Sabtu, 05 Juni 2010

Analisis film dokumenter BBC: Phobia Burung

Review Film
Jacqueline Kelly (Jackie) sudah sangat lama takut pada burung dan bulu. Sudah bertahun-tahun dirinya mencoba untuk mengobati phobia yang dialaminya. Dirinya pernah suatu kali bertanya pada dokter tentang apa yang dialaminya namun justru dirinya dianggap gila. Dia disuruh untuk membaca-baca buku tentang burung dan membuat rumah burung di halaman rumahnya. Sebenarnya dia pernah mencoba hal tersebut namun tidak berhasil menghilangkan phobia yang dialaminya.

Jackie bersedia menjadikan dirinya sebagai subjek sebuah penelitian dimana dirinya dipasangi alat tertentu untuk mengetahui kondisi dirinya ketika mendapati stimulus tertentu yang menyebabkan phobia. Ketika dirinya ditunjukkan sebuah stimulus berupa gambar bulu burung, detak jantungnya meningkat dari rata-rata yang hanya 80 menjadi 135. dari kamera termografik dapat dilihat juga bahwa perubahan ssuhu tubuhnya. Kulitnya terutama di kepala menjadi semakin panas.

Pengidap phobia sangat terganggu dengan ketakutannya. Jackie menjadi sangat jarang keluar rumah sehingga jarang bermain dengan anaknya di luar meskipun dia ingin melakukannya. Dirinya takut jikalau nanti di luar bertemu dengan burung. Bahkan suatu saat dirinya pernah mengajak putrinya berlibur ke pantai namun karena tiba-tiba muncul seekor burung dirinya langsung lari ketakutan dan meninggalkan anaknya. Ini menjadikan dirinya menjadi sangat menyesal atas ketakutannya tersebut.

Menurut Paul Salkovis seorang Psikolog Klinis dari Universitas Oxford, bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi phobia yang dialami Jackie adalah dengan menghadapinya. Penghindaran tidak akan menghasilkan apapun.

Pada awalnya Jackie mencoba mengobati phobianya dengan sebuah metode Hipnosis yang dilakukan oleh Costa Lambrias. Jackie sendiri mengakui bahwa ketakutannya tersebut sangat tidak rasional. Menurut Costa, Jackie mengalami suatu peristiwa yang sangat traumatis pada masa kecilnya yang berpengaruh pada dirinya saat ini. Insiden ini secara tidak langsung tertanam dalam alah bawah sadar Jackie. Dengan metode hypnosis, Costa mencoba mengkondisikan kembali alam bawah sadar Jackie.

Pada sesi ketiga terapi Jackie mendapat sebuah gambaran sekilas tentang suatu ingatan di masa kecilnya tentang seekor burung yang terjebak di rumah neneknya. Kemudian dirinya mencoba menemui neneknya untuk memastikan hal ini dan ternyata memang benar. Peristiwa inilah yang diperkirakan menjadi awal mula penyebab phobia burung pada Jackie.

Pada akhir sesi, Jackie bisa melihat burung dalam jarak tertentu tanpa merasa ketakutan. Namun secara tiba-tiba setelah beberapa saat rasa takut tersebut muncul kembali ketiki dirinya melihat burung lain dalam jarak yang lebih dekat. Dirinya sempat merasa menyerah terhadap apa yang dihadapinya.

Pada akhirnya Jackie memutuskan untuk melakukan terapi perilaku untuk mengatasi phobianya. dirinya menemui seorang psikolog klinis yaitu Profesor Paul Salkovis yang merupakan spesialis terapi perilaku. Terapi yang diberikan berupa menghadapkan klien terhadap stimulus yang menyebakan phobia secara bertahap. Mulai dari menunjukkan bulu burung dengan ukuran kecil dari jarak tertentu yang cukup jauh hingga secara perlahan mendekati klien kemudian beralih ke bulu dengan ukuran yang lebih besar. Pada akhir sesi Jackie berhasil mengatasi ketakutannya pada bulu.

Analisis Phobia
Phobia adalah penolakan dan ketakutan yang tidak rasional terhadap situasi, objek, atau aktifitas tertentu dimana memiliki konsekuensi penolakan yang kuat atau menyebabkan tekanan (VandenBos, 2007).
Dalam DSM-IV, phobia sendiri diklasifikasikan dalam beberapa jenis. Salah satunya adalah phobia spesifik dimana pasien memiliki phobia terhadap suatu objek tertentu yang spesifik. Phobia ini sendiri dibagi menjadi beberapa subtype (APA, 1994) yaitu:
  1. Animal Type
  2. Natural Environtment Type
  3. Blood-Injection-Injury Type
  4. Situational Type
  5. Other Type

Dalam kasus ini apa yang dialami oleh Jackie termasuk dalam Specific Phobia animal type yaitu ketakutan terhadap burung dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut (dalam kasus ini pada bulu). Para pasien penderita specific phobia memiliki kriteria diagnostik (APA, 1994) sebagai berikut:
  1. Ketakutan yang tidak beralasan yang kuat ditandai oleh munculnya atau antisipasi terhadap suatu objek atau situasi tertentu
  2. Kemunculan stimulus phobia hampir selalu menimbulkan respon kecemasan yang tiba-tiba yang pada akhirnya dapat menimbulkan serangan panik
  3. Klien/pasien menyadari bahwa ketakutannya tersebut tidak beralasan
  4. Situasi phobia akan selalu dihindari jika tidak akan memunculkan kecemasan yang intensif atau distress
  5. Penghindaran, antisipasi kecemasan, atau distress terhadap situasi yang menakutkan tersebut mengganggu rutinitas harian secara signifikan
  6. Bagi individu yang berumur kurang dari 18 tahun, gejala yang dialami ini minimal selama enam bulan
  7. Kecemasan, serangan panik, phobia yang berhubungan dengan objek atau situasi tertentu tidak perlu dihubungkan dengan kelainan mental lainnya.

