Selasa, 26 Mei 2009

sebuah dosa reformasi: antara cara lama dan new style (tanggapan terhadap isu neoliberal)


Negara ini negara apa sih?? Katanya sih bukan liberal, bukan sosialis, dan bukan Islam. Mereka berkata negara ini negara Pancasila. Namun seperti apakah negara Pancasila itu??

Negara ini adalah negara "banci", negara yang tidak jelas asal usulnya. Negara ini menolak Liberalis, namun ketika dikatakan bahwa negara ini cenderung ke sosialis sebagian masyarakat kiota berteriak.
Percaya atau tidak, yakin atau tidak, saya sendiri berpendapat Pancasila sendiri adalah kata lain dari "sosialis-Islam". Namun karena bangsa ini terlalu majemuki, maka konsep sosialis-Islam tersebut dijabarkan ke dalam poin-poin bahasa humanis, maka lahirlah PANCASILA. Namun sayangnya bahasa tersebut terlalu abstrak, maka kini yang terjadi adalah merekaa mencoba menjabarkannya sesuai keinginan mereka. Dan justru saat ini negara ini buukan cenderung ke sosialis maupun Islam, melainkan cenderung ke liberal.

Adalah sebuah kata yang diteriakkan pada 1998 mengubah arah bangsa ini, REFORMASI. Jika boleh dibilang, maka itu adalah sebuah kudeta tak terkonsep. Sebuah kudeta yang sebenarnya bukan bertujuan memperbaiki bangsa ini, namun hanya dikarenakan dendam personal yang digeneralisir. Coba anda lihat kseperti apa bangsa ini pasca reformasi, dimana bangsa kita berbicara dengan sok englis dan melupakan sumpah pemuda (sumpah kita sendiri); dimana tentara kita yang macan Asia kini mulai berkurang kekuatannya, bahkan kesejahteraan hanya karena sebuah phobia; dimana media massa membicarakan hal-hal yang tidak pantas dibicarakan dengan mengatasnamakan demokrasi; dimana kapitalis-kapiitalis mulai tumbuh dengan berlabelkan globalisasi; dan dimana terjadi peniruan budaya Barat dengan melupakan budaya sendiri dengan dalih modernisasi.

Teringat sebuah pertanyaan yang mengganjal, apakah budaya itu? budaya adalah hasil karya manusia. BUkan itu, apakah budaya adalah sesuatu yang stagnan atau terus berkembang? Budaya terus berkembang seiring perkembangan manusia. Pertanyaan yang utma adalah, ketika budaya baru muncul seiring perkembangan zaman, lalu dikemanakan budaya yang lama??

Yang terjadi adalah: selamat datang budaya baru, selamat tinggal budaya lama (hapus). Silahkan direnungkan sendiri, dimana hutan-hutan kita yang menghilang berganti bangunan kotak tinggi menjulang atas nama modernisasi? Dimana lagu-lagu dangdut, gamelan, musik tradisional, tari, yang kurang diminati dibanding lagu-lagu Barat, modern dance, gitar elektrik, dsb?

Ketika zaman dahulu negara kita dikenal salah satunya oleh karena militernya, kini seperti apa yang telah saya katakan, selamat datang budaya baru dan selamat tinggal masa lalu. Anggaran militer terus dipangkas, perusahaan-perusahaan dan yayasan-yayasan milik TNI juga dihapus. Sehingga yang terjadi adalah kesejahteraan yang kurang dan peralatan yang rusak. Atas nama apa itu semua? kekerasan sudah tidak zaman lagi. Padahal itu semua hanya karena sebuah phobia.

Oke bung, yang ingin saya katakan adalah tidak ada mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk antara cara lama dan new style. Semua sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan, Dan seperti yang telah saya katakan: saya lebih suka dengan cara lama, karena itu adalah cara kita sendiri dan bukan mencontek dari orang lain.

0 comments: