Senin, 05 Juli 2010

Keterkaitan antara Pemimpin dan Usia

Antara Leader, Manager, Pemimpin, dan Ketua

Akhir-akhir ini muncul wacana pemimpin muda dalam masyarakat. Fenomena ini makin diperkuat dengan munculnya tokoh-tokoh muda yang menduduki posisi penting dalam organisasi-organisasi di masyarakat. Sedangkan dalam masyarakat sendiri seorang pemimpin seringkali dijuluki sebagai ketua yang artinya orang yang dituakan. Bagaimana sebenarnya konsep pemimpin yang ada di masyarakat? Apakah pengaruh seorang pemimpin di masyarakat dipengaruhi juga oleh usianya? Tulisan berikut ini akan mencoba menganalisis hal tersebut.

Pendahuluan
Akhir-akhir ini muncul trend mengenai pemimpin muda di Indonesia. Sudah banyak seminar, penghargaan, pelatihan, dan topik bahasan mengenai pemimpin muda itu sendiri. Trend ini menguat pasca reformasi. Dimana masyarakat mulai kehilangan kepercayaan terhadap generasi orde baru atau biasa disebut sebagai generasi tua. Hal yang serupa juga ditemukan dalam penelitian Indigenous Psychology dari Fakultas Psikologi UGM dimana kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap politisi sangat rendah.

Oleh karena itu masyarakat kini berharap akan sebuah perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Harapan ini terutama terletak pada munculnya para pemimpin muda. Menurut Faisal Basri, kebutuhan akan pemimpin muda dikarenakan agar terciptanya sebuah harapan atau perubahan untuk Indonesia itu sendiri dan supaya tidak terikat terus menerus oleh masalah-masalah yang ada pada masa lalu (antaranews.com).

Hal senada juga diungkapkan Yuddi Chrisnandi bahwa pemimpin muda diharapkan mampu membawa sebuah perubahan karena memiliki pemikiran yang hebat (antaranews.com).

Gejala ini semakin menguat akhir-akhir ini di Indonesia. Terbukti dari munculnya beberapa tokoh pemimpin muda. Sebut saja munculnya Barrack Obama sebagai presiden Amerika Serikat yang turut berpengaruh di Indonesia (detiknews.com), Anies Baswedan sebagai rektor Universitas Paramadina, Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, dan tokoh-tokoh lainnya. Ini menunjukkan adanya trend pemimpin muda yang semakin menguat di Indonesia.

Berubahnya persyaratan calon Presiden yang sebelumnya berusia minimal 40 tahun pada tahun 2005 dan menjadi berusia minimal 35 tahun pada tahun 2008 menunjukkan adanya gejala bahwa pemimpin muda mulai diterima di masyarakat.

Masyarakat mulai beranggapan bahwa pemimpin muda justru lebih baik daripada mereka yang lebih tua. Atau minimal usia tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja seorang pemimpin. Namun aturan hukum justru berkata sebaliknya. Banyak posisi tertentu dalam pemerintahan atau perusahaan yang menerapkan usia minimal sebagai syarat utama. Sebut saja Undang-undang nomer 30 tahun 2002 tentang KPK yang menyebutkan bahwa Ketua KPK minimal berusia 40 tahun dan maksimal 65 tahun (tempointeraktif.com) dan Undang-Undang nomer 44 tahun 2008 yang mensyaratkan calon presiden minimal berusia 35 tahun (kpu.go.id).

Oleh karena itu artikel ini ingin menjawab bagaimana sebenarnya definisi pemimpin itu sendiri di Indonesia. Apakah kemampuan seorang pemimpin menurut masyarakat ditentukan juga oleh usianya itu yang akan menjadi bahasan utama artikel ini.

Implikasi teoritik
Ada banyak istilah mengenai kepemimpinan. Dalam referensi-referensi yang bersumber dari Barat, kita mengenal adanya istilah leadership. Ada juga istilah manager sebagai seorang pemimpin (biasanya dalam dunia bisnis). Di Indonesia kita menyebut itu semua sebagai kepemimpinan.

Leadership adalah proses mempengaruhi sebuah kelompok untuk dapat mencapai suatu tujuan (Hughes, Ginnet & Curpy, 2006). Leadership sendiri lebih menekankan pada bagaimana seorang leader dapat membuat orang lain terpengaruh dan melakukan sesuatu sesuai yang diharapkannya. Namun leadership ini tentu tidak semudah itu.

Sedangkan manager  adalah seseorang yang mendukung, melaksanakan, dan bertanggung jawab dalam sebuah pekerjaan bersama (Schermerhorn, 2010). Manager lebih menkankan pada bagaimana sebuah pekerjaan bersama dapat terlaksana dengan baik.

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kebudayaan berpegaruh terhadap perbedaan gaya kepemimpinan yang efektif (House, Hanges, Javidan, Dorfman,& Gupta, 2004). Misalya saja penelitian yang dilakukan Hoffstede yang menunjukkan berbagai karakter perbedaan budaya di beberapa Negara dunia yang berpengaruh juga terhadap gaya kepemimpinan yang ada. Bisa jadi definisi mengenai kepemimpinan itu sendiri berbeda di masing-masing budaya.

Di Indonesia kita mengenal istilah kepemimpinan. Pemimpin sendiri berasal dari kata pimpin yang berarti sebuah upaya untuk membimbing dan menuntun. Pemimpin sendiri berarti orang yang memimpin (KBBI, 1989). Jadi seorang pemimpin harus mampu membimbing pengikutnya menuju suatu tujuan tertentu. Definisi ini sama dengan makna harafiah dari leader itu sendiri (McIntosh, 1952).

Selain pemimpin, di Indonesia kita juga mengenal istilah lain yaitu ketua. Ketua adalah orang yang tertua dan banyak pengalamannya (KBBI, 1989). Dalam organisasi-organisasi di masyarakat seringkali kita temui bahwa kedudukan tertinggi dipegang oleh seorang ketua. Dalam hal ini ketua memiliki fungsi yang mirip sebagai seorang leader, manager, atau pemimpin.

Tua sendiri seringkali diidentikkan dengan sifat kebijaksanaan dan pengalaman yang banyak. Kebijaksanaan sendiri didefinisikan oleh Dittman-Kohli dan Baltes (dalam Kimmel,1990) sebagai bagian dari fluid intelligent. Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membuat sebuah penilaian yang baik terhadap hal-hal yang penting namun tidak pasti dalam hidup ini.

Definisi kebijaksanaan sendiri berbeda antara masyarakat Timur dan Barat. Di dalam masyarakat Barat kebijaksanaan lebih dikaitkan dengan kecerdasan dan alasan. Sedangkan di dalam budaya masyarakat Timur kebijaksanaan sendiri lebih dikaitkan pengetahuan langsung (pengalaman) dan arti hidup (Kimmel,1990).

Analisis teoritik dan temuan
Dari sekian banyak teori tentang kepemimpinan atau leadership, teori-teori di atas hanyalah sebagian kecil. Dari definisi tentang manager, leadership, dan kepemimpinan, tidak ada satu pun yang berkaitan dengan usia seseorang dengan kapasitasnya dalam memimpin.

Namun perlu dicermati juga bahwa konsep leadership dan manager merupakan konsep asing yang masuk ke Indonesia dan bukan hasil asli dari kebudayaan Indonesia. Begitu juga dengan konsep kepemimpinan tampaknya juga merupakan adaptasi dari konsep leadership.

Satu hal yang perlu diingat bahwa masing-masing bangsa memiliki budaya mereka sendiri. Setiap budaya ini sendiri memiliki unsur-unsur:
1.    Sistem religi dan upacara keagamaan
2.    Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3.    Sistem pengetahuan
4.    Bahasa
5.    Kesenian
6.    Sistem mata pencaharian hidup
7.    Sistem teknologi
Jadi dapat dikatakan bahwa tiap-tiap kebudayaan memiliki sistem organisasi kemasyarakatan masing-masing yang bisa berbeda dan bisa juga sama. Sistem organisasi kemasyarakatan inilah yang berpengaruh tentang konsep kepemimpinan itu sendiri seperti apa.

Di Indonesia kita mengenal apa yang kita sebut sebagai ketua. Istilah ini sendiri erat kaitannya dengan konsep pemimpin.  Secara harafiah ketua sendiri memiliki arti orang yang paling tua dari suatu kelompok. Dalam perkembangannya makna ini meluas menjadi orang yang dianggap paling tua atau dituakan. Makna tua sendiri pun meluas dari yang sebelumnya tua mengacu pada usia kronologis beralih ke tua dalam definisi usia sosial atau psikologis.

Dahulu konsep ketua digunakan pada konteks kelompok sosial masyarakat. Namun kini istilah ketua digunakan hampir dalam struktur keorganisasian. Bahkan dalam organisasi formal istilah ini pun masih sering dipakai. Termasuk di dalamnya lembaga tinggi Negara misalnya ketua KPK, ketua Mahkamah Konstitusi, Ketua KPU, dan sebagainya.

Menjadi sebuah pertanyaan tersendiri mengapa masyarakat Indonesia menyebut orang yang paling tinggi pengaruhnya dalam sebuah kelompok dengan sebutan ketua. Bisa dikatakan bahwa masyarakat mengidentikkan konsep pemimpin mereka dengan konsep orang yang sudah tua.

Apa yang spesial dengan orang tua? Orang yang sudah tua biasa digambarkan sebagai orang yang bijaksana, emosinya stabil, dihormati, tenang, dan sebagainya. Namun orang yang sudah tua juga diidentikkan dengan lamban dalam bekerja dan tidak meluap-luap semangatnya.

Terlihat bahwa masyarakat memiliki kecenderungan untuk menyamakan konsep pemimpin mereka sebagai orang yang bijaksana, emosinya stabil (tidak berapi-api), dihormati, tenang, dan sebagainya. Bahkan seorang pemimpin tidak harus cekatan dan sigap dalam bekerja namun yang utama adalah karakteristik kebijaksanaannya dalam menghadapi suatu masalah.

Konsep ini tampaknya lebih cocok dengan fenomena sosial yang ada. Seringkali kita jumpai terutama di struktur pemerintahan atau organisasi-organisasi lain yang cenderung masih konvensional bahwa pemilihan jabatan tidak ditentukan oleh kapasitas seseorang dalam bekerja. Jabatan seseorang dinilai dari kepantasan seseorang dalam lingkungan sosialnya.

Di daerah-daerah seringkali mahasiswa yang melakukan KKN mengalami kesulitan dalam melakukan sosialisasi di masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak melihat mahasiswa dari kompetensinya melainkan dari kepantasannya dalam struktur sosial.

Begitu juga dengan fenomena Pemilu 2009 kemarin dimana calon Presiden seperti SBY lebih populer di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan SBY dalam setiap kampanyenya selalu mencitrakan dirinya sebagai seseorang yang bijaksana dan berhati-hati dalam mengambil keputusan. Berbeda dengan JK yang mencitrakan dirinya sebagai sosok yang cekatan dan berapi-api dalam bekerja justru popularitasnya paling rendah.

Hal ini juga bisa menjelaskan mengapa fenomena pemimpin muda tidak begitu saja mudah diterima oleh masyarakat. Masyarakat lebih mengutamakan kebijaksanaan dibandingkan kompetensi dalam memilih seorang pemimpin. Kebijaksanaan inilah yang tampaknya kurang melekat dalam karakter seorang pemimpin muda.

Seorang ketua harus mampu menghadapi sebuah masalah dengan bijaksana. Berbeda dengan konsep kepemimpinan atau leadership yang menkannkan bagaimana seorang pemimpin bisa membuat orang lain terkena pengaruh darinya. Terlebih lagi dengan seorang manager yang ditekankan pada penyelesaian tugasnya.

Penutup
Dalam kebudayaan Indonesia sosok atau figur pemimpin diidentikkan dengan karakteristik atau sifat orang tua. Pemimpin diharapkan sebagai seseorang yang bijaksana dalam bertindak. Sedangkan kompetensi kerja seorang pemimpin cenderung dikesampingkan.

Inti utama dari leadership atau kepemimpinan adalah dalam hal hubungan saling mempengaruhi antara pemimpin dan pengikutnya. Dalam masyarakat Indonesia besarnya pengaruh seseorang lebih ditentukan dari kualitas hubungan sosialnya dan kemiripan dirinya dengan konsep orang tua.

Pemimpin muda sendiri mengalami hambatan besar dalam hal ini. Bagaimana masyarakat mengidentikkan pemimpin mereka dengan karakteristik orang tua tentu sangat bertentangan dengan konsep pemimpin muda. Sehingga wajar jika konsep kepemimpinan muda ini banyak mengalami ganjalan terutama di lingkungan masyarakat yang masih cenderung tradisional.

Namun perkembangan ilmu pengetahuan yang ada selama ini terus menerus mengadopsi konsep-konsep dari Barat. Dalam hal ini termasuk juga konsep kepemimpinan. Jika perkembangan ilmu masih tetap seperti ini, di masa mendatang besar kemungkinan konsep pemimpin muda perlahan tapi pasti akan diterima oleh masyarakat.

Penerimaan konsep ini sendiri juga bergantung pada pengaruh adaptasi konsep-konsep kepemimpinan Barat di masyarakat. Kemungkinan besar generasi tua saat ini akan sulit menerima konsep ini namun generasi muda yang terus-menerus diajarkan konsep-konsep adaptasi Barat ini akan mudah menerimanya.


DAFTAR PUSTAKA
_________. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Schermerhorn, J. R. 2010. Introduction to Management. Asia: John Wiley & Sons Pte Ltd.
House, R.J., Hanges, P.J., Javidan, M., Dorfman, P.W., dan Gupta, V. 2004. Culture, Leadership, and Organization: The GLOBE study of 62 societies. United States of America: Sage Publications.
Hughes, R.L., Ginnet, R.C., dan Curphy, G.J. 2006. Leadership: Enhancing the Lessons of Experience 5th edition. Singapore: McGraw-Hill.
Kimmel, Douglas C. 1990. Adulthood and Aging, an interdisciplinary develepomental view. New York: Jhon Wiley & Sons.
McIntosh, E. 1952. The Concise Oxford Dictionary of Current English. London: Oxford University Press.
http://www.antaranews.com/view/?i=1193579725&c=NAS&s=, diakses tanggal 29 Juni 2010, pukul 09.57 WIB.
http://www.antaranews.com/view/?i=1218302817&c=NAS&s=, diakses tanggal 29 Juni 2010, pukul 10.02 WIB.
http://www.detiknews.com/read/2009/01/21/133336/1072103/700/pelantikan-obama-harus-jadi-semangat-calon-pemimpin-muda-indonesia, diakses tanggal 29 Juni 2010, pukul 10.27 WIB.
http://hukumham.info/component/docman/doc_download/3-uu-no42-tahun-2008-tentang-pemilihan-umum.html, diakses tanggal 29 Juni 2010, pukul 10.33 WIB.
http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=23&dir=DESC&order=date&Itemid=78&limit=5&limitstart=5, diakses tanggal 29 Juni 2010, pukul 10.41 WIB.
http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2010/05/28/brk,20100528-251015,id.html, diakses tanggal 29 Juni 2010, pukul 10.24 WIB.

*) ditulis sebagai tugas akhir mata kuliah Sosiologi Fakultas Psikologi UGM

2 comments:

Made Adi Suadnyana mengatakan...

Boleh2..keren mas

Anonim mengatakan...

mantap kim.skripsiku banget ki...
hahaha