Apa yang terjadi pada Jackie memenuhi seluruh kriteria tersebut. Setiap kali Jackie melihat stimulus berupa bulu burung ataupun burung itu sendiri maka akan menimbulkan suatu respon kecemasan yang intensif yang memunculkan penghindaran. Jackie sendiri menyadari ketakutannya tersebut tidak rasional dan mengganggu rutinitas hariannya.


Analisis Terapi
Terapi Hipnosis dan Psikoanalisis
Hypnosis adalah suatu kondisi psikologis dimana individu biasanya menjadi sangat mudah untuk menerima sugesti tertentu (Santrock, 2003). Metode hypnosis erat kaitannya dengan pendekatan psikoanalisis.
Poin utama dari terapi psikoanalisis adalah menghilangkan represi agar ego dapat tumbuh menjadi individu dewasa yang sehat. Psikopatologi sendiri merupakan akibat dari konflik tidak sadar yang terjadi dalam individu (Davison&Neale, 2001).

Dalam hal ini kejadian di masa lalu yang menimbulkan suatu konflik tidak sadar yang berakibat pada individu di masa kini. Terapinya adalah dengan cara melakukan katarsis atau melepaskan emosi yang terjadi pada masa lalu agar dapat menjadi individu yang sehat. Kelemahan dari terapi ini adalah sangat bergantung pada munculnya insight dalam individu tersebut.

Costa mencoba melakukan metode hypnosis pada Jackie untuk mengkondisikan kembali alam bawah sadar Jackie. Metode yang dilakukannya dengan cara menyuruh Jackie berada dalam posisi rileks sehingga mudah terhipnosis. Langkah-langkah tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Santrock (2003) yaitu:
  1. meminimalkan gangguan sehingga klien yang dihipnosis merasa nyaman
  2. orang yang melakukan hipnotis memerintahkan klien agar konsentrasi pada suatu hal yang spesifik misalnya membayangkan suatu pemandangan tertentu
  3. orang yang melakukan hipnotis memerintahkan klien agar semakin dalam memasuki alam bawah sadarnya
  4. orang yang melakukan hipnotis memberikan sugesti keppada kliennya untuk melakukan hal-hal tertentu

Phobia yang dialami Jackie diperkirakan Cossta juga berkaitan dengan sesuatu yang terjadi di masa lalu. Untuk itu Jackie mencoba mencari tahu apa yang terjadi di masa lalunya. Jackie mendapatkan informasi tentang kejadian di masa lalunya melalui cerita neneknya tentang sebuah pengalaman yang terjadi pada masa kecilnya namun telah dilupakannya.

Akan tetapi ternyata Jackie tidak berhasil mendapatkan insight dari pengalamannya tersebut sehingga terapi ini gagal menyembuhkan phobia yang dialaminya. Namun terapi hypnosis terbukti cukup berpengaruh pada Jackie terbukti bahwa Jackie sempat berhasil melawan phobianya pada burung sebelum akhirnya hal tersebut muncul kembali.

Kegagalan terapi hypnosis dan psikoanalisis ini bisa disebabkan beberapa faktor. Misalnya saja tidak tercapainya insight pada klien ketika menemukan peristiwa penyebab phobianya tersebut. Selain itu klien sendiri mungkin termasuk orang yang tidak terlalu terpengaruh oleh hypnosis. Hypnosis sendiri bergantung pada seberapa besar klien percaya pada orang yang melakukan hipnotis. Selain itu penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang lebih susah untuk dihipnotis dibanding orang-orang lainnya (Santrock, 2003).

Terapi Behavioral
Terapi perilaku menggunakan prinsip belajar untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku maladaptive. Salah satu metode yang paling sering digunakan adalah systematic desensitization. Yaitu sebuah metode dalam terapi perilaku yang berdasarkan pada teori classical conditioning dengan cara melawan kecemasan dengan melatih individu agar lebih santai dalam menghadapi suatu stimulus secara bertahap (Santrock, 2003).

Cara inilah yang digunakan Prof. Salkovis untuk mengatasi phobia yang dialami Jackie. Secara bertahap, Jackie dihadapkan pada situasi yang ditakutinya dan diajarkan untuk berusaha santai dalam menghadapinya. Pertama Jackie dihadapkan pada sebuah bulu kecil dari jarak yang lumayan jauh dan diajarkan untuk berusaha tidak takut menghadapinya. Setelah Jackie berhasil mengatasinya maka intensitas stimulus tersebut diperbesar dengan mendekatkan bulu tersebut kepada dirinya dan disuruh untuk berusaha santai dalam menghadapinya. Begitu seterusnya hingga akhir sesi. Pada akhirnya cara ini terbukti berhasil pada Jackie untuk mengurangi phobia yang dialaminya.

Daftar Pustaka:
__________. 1994. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder: DSM-IV 4th edition. Washington DC: APA.

Davison, G.C. & Neale, J.M. 2001. Abnormal Psychology 8th edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Santrock, J.W. 2003. Psychology 7th edition. New York: McGraw-Hill.

VandenBos, G.R. 2007. APA Dictionary of Psychology. Washington DC: APA.

*) ditulis sebagai tugas mata kuliah Psikologi Klinis Fakultas Psikologi UGM

0 comments: