Dua Mei, sebuah hari dimana orang biasa mengenalnya sebagai hari pendidikan nasional. Namun entah kenapa saya kurang setuju dengan istilah "pendidikan". Istilah itu seolah menempatkan manusia hanya sebagai objek dari sebuah sistem yang output-nya ditentukan oleh sistem, bukan oleh manusia. Pendidikan menempatkan manusia sebagai objek yang artinya manusia sebagai elemen utama dalam pendidikan justru bersifat pasif. Padahal manusia harusnya bersifat aktif dalam proses tersebut.
Orang berkata bahwa pendidikan adalah bentuk perlawanan dari tindakan penjajahan. Meski demikian, toh banyak orang berhasil melawan penjajahan tanpa mengenyam pendidikan. Tapi bukan berarti dia bodoh, mereka belajar. Tanpa pendidikan mereka dapat berkembang sendiri karena tekad dan kemauannya yang terwujudkan dalam aktivitas belajar mereka.
Maka belajar adalah sebuah proses aktif dan pendidikan adalah sebuah proses pasif. Lalu apakah salah pendidikan ketika seorang manusia memilih untuk tetap bodoh meskipun telah diberikan kesempatan berkali-kali untuk menikmati pendidikan? Lalu dimana harkat dan martabat seorang manusia yang memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang dikehendakinya?
Adalah lebih baik ketika ini semua tidak lagi berbicara tentang pendidikan, tetapi berbicara tentang kemauan untuk belajar. Sebuah usaha untuk lepas dari penjajahan, bukan sebuah treatment yang membuat kita lepas dari penjajahan. Maka kini saatnya kembali pada diri kita sendiri, sejauh mana usaha kita untuk belajar.
Belajar adalah suatu hal yang mudah, terlebih pada era keterbukaan dimana informasi dan pengetahuan mudah didapat. Maka bukan lagi salah Tuhan ketika ada orang yang tetap menjadi bodoh, tetapi salah orang itu sendiri yang memilih untuk tetap bodoh dan tidak mau berusaha untuk lepas dari kebodohan. Belajar adalah sebuah proses aktif yang harus didorong dari dalam pribadi, bukan dipaksakan.
Belajar adalah proses memasukan suatu pengetahuan ke dalam diri. Ada dua hal penting dari proses tersebut. Pertama, kemauan untuk membuka dan menerima sesuatu dari luar ke dalam diri. Tanpa adanya kemauan untuk membuka, sebesar apapun usaha untuk memasukkan pengetahuan akan percuma. Kedua adalah kemauan untuk menarik pengetahuan dari luar. Proses ini yang menunjukkan apakah seseorang bersifat pasif maupun aktif.
Pembelajar aktif akan berusaha sebanyak mungkin menarik pengetahuan dari luar untuk dimasukkan ke dalam diri. Sedangkan pembelajar pasif hanya tergantung dari sejauh mana sistem pendidikan berusaha memasukkan pengetahuan ke dalam diri. Itulah yang membedakan antara manusia (yang seharusnya aktif) dengan objek benda mati yang hanya dapat diberikan perlakuan tanpa menolak.
Bagi kita yang mengaku sebagai manusia, maka bukan lagi saatnya kita berbicara tentang pendidikan. Saatnya kita berbicara tentang belajar dan berkembang. Ada lebih dari seribu cara untuk belajar dan berkembang. Tergantung kepada diri kita untuk memilih dan melaksanakan apa yang kita inginkan.
Seorang manusia tentu berbeda dengan seekor burung yang kehidupannya dari generasi ke generasi tanpa progres. Seorang ahli bukanlah seseorang yang mampu mengerjakan apa yang biasa dikerjakan, tetapi juga apa yang biasa dikerjakan orang lain. Dunia terus berkembang, dan berdiam diri adalah cara terbaik untuk mati perlahan. Jangan merasa bangga dengan apa yang kita capai selama ini.
Teruslah belajar, teruslah berkembang.
0 comments:
Posting Komentar