Jumat, 03 April 2009

memahami sebuah kepercayaan


Apakah arti dari kepercayaan? Bagaimana kepercayaan kita dapat diukur? Hal yang simple ini terkadang tampak sangat tidak perlu untuk diperbincangkan.

Yang sering salah adalah pemahaman bahwa kepercayaan dan logika adalah sesuatu yang berbanding lurus. Justru sebaliknya, kepercayaan akan berbanding terbalik dengan logika (hal-hal yang bersifat masuk akal).

Ketika anda berhadapan dengan seseorang yang kaya raya, dermawan, jujur, amanah, dan selalu menepati janji datang kepada anda untuk meminjam uang katakanlah sekedar 20ribu karena dia lupa membawa uang pada saat itu. Tentu anda akan dengan ringan hati memberikannya. Namun bukan itu semua arti dari kepercayaan.

Semua orang percaya dengan hal itu. Semua orang bisa melakukannya. Dan itu sama sekali tidak istimewa. Tetapi bayangkan jika orang yang dihadapan anda itu adalah orang yang urakan, egois, pembohong, suka semaunya, dan sering ingkar janji. Apakah anda akan meminjaminya?

Ketika anda meminjaminya maka saat itulah anda benar-benar memahami arti dari sebuah kepercayaan. Kepercayaan yang tertinggi adalah kepercayaan yang diberikan kepada hal-hal yang tidak masuk akal. Semakin tidak masuk akal dan anda mempercayainya, maka semakin tinggilah nilai kepercayaan anda.

Keimanan bukan tergantung dari seberapa banyak masjid yang masih tetap berdiri setelah diterjang tsunami, bukan pula tergantung seberapa banyak bukti yang ada di hadapan kita. Keimanan tidak tergantung pada logis dan tidak logis. Keimanan berada di atas itu semua. Ketika seseorang sudah percaya, tidak peduli seberapa tidak masuk akalnya, tidak peduli seberapa mustahil, itulah kepercayaan/keimanan.

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau mengihidupkan orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?”. Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)”. Allah berfirman: “(kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “ Lalu letakkan tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, Niscaya mereka akan datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (2:260)

Percakapan Ibrahim tersebut telah menjelaskan kepada kita arti kepercayaan. Kepercayaan tidak bergantung pada kenyataan ataupun bukti yang ada, tetapi justru lebih dari itu semua. Bisa jadi ketika kita menanyakan sebuah pertanyaan, justru itu mencederai kepercayaan kita. Bukan berarti kita tidak boleh mencari bukti, namun yang perlu diingat adalah bukti atau sesuatu yang logis tersebut hanyalah sebagai pembenaran atas kepercayaan kita.

Ingatkah ketika Muhammad menceritakan perjalanannya ke langit ketujuh (Isra’ Mi’raj) dihadapan umatnya hingga mereka semua banyak yang justru keluar dari Islam karena menganggap itu semua tiddak masuk akal? Saat itulah Abu Bakar berkata, “Jikalau Muhammad berkata demikian maka aku mempercayainya”. Itulah sebuah kepercayaan. Kepercayaan Abu Bakar kepada Muhammad, dan juga kepada Allah SWT lah yang meyakinkan dia, tidak peduli apakah itu semua masuk akal atau tidak.

Kadang kita ragu apakah kita perlu mempercayai sesuatu. Apakah seseorang/sesuatu dapat kita percayai atau tidak. Namun menurut saya satu hal: yang salah bukanlah kepercayaan yang kita berikan, melainkan orang yang mengkhianati kepercayaan. Tetaplah percaya terhadap hal-hal yang positif. Tanpa mimpi/harapan ataupun kepercayaan tidak aka nada hari esok yang cerah. Wallahu a’lam.

4 comments:

Anonim mengatakan...

jadi mikir qem...

dulu jaman aku SMA...
aku dan partner kerjaku dalam mengurus hal 2 yang notabene "ga ringan"...
sampe bilang...

ga ada orang yang bisa dipercaya sepenuhnya...
manusia bisa berubah kapan aja dan gimana aja...
tapi atas nama "manajemen" dan "leadership"
kepercayaan tetap harus diberikan...

mungkin pada titik tertentu...
kita harus ngukur kadar kepercayaan itu..

ada yang sepenuhnya tanpa pikir panjang...
dan ada yang tidak sepenuhnya dengan memperhitungkan berbagai hal..

karena efek orang mengkhianati kepercayaan akan jadi bagian dari tanggung jawab yang ngasih kepercayaan....

SIP qem!!!

khusni mustaqim mengatakan...

seeph,,

Tak lekang oleh waktu mengatakan...

KAng luarbiasa dalam bahasanya sehingga aq ijin mencopy file ini untuk mengisi gubukku yang masih ketinggalan mohon maaf dulu sebelum nya karna sebelun di izinkan aq sudah mendahului. kang bila ingin berkunjung gubug kami terbuka lebar untuk akang trimakasih.

Khusni Mustaqim mengatakan...

gakpapa kok tenang saja..
aku senang kalo semakin banyak yang baca..
tapi tolong diberi link ke situs ini..