ini hanya bersifat menstransfer pengetahuan yang sudah ada dari guru kepada siswa dan kurang terbuka terhadap perkembangan baru. Jadi bisa dikatakan sistem ini hanya akan mengembangkan Cryztallized Intellegent siswa itu sendiri.

Siswa tidak diajarkan untuk membentuk pengetahuan mereka sendiri namun menerima dan memahami pengetahuan yang sudah ada. efeknya adalah siswa kurang terlatih untuk menciptakan suatu pengetahuan baru dan hanya terbatas pada penguasaan dan pemahaman pengetahuan lama. Sehingga kecerdasan mereka terbatas hanya apda apa yang telah ditransfer kepada mereka dan kurang bisa menghadapi masalah-masalah baru.

Lebih celakanya lagi pengetahuan yang ditransfer kepada mereka adalah pengetahuan yang telah tertinggal oleh zaman beberapa tahun yang lalu sehingga mereka hanya memiliki pemahaman tentang sesuatu yang lama yang tidak dapat mereka gunakan untuk mengatasi masalah-masalah baru.

Merubah Haluan ke Arah yang Salah

Gantunglah cita-citamu setinggi mungkin. Intinya, jika kita memiliki keinginan atau sebuah mimpi, maka bermimpilah yang besar. Saat ini makin banyak masyarakat yang prihatin akan keadaan pendidikan di Negeri ini. Sehingga mereka menginginkan adanya perubahan dalam sistem pendidikan kita.

Namun sayangnya, perubahan yang mereka cita-citakan adalah pendidikan yang berbasis pangsa pasar. Bahasa mudahnya adalah perguruan diharapkan mencetak lulusan sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan. Itulah celakanya.

Dunia pendidikan bukan hanya sebatas bagaimana ilmu untuk mencari uang. Apalagi sebatas menjadi pegawai. Itu kesalahan yang sangat fatal.

Lihat saja bagaimana daerah-daerah berusaha untuk menyekolahkan putra daerah mereka ke perguruan tinggi di kota-kota besar untuk kemudian kembali ke daerahnya. Namun apa yang terjadi? Bagaimana mungkin mereka membangun daerah mereka sementara selama ini mereka hanya diajari bagaimana bekerja di sebuah perusahaan besar.

Jika mereka bekerja di Ekonomi ya mereka diajari bagaimana mengelola keungan perusahaan, mereka belajar di Psikologi ya mereka diajari menjadi HRD perusahaan. Merka yang sekolah di pertanian punmulain enggan turun ke sawah. Padahal di daerah mereka tidak ada perusahaan besar jadi mereka tidak tahu bagaimana bisa mereka bekerja di daerah mereka?

Sehingga secara tidak kasat mata kita akan melihat adanya aliran SDM dari daerah ke kota. Dan jangan berharap setelah menempuh perguruan tinggi mereka akan kembali ke daerah, yang terjadi adalah justru sebaliknya mereka akan menetap atau pindah ke kota yang lebih besar lagi.

Polemik Ujian Akhir

Salah satu masalah yang cukup ngetredn akhir-akhir ini di dunia pendidikan adalah masalah ujian akhir. Secara pribadi saya melihat UAN bukanlah solusi yang terbaik untuk memperbaiki masalah pendidikan. Namun di sisi lain saya melihat untuk saat ini mungkin UAN masih diperlukan.

Jika dibaratkan, kuda adalah pendidikan, maka UAN adalah cambuknya. Sekarang kita lihat secara jujur, jikalau UAN itu tidak ada apakah siswa-siswa mau belajar?

Namun sekali lagi, kuda yang dicambuk memang akan berlari. Akan tetapi kuda tersebut lari tak terarah. Hasilnya adalah jika tidak diarahkan dengan baik maka hanya kan lari ke arah jurang.

Memang UAN semakin membuat siswa untuk belajar, akan tetapi seperti yang kita lihat mereka kini hanya terfokus untuk belajar bagaimana menghadapi soal UAN dan bisa lulus. Sehingga intisari dari ilmu yang sesungguhnya malah tidak didapatkan. Sehingga bimbingan belajar pun laris manis. Dan itulah yang terjadi saat ini.

Prolog

Mungkin ini sebuah akhir, namun ini hanya sebuah akhir dari tulisan dan bukan sebuah akhir dari koreksi dunia pendidikan kita dan akhir dari perbaikan. Bagaimanapun juga masih banyak yang harus kita benahi bersama di Negeri ini. Ini bukan hanya PR pemerintah tetapi merupakan PR bersama. Karena pendidikan merupakan kewajiban Negara dan bukan kewajiban pemerintah.

0 comments: