Kamis, 15 Desember 2011

Dang, Si Anak Laki-Laki

Sosok itu terdiam, membeku dan kaku. Terpendam dalam tanah beberapa meter di bawah. Jasadnya, entah berbentuk apa sekarang. Bahkan sebelum dimakamkan pun luka bakar telah menghiasi kulitnya. Ya, luka yang membawanya kepada kematian.


Orang itu hanya diam tanpa kata. Tetapi orang-orang disini terlalu ribut dengan berbagai spekulasi dan teori konspirasi. Menerjemahkan perilakunya ke dalam ego dan imajinasi masing-masing, menjadi pembenaran akan kepentingan dan idealisme yang diusungnya. Jika dia yang disana masih bisa berkata, tentulah kita akan bertanya apa maksudnya.


Namun bagaimanapun juga Tuhan tidak pernah menyukai hambaNya yang menyia-nyiakan hidupnya. Dan janjiNya telah pasti. Akan tetapi di zaman modern saat ini Tuhan dianggap sudah ketinggalan zaman. Sehingga apalah pentingnya membicarakan Tuhan dibandingkan dengan reformasi, revolusi, dan politik?


Dan disinilah dia berada. Mati dengan janji akan kemurkaan, namun kita menyebutnya patriot. Entahlah tampaknya orang yang hanya duduk di kejauhan sana bisa dikatakan sebagai pembunuh orang yang menyiramkan bensin ke tubuhnya sendiri. Saat ini aku tidak tahu lagi berapa banyak orang yang masih terlalu bodoh untuk percaya Tuhan.


Apakah tidak cukup dengan murka itu sehingga kita menambahkannya? Dia yang telah mati justru menjadi pembenaran untuk berbagai tindakan amoral, perusakan fasilitas umum, dan semacamnya. Entahlah disini tampaknya membakar diri sendiri jauh dapat menyelesaikan suatu masalah daripada menghentikan orang untuk berbuat kerusakan itu sendiri.


Nasib memang tidak pernah dapat ditebak, begitu pula manusia. Makhluk berakal yang terlalu pintar sehingga sulit untuk dipahami. Mungkin Tuhan pun berdecak heran melihat tingkah polah kita yang semakin tidak karuan saja. Peradaban hanyalah bangunan batu, bukan pondasi moral dan tingkah laku.


Gila!!! Itulah kita saat ini. Apakah kita telah membunuh Tuhan dalam diri kita sendiri dan menukarnya dengan politik? Atau mungkin kita yang terlalu egois, mengambil keuntungan dari kematian seseorang demi kepentingan tertentu? Ataukah saya yang terlalu gila sehingga tidak dapat memahami kebenaran? Entahlah. Andai kita bisa bertanya pada anak muda itu. Dan bagiku, Tuhan tidak dapat diperdebatkan dan diajak berdebat.


gambar: mattthesamurai.deviantart.com

0 comments: