Jumat, 30 Maret 2012

Kesalahan Pendidikan Ilmu Sosial

Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan ilmu-ilmu sosial di Indonesia mengalami kesalahan fundamentalis yang cukup parah. Kesalahan ini berakar dari metode belajar mengajar yang kurang tepat ditunjang dengan kurikulum sesat. Akibat terbesarnya adalah adanya ketidaktepatan antara teori-teori yang dipelajari dengan kenyataan di lapangan. Gejala ini seringkali muncul terutama melalui adanya anggapan dunia teoritik yang jauh dari kenyataan.

Belajar (gasse.deviantart.com)


Perbedaan Fundamental
Di AS ilmu pengetahuan dibagikan menjadi dua jenis yaitu Art dan Science sedangkan di Indonesia pembagian ini lebih dikenal sebagai Ilmu-Ilmu Alam dan Ilmu-Ilmu Sosial. Keduanya sebenarnya memiliki karakteristik fundamentalis yang berbeda. Ilmu-ilmu alam mempercayai adanya kebenaran mutlak yang bersifat objektif, dimana kebenaran tersebut dapat diterima oleh semua manusia tanpa terkecuali. Misalnya batu yang dilepaskan akan jatuh ke bawah. Di belahan bumi manapun fenomena tersebut akan terus berulang tapa adanya perbedaan. Itulah yang disebut kebenaran mutlak yang bersifat objektif.

Lain halnya ilmu-ilmu sosial, meski hingga saat ini terdapat kecenderungan para ahli untuk mencari sebuah kebenaran objektif yang bebas nilai dan budaya, akan tetapi pada akhirnya para ahli tetap dipaksa untuk mengakui bahwa sangat sulit atau mustahil untuk menemukan satu kebenaran mutlak yang bersifat objektif. Ilmu sosial memang erat kaitannya dengan objektivitas, sehingga dalam ilmu sosial tidak dikenal adanya satu kebenaran mutlak tetapi adanya kebenaran yang beragam merunut dari berbagai versi.

Sehingga dalam pembelajaran ilmu sosial sangat diperlukan adanya ragam versi dalam penguasaan ilmu tersebut. Ilmu sosial harus dikembangkan dari subjektivitas masing-masing yang berasal dari beragam nilai dan budaya masing-masing. Hal ini diperlukan untuk memberikan gambaran secara lengkap dan terperinci terhadap keadaan yang ada serta demi mengembangkan keilmuan itu sendiri.

Kegagalan Sistem Ajar
Meski demikian kurikulum dan sistem pembelajaran di Indonesia saat ini gagal memahami adanya perbedaan fundamental tersebut. Setelah tumbangnya era Islam, ilmu pengetahuan alam dan tekonologi saat itu banyak yang diboyong ke masyarakat Eropa dan dikembangkan. Sejak masa itu disebutlah era reinassance dimana setelahnya sejarah mencatat AS-Eropa menjadi pusat peradaban dunia ditandai dengan kemajuan teknologi yang dimiliki.

Asia yang saat itu tertiggal kemudian mencoba belajar dari AS-Eropa. Termasuk salah satunya adalah Indonesia. Pada awalnya ilmu-ilmu yang diimpor tersebut merupakan ilmu-ilmu alam seperti teknik dan kedokteran. Hingga pada akhirnya muncul impor ilmu pengetahuan secara besar-besaran hingga saat ini dan tidak sebatas ilmu alam tetapi juga ilmu sosial. Impor ini dilakukan dengan metode copy cat yang masuk dalam kurikulum pembelajaran Indonesia.

Fenomena impor pengetahuan ini tentunya tidak menjadi masalah dalam ranah ilmu sosial dengan anggapan utamanya tentang kebenaran mutlak yang objektif. Akan tetapi tanpa disadari impor ilmu pengetahuan ini adalah tindakan yang salah dalam ranah ilmu sosial. Hal ini dikarenakan ranah ilmu sosial tidak mengenal adanya kebenaran ilmu mutlak sehingga ilmu-ilmu impor tersebut sangat rentan terhadap ketidakcocokan kondisi masyarakat pegimpor ilmu tersebut.

Masalahnya adalah sistem ajar ranah ilmu alam dan ilmu sosial disamakan. Ilmu alam dikembangkan dengan metode evaluasi dan inovasi. Langkah pertama adalah mengejar ketertinggalan dengan sebanyak mungkin menguasai ilmu-ilmu impor tersebut. Sedangkan langkah kedua adalah sekedar mengawinsilangkan dan menambahi atau inovasi dari ilmu-ilmu tersebut untuk menciptakan ilmu baru.

Begitu juga dalam ranah ilmu sosial. Pembelajaran didasarkan pada buku teks impor yang tentunya juga berisi ilmu pengetahuan impor. Ditambah dengan metode pembelajaran yang sifatnya evaluatif hanya sebatas melihat kemampuan siswa dalam menyerap pengetahuan impor tersebut. Pada akhirnya metode semacam ini hanya melahirkan buku-buku yang berjalan.

Diploma Disease
Cara pembelajaran seperti ini sebenarnya tidak terlalu menjadi masalah dalam level pendidikan diploma, SMA, dan kebawah. Namun menjadi masalah yang sangat berarti dalam tataran tingkat sarjana dan seterusnya. Hal ini dikarenakan sifat pendidikan sarjana yang bertujuan untuk mengembangkan keilmuan (baca: Mengenal Pendidikan). Celakanya kekurang pahaman terhadap perbedaan ini menimbulkan adanya pragmatisme pendidikan pada tingkatan sarjana yang justru memperparah keadaan ini (baca: Pragmatisme Pendidikan)

Maka dari itu salah seorang teman saya mencetuskan sebuah istilah yang disebut sebagai Diploma Disease. Istilah ini merujuk pada kecenderungan para mahasiswa tingkat sarjana yang justru menerapkan sistem pembelajaran model diploma yaitu sebatas copy cat terhadap ilmu yang sudah ada daripada mencari gagasan pemahaman secara keseluruhan. Dalam bahasa kasarnya, adanya kecenderungan mahasiswa untuk menghafal buku ajar demi persyaratan akademik (nilai) dibanding kecenderunngan untuk mencari pemahaman dan mengembangkan ilmu sendiri.

Jauh-jauh hari salah seorang peneliti Belanda yaitu Niels Mulder telah mengkritik metode pembelajaran yang kurang tepat diterapkan dalam ranah ilmu sosial ini. Mulder mengkritik bagaimana para mahasiswa Indonesia lebih diarahkan kepada penguasaan teori-teori asing yang kurang tepat terhadap budaya mereka dibandingkan dengan mengembangkan gagasan mereka sendiri. Akibatnya ilmu pengetahuan ini stagnan dan tidak berkembang serta kebijakan-kebijakan yang dihasilkan dari ilmu-ilmu tersebut seringkali merusak tatanan sosial yang telah ada.

Epidemi Akut
Celakanya penyakit ini telah menjadi epidemi akut di wilayah Asia. Pola-pola semacam ini ditemukan tidak hanya di Indonesia tetapi juga pada pembelajaran di negara-negara Asia lain semisal China dan Jepang. Pola-pola pembelajaran ini telah menjadi trend tersendiri dalam dunia pendidikan di Asia. Namun pola seperti ini kurang memberikan ruang untuk kelahiran ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru namun lebih sebatas inobasi dai apa yang telah ada. Jika kita lihat lebih teliti misalnya kita akan melihat bahwa meskipun Jepang dan China sudah cukup maju dalam bidang IT namun teknologi yang mereka hasilkan lebih ke arah inovasi dibandingkan sebuah penemuan baru.

Jika hal ini terus dibiarkan akan menjadi permasalahan tersendiri terutama dalam ranah ilmu sosial. Terlebih karena kebanyak ilmu yang telah ada saat ini berasal dari basis masyarakat yang memiliki nilai dan kebudayaan yang cukup berbeda. Disinilah kita perlu untuk melahirkan sebuah gagasan-gagasan baru yang lahir dari subjektivitas nilai dan kebudayaan kita sendiri. Karena jika bukan ilmu yang berubah maka nilai dan budayalah yang akan mengalami perubahan.

Maka perlu adanya perubahan fundamental dalam sistem pendidikan ilmu sosial saat ini. Ruang-ruang untuk  gagasan dan ide segar perlu dibuka lebih luas. Mahasiswa harus didorong untuk berpikir dan menganalisis, jangan sebatas menghafal ilmu-ilmu yang telah ada. Sistem penilaian pembelajaran harus didasarkan pada originalitas dan logika gagasan daripada literatur dan penguasaan teori (baca: Siapa Bodoh). Pola penilaian seperti ini akan memunculkan pemikir-pemikir ulung di masa mendatang alih-alih buku berjalan.

Selain itu perlu kiranya menilik kembali ilmu-ilmu dari buku-buku tua karya asli para ahli Indonesia daripada memenuhi rak buku perpustakaan denganbuku impor. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan adanya gagasan-gagasan asli yang telah dicentuskan sebelumnya dan menunggu untuk dikembangkan. Ini semua memerlukan sebuah kemauan yang besar dari pemilik kebijakan.

Senin, 26 Maret 2012

Bensin Naik Lagi

Bensin: Making the World Turn (officemr1980.deviantart.com)

Beberapa hari terakahir isu kenaikan BBM menjadi semakin panas. Berbagai aksi demonstrasi marak bermunculan di berbagai tempat. Bahkan beberapa pihak menuding adanya upaya makar. Di satu sisi TNI pun terpaksa keluar barak membackup POLRI dalam mengatasi demonstrasi yang jumlahnya semakin banyak. Ketidakpastian akan kebijakan itu sendiri dan berbagai macam spekulasi turut memperkeruh keadaan. Terlebih dengan adanya bumbu dari media massa dan partai oposisi yang sedang naik daun sehingga situasi politik menjadi  kian memanas. Namun entah mengapa Pak Presiden kita malah plesir ke negeri Komunis yang sedang mencoba menggenggam dunia.

Udah Pernah
Sebenarnya kenaikan BBM bukan pertama kalinya terjadi di Indonesia. Beberapa kali kenaikan pernah terjadi namun tidak sepanas kali ini. Pada era Megawati masyarakat cukup maklum BBM dinaikkan karena situasi ekonomi sedang mengalami kesulitan. Sebuah hal yang tidak dapat dipungkiri mengingat saat itu Indonesia sedang mengalami keterpurukan pasca krisis moneter 1998. Bukan itu saja, pada era SBY-JK harga BBM juga pernah naik. Hal itu dilatarbelakangi melambungnya harga minyak dunia. Maka saat itu masyarakat menjadi maklum dengan kenaikan tersebut.

Di sisi lain adalah bagusnya manajemen pengumuman kebijakan. Pada kenaikan-kenaikan sebelumnya pengumuman kebijakan tersebut langsung disampaikan secara gamblang dan tegas. Dilanjutkan dengan pelaksanaan yang dilakukan dalam waktu yang tidak berselang lama. Hal ini menyebabkan berbagai spekulasi dan penolakan tidak sempat tumbuh dan berkembang dengan liar. Sebuah ketegasan dari seorang pemimpin yang memberikan jaminan dalam bentuk kepastian masa depan, bukan keragu-raguan.

Memahami Oposisi
Mari kita kembali untuk memahami sebenarnya apa itu subsidi BBM. Subsidi BBM pada awalnya adalah selisih keuntungan hasil penjualan minyak Indonesia dengan pembelian minyak untuk konsumsi. Prinsip model seperti ini sebenarnya semi-sosialis dimana negara memberikan rakyatnya kemudahan dalam berbagai sektor termasuk BBM. Namun sayangnya selisih keuntungan tersebut semakin lama semakin menipis mengingat sumber daya alam minyak Indonesia yang juga semakin habis. Maka pada akhirnya subsidi tersebut justru membebani APBN karena harus diambilkan dari sektor penerimaan lain. (Lebih lanjut baca: Sedikit Mengenal Minyak Indonesia)

Namun dalam kondisi ekonomi Indonesia yang sedang sehat saat ini, pihak oposisi mempertanyakan alasan menaikkan harga BBM. Ketika APBN Indonesia sedang gemuk mengapa bisa muncul anggapan bahwa subsidi BBM membebani APBN? Jika anggaran yang direncanakan untuk subsidi kurang, mengapa tidak ditambah saja porsinya?

Selama ini BBM dianggap sebagai barang konsumsi saja. Padahal menurut pihak oposisi, BBM di satu sisi juga merupakan barang modal. Dengan adanya BBM murah maka perekonomian menjadi semakin maju dan berkembang. BBM murah juga memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Jadi mengapa tidak mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk subsidi BBM yang pada akhirnya akan dinikmati masyarakat banyak?

BBM sendiri juga telah menjadi salah satu barang pokok dalam kehidupan. Kenaikan harganya akan memiliki efek domino dan berpengaruh pada komoditi-komoditi lainnya. Inflasi akan meningkat, selain itu dikhawatirkan kenaikan harga ini akan memperburuk kondisi ekonomi dan meningkatkan jumlah orang miskin di Indonesia.

Terlebih dengan adanya tuduhan kepentingan asing di balik pengurangan subsidi ini, maka isu kenaikan harga BBM ini menjadi semakin panas. Kenaikan harga BBM akan membuat selisih harga BBM pemerintah (yang dikelola pertamina) menjadi semakin tipis dengan BBM swasta (semisal Shell, Petronas, dsb) yang tentunya akan menguntungkan pihak swasta asing tersebut. Ditambah dengan adanya isu neoliberalisme yang bertujuan menghapus berbagai macam subsidi demi pasar bebas yang kurang memihak negara berkembang dan kurang sesuai dengan grand design negara Indonesia.

Sisi Lain
Di sisi lain anggaran subsidi BBM selama ini dianggap sebagai sebuah pemborosan. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa BBM kebanyakan dinikmati kendaraan-kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum atau pegangkut barang. Terlebih dengan banyaknya pasaran kendaraan murah di Indonesia membuat konsumsi BBM menjadi semakin mengganas. Konsumsi BBM untuk kendaraan pribadi menunjukkan bahwa selama ini BBM lebih banyak digunakan oleh kalangan menengah atas, yang notabene dianggap mampu secara ekonomi untuk membeli BBM tanpa subsidi.

Begitu juga dengan meningkatnya konsumsi BBM dan tidak diimbangi dengan produktivitas BBM Indonesia maka anggaran yang dibutuhkan semakin meningkat. Hal ini diperparah dengan adanya embargo Iran yang melambungkan harga minyak dunia sehingga beban APBN menjadi semakin besar. Anggaran sebesar itu dan lebih banyak dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas, menjadi pertanyaan tersendiri apakah sudah tepat kebijaksanaan tersebut.

Maka dari itu sebagian ahli menyatakan bahwa alangkah lebih bermanfaatnya jika anggaran yang selama ini digunakan untuk membayar subsidi BBM dialihkan untuk hal-hal lain semisal pendidikan dan kesehatan. Hal inilah yang menguatkan dorongan untuk mengurangi anggaran yang dihabiskan pemerintah untuk mensubsidi harga BBM. Terlebih masyarakat kini mulai menyadari bahwa pendidikan dan kesehatan merupakan hal utama yang seharusnya dapat dipenuhi oleh pemerintah.

Bijaksana
Perubahan memang kata-kata yang indah, namun bukan sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan (baca: Perubahan #2). Perubahan selalu menimbulkan gejolak sosial, ibarat sebuah mangkuk berisi air yang dipindahkan (baca: Analogi Mangkuk). Terlepas dari prinsip mana yang anda pegang dalam menyikapi kenaikan BBM, maka ada hal-hal lain yang juga kita perlu cermati.

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah adanya kenyataan bahwa konsumsi BBM di Indonesia terlalu berlebiha. Terlebih karena kebanyakan BBM tersebut digunakan untuk kendaraan pribadi, dimana sebenarnya hal tersebut dapat ditekan. Misalnya saja dahulu ketika BBM mencapai angka enam ribu per liter, orang menjadi lebih bijaksana dalam menggunakan BBM. Aktivitas-aktivitas yang tidak perlu dihindari. Semisal sekedar membeli makanan dalam jarak dekat maka lebih disarankan untuk berjalan kaki atau bersepada.

Namu tidak saat ini. Jarak yang sangat dekat pun terkadang ditempuh dengan kendaraan bermotor karena kita terlalu malas. Pergi sendirian lebih memilih menggunakan mobil padahal sudah tentu mobil jauh lebih boros daripada BBM. Kita terlalu malas, dan kita terlalu manja. Kita menggunakan BBM dengan borosnya tanpa berpikir bahwa uang yang kita hamburkan dapat kita gunakan untuk kepentingan lain.

Maka dimana para aktivis lingkungan dadakan yang menyuarakan keselamatan lingkungan? Entah kenapa saya menjadi berpikir mungkin ada baiknya jika BBM dinaikkan. Sama seperti halnya terkadang kita harus mendapatkan sakit agar dapat bersyukur terhadap kesehatan yang kita dapatkan selama ini. Bijaksanalah. Bukan impian muluk untuk menyingkirkan kendaraan bermotor, tetapi hematlah semampu kita.

Minggu, 25 Maret 2012

Analogi Mangkuk

Apa yang terjadi jika sebuah mangkuk berisi air dipindahkan? Jawabannya adalah bergoyang. Seberapapun tenang air tersebut pada akhirnya ketika kita memindahkan mangkuk tersebut air di dalamnya akan bergoyang kesana kemari.

Itu lah perubahan. Perubahan selalu mengganggu ketenangan yang telah tercipta selama ini. Harmoni yang menentramkan jiwa manusia. Itu juga yang membuat masyarakat Jawa tidak terlalu suka dengan perubahan.

Namun kini orang berkata perubahan itu pasti. Lalu bagaimana seharusnya perubahan itu terjadi? Ibarat memindahkan mangkuk berisi air agar tidak tumpah, ada dua cara yang perlu dilakukan. Pertama adalah perbesar mangkuknya agar mampu menghadapai perubahan. Kedua pindahkan secara perlahan, jangan sampai mengganggu ketenangan yang ada.

Bagaimanapun juga kita tidak pernah ingin menjadi orang yang tumpah sebagai tumbal dari perubahan, pun orang lain juga serupa. Maka bijaksanalah dalam merancang perubahan.

kubes.net


*) analogi ini saya pelajari dari seorang teman yang mengajarkan kebijaksanaan kepada saya tentang apa arti perubahan

Minggu, 18 Maret 2012

Perubahan #2

ketika mulut mulai lelah berbicara, ketika otak lalah berfikir mencari sebuah jalan yang dinamakan solusi, ketika pengkajian mendasar akan suatu masalah dirasa memakan waktu dan ketika itu ,tangan terangkat! tubuh bergerak berontak!. MAHASISWAKAH itu? (Syakuf Raik)

Perubahan. Kata yang menjadi indah dalam forum-forum menatap masa depan. Forum yang dihadiri intelektual muda itu untuk menunjukkan dirinya intelek. Forum yang menyajikan impian-impian yang dikemas dengan alunan kata indah yang memabukkan. Membuat semua orang percaya dengan kepalsuan manis yang diucapkan.

Lidah memang tidak bertulang. Itulah mengapa lidah dengan mudahnya memlintir kesana kemari menipu banyak telinga dengan janji palus yang sebenarnya sudah menjadi rahasia umum akan kepalsuannya. Namun dengan lihainya lidah melompat kesana kemari meyakinkan telinga-telinga itu untuk percaya. Bahwa manusia harus keluar dari zona nyaman. Bahwa manusia harus terus menerus berubah.

Namun perubahan tidak semudah lidah beratraksi. Begitu pula bagi para intelektual yang menyerukan akan perubahan, namun mereka tidak mau berubah. Siapa mau berubah?

biofule (achmadzacky88.deviantart.com)

Jumat, 16 Maret 2012

Siapa Durhaka?

Masa remaja merupakan masa dimana kita merasa sebagai pribadi yang telah dewasa dan mapan. Kita cenderung memberontak, melawan hukum-hukum serta aturan yang ditetapkan orang tua kita. Membangkang, atau bahkan berdiri di hadapan sembari menunjuk-nunjuk dengan jari teracung seolah mereka musuh kita.

Meski pada akhirnya kita akan kembali tunduk di meja makan ketika lapar dan memakan makanan yang disediakan musuh kita tersebut. Tidur dalam kehangatan dan kenyamanan rumah yang setiap jengkalnya dibangun oleh mereka. Pada akhirnya kita tetap tidak bisa hidup tanpa mereka.

Kita hanyalah anak kecil yang merasa sok berkuasa dan menganggap diri paling hebat. Sampai pada akhirnya kita menyadari bahwa diri kita bukanlah apa-apa tanpa mereka, dan juga di mata Tuhan. Kita terlalu asyik daalam imajinasi mimpi yang kita bangun disaat diri kita bahkan belum sanggup meneteskan keringat. Kita memang masih remaja dan kita masih bergantung.

...

Begitu pula sebagai rakyat kita masih remaja ...
Lalu jika demikian siapa yang durhaka?

Waktu Masih Jagoan (sndjitotok.deviantart.com)

Rabu, 14 Maret 2012

Selingkuh

Kenapa orang justru tidak percaya kepada polisi, ketika mereka menangkap anggotanya yang kedapatan mendapatkan narkoba? Seolah semua polisi menjadi busuk. Lupakah bahwa mereka yang menangkap juga polisi?


Ini sama saja ketika menuduh semua lelaki suka selingkuh, padahal mereka berselingkuh dengan wanita jua.


...


Terkadang mata kita terlalu peka memandang keburukan.

Sabtu, 10 Maret 2012

Perjuangan

Saya banyak bertemu orang-orang yang setiddaknya mengaku bahwa mereka siap mati untuk Tuhan mereka. Mati syahid demi membela Tuhan mereka masing-masing.

Namun berapa banyak orang yang bisa kutemukan, yang berani hidup untuk Tuhan mereka? Bertindak untuk menegakkan perintah Tuhan mereka?

Atau mungkin manusia terlalu oportunis. Hidup senang di jalan setan menikmati surga dunia, mati di jalan Tuhan menikmati surga yang sesunggunya. Pun demikiankah?

Karena hidup adalah perjuangan yang sesungguhnya.

Say, "Indeed, my prayer, my rites of sacrifice, my living and my dying are for Allah , Lord of the worlds. (6:162)


life (dholl.deviantart.com)

Jumat, 09 Maret 2012

Kacamata #2

Kau tahu? Tidak ada orang yang pernah tahu seperti apa dunia sebenarnya. Sejak kecil kita telah dipakaikan kacamata untuk memandang dunia. Kacamata agama, kacamata budaya, kacamata idealisme, kacamata politis, dan kacamata-kacamata lain.

Dunia telah diburamkan oleh kacamata kita, dan semua yang kita lihat dipandang sebagai kebenaran. Maka demikian, kebenaran kita diburamkan oleh kacamata kita. Meski semua yakin bahwa kacamata kita lah yang terjernih.

Disinilah lahir keyakinan. Kepercayaan akan dunia yang ada di balik lensa buram kacamata, dunia yang sesungguhnya.

Aku sungguh tidak tahu tentang kacamatamu, pun tentang panorama yang kau tangkap dengan kedua bola matamu. Tapi bagiku, dunia yang sesungguhnya, yang aku yakini, adalah dunia dengan penuh cahaya. Meski mataku tak sanggup menahan semua cahaya itu saat ini, maka lensa buram kugunakan agar lebih teduh.

Dan aku adalah orang Islam, yang hidup dengan dan di dalam budaya Jawa. Bukan sebaliknya.
Kulo nyekseni menawi mboten enten  Tuhan kajaba Gusti Allah SWT, lan kulo nyekseni Muhammad iku Rasul utusanipun Gusti Allah SWT
Allah (saesm.deviantart.com)