Sabtu, 03 Oktober 2009

orang kanan di sebelah kanan

tahukah kawan? selama ini kami dikenalkan pada sebuah dunia baru. Dunia dimana tidak ada yang benar maupun salah, yang ada hanyalah orang kanan berada di sebelah kanan (right man on the right place). Mungkiin sebagian orang telah menerimanya sebagai sebuah pemikiran modern yang menonjolkan nilai-nilai humanisme yang agung, tapi bagi sebagian orang yang dianggap kolot pemikiran seperti itu dianggap menafikkan kebenaran yang hakiki.

Bagi kami, kebenaran dan kesalahan tidak ditentukan oleh tindakan ataupun niat yang baik dan buruk, akan tetapi apakah orang orang yang seharusnya berada di kanan tetap pada posisinya atau justru tidak berada di posisinya. Meskipun dia orang kiri, jika berada di tempat ang kiri maka itu tidaklah menjadi sebuah masalah. AKan tetapi jika orang kanan berada di sebelah kiri atau sebaliknya, baru lah itu semua menjadi masalah. Semua kebenaran dipandang sebagai suatu relativitas tergantung keadaan yang berlaku.

Ambillah sebuah contoh kasus dimana seseorang yang gemar menyimpan uang. Di satu sisi kami bisa bilang bahwa dia orang yang pelit akan tetapi bolehlah kami namai juga dia sebagai seseorang yang hemat, betapa relatifnya kah sebuah label baik dan buruk?

Oke contoh lain adalah tentang pembohong. Mugkin bagi sebagian orang pembohong adalah suatu hal yang buruk, tetapi bagi kami tergantung dia berada di posisi mana. Kalau kami boleh bilang, para penulis cerita fiksi adalah mereka para pembohong terhebat. Hanya saja mereka beradadi tempat yang tepat hingga orang-orang tidak mempermasalahkannya. Masihkah berikir kebenaran sebagai sesuatu yang mutlak?

Bagi kami segala perseteruan dan konflik yang ada hanyalah sebuah fenomena biasa dan tidak perlu diributkan. Kami tidak heran tentang pro kontra hukuman mati, bunuh saja sanak saudara mereka yang menolak hukuman mati maka mereka pasti akan berbalik medukung. Itu semua hanyalah konflik kepentingan egois yang dibungkus dengan nuansa nilai-nilai hebat. Begitu pula konflik lain antara mahasiswa dan penguasa, portal, partai, pemerintah, dsb.

Kawanku, maka jangan heran jika kalian melihat kami sebagai orang-orang apatis. Bukan karena kami tidak peduli, tapi karena kami terbiasa untuk menjaga jarak dan mengamati dari jarak yang cukup. Kami tidak mau terlibat dalam segala kebodohan itu baik sebagai pendukung atau penolak. Kalaupun kalian berkata kami apatis, maka kami pun hanya akan tertawa melihat semua yang terjadi dan apa yang kalian katakan. Mungkin kami memang orang yang sesat.

0 comments: