Kamis, 05 April 2018

Benci tapi (tidak) Rindu

Karena luka lebih terasa, sedangkan kasih sayang baru terasa setelah itu hilang. Maka benci lebih mendalam dari cinta. Kebencian yang dibumbui oleh pembenaran menutupi kebaikan dari orang yang dibenci.
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Maidah: 8)
Kebencian yang berlebihan mengkonsumsi hidup kita. Diskriminasi. Memenuhi segala niat dan pikiran, menutupi kebenaran. Melahirkan prasangka dan dusta. Fitnah dan tuduhan. Melahirkan niat untuk menghancurkan. Menutupi perintah Tuhan dengan pembenaran.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Al-Hujurat: 12)
Ketika dusta telah terlahir, maka tumbuh bukanlah suatu hal yang sulit. Dusta lahir dari pembenci, diteruskan oleh para fakir dan disebarluaskan oleh pemilik kepentingan. Menutupi dunia dengan segala pesimisme dan keburukan. Karena berita buruk selalu lebih disukai daripada berita baik.
Cukuplah seseorang dikatakan berdusta bila menceritakan segala hal yang ia dengar. [HR. Muslim]
Maka di dunia yang penuh hiruk pikuk ini, diam terkadang adalah jawaban yang tepat. Seperti diam-nya Abu Hurairah terhadap separuh hadis.

2 comments:

Unknown mengatakan...

Sangat setuju
Salam sehat selalu 🙏🙏

Unknown mengatakan...

Aku tertarut akan kalimat terakhir yang kamu berikan