Sabtu, 25 Juli 2009
jangan berjanji bila tidak mau menepati
Pagi ini saya cukup kaget ketika membaca judul berita headline di SKH Kedaulatan Rakyat (25/7/2009) yang menyatakan bahwa pemerintah menghentikan BLT mulai tahun depan. Sebenarnya saya pribadi kurang setuju dengan keberadaan BLT itu sendiri karena menurut saya itu kurang tepat.
Namun bukan itu yang membuat saya kaget, akan tetapi saya kembali teringat janji salah satu capres kita (yang tampaknya akan menjadi presiden untuk 5tahun ke depan) dengan slogan LANJUTKAN-nya dia berjanji akan melanjutkan program pro rakyat (BLT, PNPM, dsb) jika terpilih kelak. Akan tetapi baru saja KPU mengumumkan hasil perhitungannya dan belum pelantikan akan tetapi indikasi kebohongan sudah mulai tampak.
Saya sendiri tidak tahu apakah meengingkari janji adalah memang tipikal dari para politisi ataukah itu semua hanya dilakukan oleh oknum-oknum politisi tertentu. Saya sendiri selalu berpikiran positif bahwa itu semua hanya dilakukan oknum-oknum tertentu yang jumlahnya tidak banyak.
Akan tetapi memang janji politisi adalah sesuatu yang telah dianggap sebagai sampah oleh masyarakat. Itulah sebabnya angka golput dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan hingga mencapai 40% pada pemilu legislatif kemarin.
Bagi saya sendiri janji adalah sesuatu yang diperlukan untuk menunjukkan kesungguhan seseorang terhadap suatu hal. Janji juga merupakan sebuah kontrak moral yang pertanggungjawabannya akan dimintai dalam dunia sosial dan religius. Saya sendiri sangat setuju bahwa para politisi seharusnya berjanji. Bahkan jika para politisi tersebut tidak berhasil mewujudkan janjinya akan tetapi mereka telah berusaha saya akan tetap menghargai mereka.
Akan tetapi ketika mereka mengingkari janji tanpa berusaha maka saat itulah saya akan berkata bahwa mereka adalah sampah. Jika memang mereka tidak memiliki kesungguhan atau niat bersungguh-sungguh dalam melakukan apa yang mereka janjikan maka sebaiknya tidak usah berjanji saja. Karena janji bukan hanya berada di mulut, akan tetapi janji berdampak juga pada kehidupan sosial dan religius. Maka janganlah berjanji jika memang tidak ada niatan untuk ditepati.
Labels:
politik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar