Actualy i'm still boy who to against the world, not yet a man. But if i can choose, i want to be a boy in my entire life.
"Jika kau boleh memilih waktu, akankah kau memilih masa lalu?"
"Maksudmu?"
(sumber: gubraker.com) |
Suara seruputan kopi memecah keheningan percakapan. Kopi sore itu pahit, kurang cocok sebenarnya sebagai teman bercengkrama ditemani cahaya senja. "Suara memang tidak dapat dibungkam, ada saja cara mereka untuk keluar ke dunia. Dan seni adalah media terindah untuk itu."
"Kau yakin masa lalu lebih indah?", tanyanya sembari menatap truk berjalan menjauh. Masih terlalu dini di tempat tersebut untuk dapat tenggelam di dalam keriuhan.
"Lalu bagaimana dengan mantanmu?"
"Maksudmu?"
"Itu masa lalu bukan?"
"Yah seperti masa sekolah kita dahulu"
"Jadi menurutmu, mana yang lebih indah? Masa lalu atau saat ini?"
Pertanyaan tersebut mengakhiri segala perdebatan. "Kalaupun masa lalu lebih indah, itu karena kita masih kanak-kanak. Kita bisa bebas bersenang-senang. Tapi sayangnya dunia ini dikuasai dan dibangun oleh orang-orang dewasa. Orang-orang yang dengan serius mengabdikan hidunya dan berkorban demi kebaikan dunia."
"Kenapa kita tidak bersenang-senang sembari membangun dunia? Bayangkan saja seperi kita bermain balok susun. Bukankah kita merindukan masa kanak-kanak tersebut?"
0 comments:
Posting Komentar