Sabtu, 25 Juli 2009
Indonesia Kids choice awards: eksploitasi anak?
Beberapa hari yang lalu saya menyaksikan sebuah acara yang bernama Indonesia Kids choice awards di sebuah televisi swasta. Seperti namanya, ketika pertama kalinya acara ini diadakan (kalau tidak salah pada tahun 2008) dalam promosinya, ini adalah sebuah acara sebagai wadah anak kecil untuk menunjukkan ekpresinya dalam dunia entertainment. Bahkan penyelennggaraannya pun tidak jauh-jauh dari hari anak nasional sehingga terkesan acara ini adalah sebuah bentuk hadiah dari televisi swasta tersebut yang bekerjasama dengan nickelodeon. Sekilas tampaknya memang acara ini didedikasikan untuk anak-anak. Akan tetapi benarkah demikian?
Acara ini dikemas dalam bentuk sebuah acara penghargaan dimana artis-artis atau musisi-musisi serta orang lain dalam dunia entertainment akan diberi penghargaan oleh anak-anak sesuai pilihan mereka. Bahkan anak-anak pun diberi kesempatan untuk ikut memilih melalui poling SMS sebelum hari pelaksanaan. Sampai disini tidak ada yang aneh dalam semua itu.
Namun ketika dalam pelaksanaannya saya menemukan beberapa hal yang cukup aneh. Pertanyaan pertama yang terlintas dibenak saya adalah apa manfaat acara tersebut bagi anak-anak itu sendiri? Okelah memang mereka (para juara) dipilih oleh anak-anak, lantas kenapa? Tetap saja mereka yang dipilih adalah para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu tentang cinta, selingkuh, dsb yang menurut saya itu jauh sekali dari apa yang seharusnya dikonsumsi oleh anak-anak. Tetap saja artis-artis yang mereke pilih adalah artis-artis dewasa yang seringkali memakai baju minim dalam penampilannya dan tentu saja menurut saya itu tidak selayaknya dikonsumsi anak-anak.
Bahkan dalam acara tersebut ditampilkan pula artis-artis dan penyanyi serta bintang tamu lainnya yang menurut saya penampilannya (secara fisik misalnya berpakaian) jauh dari apa yang layak dikonsumsi anak-anak. Bahkan ketika Luna Maya tampil bersama Ariel Peterpan dalam panggung tiba-tiba anak-anak serentak berteriak, “Cium..cium..” (biasanya sih hal seperti ini memang telah diatur oleh petugas di studio). Astaghfirullah, mau jadi apa generasi penerus kita?
Maka dari hal itu kita dapat mempertanyakan suatu hal: Siapakah yang sebenarnya diuntungkan dengan adanya acara ini? Menurut saya tentu saja yang paling diuntungkan adalah artis-artis dan para musisi yang mendapat penghargaan tersebut karena tentu saja hal ini akan menaikkan rating mereka. Pihak lain adalah penyelenggara acara tersebut karena mereka dapat menjual suatu tontonan yang cukup jarang diadakan (dengan embel-embel didedikasikan untuk anak-anak). Sementara anak-anak sendiri apa keuntungan mereka?
Seharusnya jika memang acara ini didedikasikan untuk anak-anak, mungkin jenis penghargaannya berupa penghargaan bagi penyanyii cilik, acara televisi yang bermanfaat bagi anak-anak, lagu-lagu untuk anak-anak, dsb yang tentunya dengan adanya penghargaan tersebut maka mereka yang berkecimpung dalam dunia entertainment akan lebih terdorong untuk memberikan kontribusi mereka pada dunia anak.
Contoh kecil saja misalnya penghargaan yang diberikan kepada penyanyi anak-anak tentunya akan mendorong tumbuhnya penyanyi-penyanyi lagu anak-anak yang kini telah mulai menghilang dan bukan hanya sekedar penyanyi dewasa yang bertubuh mini (lihat saja dalam acara AFI Junior dsb, meskipun penyanyinya adalah anak-anak akan tetapi lagu-lagu yang dinyanyikan jauh dari apa yang seharusnya dikonsumsi anak-anak).
Memang mungkin sudah saatnya bagi dunia entertainment untuk mulai memikirkan tentang dunia anak-anak. Jangan hanya berfokus pada mengambil keuntungan, meskipun dunia anak mungkin bukan industry yang menjanjikan, tetapi anak-anak kita sebagai generasi penerus tentunya perlu kita didik dan salah satunya adalah dari dunia entertainment. Marilah kita bersama-sama berkontribusi nyata demi generasi penerus bangsa ini.
Labels:
media massa,
pendidikan,
sosial
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar