Minggu, 26 Agustus 2012

Bekerja di Tambang


Bagi sebagian orang bekerja di perusahaan tambang merupakan impian tersendiri. Dengan iming-iming gaji tinggi, fasilitas lengkap, dan sebagainya sangat menarik hati terutama bagi mereka yang sangat mengejar materi sebagai kebutuhan hidupnya. Namun tidak banyak orang yang tahu seperti apa bekerja di perusahaan tambang sebenarnya.

Remote Area
"Kan enak kerja di tambang, gajinya gedhe"
Kebanyakan perusahaan tambang berada di daerah terpencil bahkan di remote area (minimal satu jam perjalanan dari perkampungan terdekat). Itu berarti disana fasilitas publik masih terbatas. Begitu juga fasilitas hiburan, makanan, perdagangan, dan sebagainya yang serba terbatas.

Hal ini yang sering dikeluhkan oleh para rekruiter perusahaan tambang: banyak orang menginginkan bekerja di tambang,tetapi tidak banyak yang bersedia ditempatkan di site. Kebanyakan pelamar ingin bekerja di perusahaan tambang namun mereka menginginkan ditempatkan di head office di Jakarta, Balikpapan, atau kota-kota besar lainnya.

Selain itu perlu dipertimbangkan juga bahwa gaji yang besar tersebut akan diimbangi dengan pengeluaran yang besar. Di daerah-daerah tambang biasanya harga barang kebutuhan dan makanan akan menjadi sangat mahal. Selain karena terbatasnya transportasi dan barang dagangan yang ada, asumsi bahwa perusahaan tambang sebagai perusahaan dengan banyak uang membuat para pedagang di sekitar berani memasang tarif tinggi untuk dagangan mereka. Jadi pada akhirnya semua akan sama saja.

Sistem Rooster
"Gakpapa kok di daerah terpencil, kan cutinya lama dan dapet biaya tiket perjalanan"
Sebagian lainnya beranggapan bahwa meskipun di daerah terpencil tetapi mereka berasumsi akan mendapat "jatah" cuti dan pulang ke daerah asal dengan penerapan sistem rooster. Kebanyakan beranggapan bahwa sistem rooster berupa 3 bulan kerja dan 2 minggu libur.

Tapi sayangnya tidak semua perusahaan tambang seperti itu. Sistem rooster biasanya digunakan oleh para kontraktor tambang, sedangkan owner tambang kebanyakan menggunakan sistem kerja reguler dimana 5 hari kerja/minggu dan 8jam/hari. Meski menggunakan sistem reguler, namun jatah cuti lebih banyak yaitu 14 hari cuti dan 6 hari home leave.

Sedangkan untuk sistem rooster sendiri jangan diangap sebagai suatu hal yang menyenangkan. Biasanya sistem rooster menggunakan model 13 hari kerja dan 1 hari libur. Itu berarti dalam dua minggu kita hanya akan mendapatkan jatah libur satu hari. Jatah libur lainnya akan diakumulasikan menjadi hari off dimana biasanya karyawan akan dipulangkan ke daerah asalnya.

Selain libur satu hari dalam dua minggu, jam kerja yang ada juga tidaklah menyenangkan. Bekerja di kontraktor seringkali anda berangkat paling siang pukul 6 pagi (beberapa bahkan sebelum subuh sudah berangkat) dan pantang pulang sebelum matahari terbenam. Belum lagi jika mendapat giliran untuk shift malam. Maka bisa anda banyangkan bagaimana kehidupan tambang sebenarnya.

Fasilitas Lengkap
"Bekerja di tambang kan enak, fasilitas lengkap"
Biasanya perusahaan tambang memberikan fasilitas lengkap untuk para karyawannya. Mulai dari tempat tinggal, makanan, laundry, transportasi (terbatas), fasilitas olahraga, dan sebagainya. Hal ini tampaknya menjadi suatu hal yang sangat menggiurkan.

Fasilitas-fasilitas ini sebenarnya sebagai bentuk "penghibur" atas minimnya sarana hiburan di daerah tersebut. Dalam artian fasilitas tersebut memang tersedia, namun hanya itu saja ang ada. Terlebih dengan beban kerja dan jam kerja yang ada bisa jadi kita tidak akan bisa terlalu sering menggunakan fasilitas tersebut.

Keamanan
Kebutuhan akan keamanan merupakan kebutuhan dasar kedua setelah kebutuhan fisiologis menurut piramida Maslow. Namun sayangnya bekerja di perusahaan tambang berarti anda harus siap untuk berhadapan dengan rasa tidak aman.

