Sabtu, 13 April 2013

Menjadi Manusia

Apa yang membuat manusia menjadi tidak lagi manusia?

Manusia memiliki kelebihan berupa akal dibandingkan makhluk lainnya. Akal-lah yang menjadikan manusia menjadi makhluk paling dominan di dunia ini. Bahkan dalam kisah Sulaiman, seorang ahli kitab (orang yang gemar belajar) adalah orang yang berhasil memindahkan singgasana Bilqis dibandingkan Jin tercerdik sekalipun.

Open Your Mind (oo-rein-oo.deviantart.com)


Namun apa jadinya ketika manusia berhenti belajar dan menggunakan akalnya? Ketika manusia tenggelam dalam rutinitas dan kesibukannya sehingga menjadikan mereka lupa akan esensi dari manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang terus berkembang dan mengembangkan dirinya. Bukan sebuah mayat yang hidup stagnan dan mengerjakan sesuatu secara berulang tanpa mengembangkannya.

Maka camkan ini dalam hidup kita, ketika kehidupan mulai terus berulang tanpa arah dan tanpa perkembangan, ketika bangun tidur di pagi hari menjadi sebuah beban karena kehidupan yang tidak menarik, ketika kehidupan berada di puncak piramida dan tiada lagi yang dapat didaki,  ketika hidup sudah tidak lagi memiliki arah tujuan dan semangat, maka itu saatnya untuk duduk sejenak dan berbalik arah.

Hiduplah dimana kita benar-benar hidup di dalam kehidupan kita. Dimana kita benar-benar menjadi manusia, yang berkembang dan mengembangkan dirinya. Hiduplah di dunia yang keras namun kita nikmati alih-alih di kehidupan nyaman yang membosankan. Dan berkembanglah.

Ketika manusia tidak lagi bisa menjadi lebih baik dari hari sebelumnya, maka sejatinya dia bukanlah manusia yang sesungguhnya. Dia adalah -apa yang disebut Sudjiwotedjo sebagai- SOBIMAN. Sosok binatang mirip manusia, namun dia bukanlah manusia. Karena dia tidak berkembang.

0 comments: