Honda sebagai pemegang pangsa pasar utama dalam keadaan pertumbuhan pasar yang relatif rendah jika dilihat dengan matriks BCG berada dalam kondisi cash cows. Dalam keadaan ini Honda menggunakan strategi Growth Strategy tingkat sedang dengan mempertahankan keadaannya saat ini dan tidak terlalu banyak melakukan perubahan terhadap produknya yang sudah dikenal masyarakat.
Hal ini sangat tepat mengingat langkah ini akan menghasilkan laba yang banyak tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk melakukan banyak inovasi dan tetap bisa mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin.
Berbeda dengan Yamaha yang berada di posisi kedua. Agar tidak kalah dari Honda secara mutlak maka Yamaha menggunakan Differentation Strategy (Porter’s) dengan menciptakan gambaran keunggulan motor Yamaha yang berbeda dari motor Honda yaitu sebagai kendaraan yang lebih cowok dengan mengandalkan performa kecepatan dan desainnya yang lebih sporty. Hal ini terlihat dari bagimana Yamaha mencoba mengiklankan motornya menggunakan pembalap-pembalap Internasional sedangkan Honda menciptakan gambaran keadaan motornya sebagai motor yang irit, awet, dan nyaman dikendarai.
Namun disisi lain Yamaha berusaha untuk mengalahkan Honda dan merebut posisi kedua dalam pangsa pasar di Indonesia. Untuk itu Yamaha menggunakan Analyzer Strategy (Miles&Snow) agar tetap dapat mempertahankan posisinya di pasar Indonesia terhadap serbuan motor China sambil menganalisis pasar untuk mencari celah mengalahkan Honda.
Ketika Yamaha melihat peluang dari motor matic, Yamaha berusaha meraih peluang tersebut dengan mengeluarkan produk Nouvo yang kemudian disempurnakan dengan Mio. Pada awalnya strategy yang digunakan dalam pemasaran Mio adalah Focused-Differentation Strategy (Porter’s) dengan hanya berfokus pada pasar pengguna sepeda motor wanita dan berusaha menonjolkan perbedaan produknya (motor matic) dibandingkan produk sepeda motor saat itu.
Ternyata munculnya produk ini sukses besar. Produk Mio berhasil mendapatkan pangsa pasar yang besar dan mengubah pertumbuhan pasar yang ada sehingga menempatkan Mio dalam posisi Stars (Matriks BCG) dan mengubah strateginya menjadi Growth Strategy atau Differentation Strategy (Porter’s) dengan meluaskan pangsa pasarnya yang semula hanya fokus pada perempuan menjadi untuk semua jenis kelamin dengan mengembangkan produk baru yaitu Mio Soul yang disainnya lebih menarik untuk laki-laki.
Honda yang merasa posisinya terancam kemudian juga berusaha mengembangkan sepeda motor matic dengan tetap mengandalkan produk yang awet, irit, nyaman dan elegan sementara Yamaha terus mengembangkan produknya yang performa kecepatannya lebih tinggi dan disain yang lebih sporty.
Adanya persaingan ini membuat pertumbuhan pasar sepeda motor di Indonesia menjadi tinggi dalam keadaan pangsa pasar sepeda motor yang tinggi sehingga mau tidak mau menempatkan kedua perusahaan ini dalam posisi stars dan menggunakan Growth Strategy dengan tetap berpegang pada Differentation Strategy dan mengembangkan keunggulan produk mereka masing-masing.
*) ditulis sebagai tugas kelompok prasyarat UTS mata Kuliah Prinsip-Prinsip Manajemen bersama Ajie L.P., M. Noor A., dan Ahmad S.A.
0 comments:
Posting Komentar