Perusahaan tambang merupakan perusahaan dengan kapital dan kemampuan teknologi tinggi. Namun sayangnya perusahaan semacam ini justru berada di daerah terpencil dan cenderung tertinggal. Dampaknya adalah munculnya ketimpangan sosial yang sangat tinggi dan rawan konflik sosial.

Meskipun banyak program pengembangan masyarakat dan bantuan telah dikucurkan, namun potensi konflik sosial masih tinggi. Maka dari itu ada kelakar bahwa demonstrasi sudah menjadi hal yang sangat lumrah terjadi di perusahaan tambang. Hal ini dikarenakan perusahaan dipandang masyarakat sebagai bongkahan emas di pedalaman hutan.

No Pain, No Gain
Apa yang hendak saya sampaikan dalam tulisan ini adalah bahwa jangan pernah berpikir untuk bermalas-malasan dan mendapatkan hasil yang banyak. Hasil yang kita dapat nantinya sebenarnya adalah buah dari kerja keras kita sendiri. Dimanapun kita bekerja nantinya pasti ada kelebihan dan kekurangannya.

Sudah menjadi sunatullah kehidupan bahwa hasil berbanding lurus dengan usaha dan pengorbanan yang kita lakukan.Hal ini bahkan telah dijamin oleh Tuhan yang Maha Adil. Jadi jangan berharap akan mendapatkan hasil yang baik tanpa adanya usaha yang baik pula.

Bagaimanapun juga bekerja bukan sebatas mencari materi. Rasanya terlalu sayang jika kita manusia yang mulia ini harus tunduk dan menghamba pada materi. Lebih dari itu menurut saya bekerja berangkat dari hati. Setiap orang memiliki bidang kecocokannya masing-masing. Itulah yang paling utama, menemukan pekerjaan yang paling cocok dengan diri kita.

16 comments:

veve mengatakan...

luar biasa kim, ini bisa buka mata anak2 teknik yang ga bs mandiri, pengennya diberi duit terus ama perusahaan asing hahahaha

Unknown mengatakan...

Td.a mw pgen krj dpertambangn . Trnyata bgtu iah duka.a . Emh .

Muhammad Fiqri Alfayed mengatakan...

Apapun kekurangannya aku tetap ingin kerja di pertambangan

Anonim mengatakan...

Iya kim...sama pikiran kita. Sebenarnya sama aja kok gaji kerja di tambang ( di site ) sama gaji di kota...pendapatan besar pengeluaran besar juga..di bodohi aja ......hahaha

Anonim mengatakan...

saya bekerja ditambang sudah hampir 5 tahun,dan selama saya bekerja di pertambangan saya rasa hidup saya biasa saja,kalau bisa dibilang malah lebih baik dari sebelumnya...untuk soal gaji alhamdulillah lebih dari cukup,fasilitas semua keperluan dari tempat tinggal,fasilitas umum seperti klinik,mall,etc,makan 3x sehari,rokok,sampai baju kotorpun ada yang mencucikan,jadi semua pekerja tambang diharapkan konsentrasi kepekerjaannya saja tanpa ada gangguan,sebenarnya pekerjaan ditambang tidaklah seburuk yang dikira,sekian dan terima kasih.

Anonim mengatakan...

Saya baru 6 bln bekerja ditambang dan saya rasa aman2 saja,yah tergantung bagaimana kita menyikapinya..apapun yg kita kerjakan itu yg penting dinikmati..klo ga dinikmatin nanti jdi beban itu yg buat jdi ga nyaman..hehe

Unknown mengatakan...

wah sya semakin semnagat ingin Tambang, moga tahun In sya bisa masuk teknik Pertambangan UPN

Anonim mengatakan...

Mas2 anomin minta dong email hrd kantor ny. Sya frash graduate upn lgi cari2 ni

Anonim mengatakan...

Saya alumni tambng upn, smga ktrma dek

Anonim mengatakan...

Mas2 anomin minta dong email hrd kantor ny. Sya frash graduate upn lgi cari2 ni

MRX mengatakan...

Nyimak gan

Anonim mengatakan...

Saya bekerja Di tambang Sudah 10 tahun dan ke adaan baik baik saja..bahkan cukup untuk kehidupan sehari hari loster pun 8:2

Unknown mengatakan...

Wahh,,saya pengin tau pengalaman suka duka perjalanan karir hingga menjadi pegawai perusahaan tambang🙏

Bangunsemedi mengatakan...

Terima kasih info yang bermanfaat

Unrang mengatakan...

Saya pun sudah merasakan itu semua, namun sedih kena PHK harga anjlok... :(

dedi mengatakan...

Saya merasakan suka dukanya, yaitu jauh dari istri dan anak. Namun bahagianya gaji 25 juta/bulan.