Minggu, 07 Juni 2009

balada kios dipinggir jalan (1)


Alkisah terdapatlah seorang juragan kaya pemilik sebuah kios dipinggir jalan. Kios tersebut sangatlah berpotensial dan letaknya sangat strategis. Kini hampir selesai kontrak 5tahun penyewaan kios tersebut dan saatnya pembaharuan kontrak untuk 5 tahun mendatang. Namun sang pemilik kios masih bingung akan menyewakan kiosnya tersebut kepada siapa.
Selama 5tahun ini, kios tersebut dikontrakkan kepada dua orang perantau dari pacitan dan dari makassar. Dan selama ini sebenarnya apa yang dilakukan mereka tidaklah buruk, mereka menggunakan kios tersebut untuk berjualan makanan. Mungkin jika mereka berdua memperpanjang kontrak mereka untuk 5 tahun ke depan sang juragan akan langsung menyetujuinya. Akan tetapi kenyataan berkata lain. Kini dia dihadapkan pada 3 penyewa yang berbeda.

Penyewa yang pertama adalah salah satu dari penyewa terdahulu yang berasal dari Makassar. Namanya uJe, kini dia berpisah dengan temannya dari Pacitan dan berniat menyewa sendiri dengan istrinya yang juga merupakan teman lamanya, atau boleh dibilang juga sebagai mantan pacarnya.
Selama lima tahun ini, dia merasa diperlakukan tidak adil oleh kawannya dari Pacitan tersebut. Betapa tidak, uang modal usaha usaha sebagian besar dari dirinya. Akan tetapi selama ini dia lah yang banyak memasak di dalam dapur sedangkan temannya dari Pacitan tersebut hanya asyik2an duduk di meja kasir. Jika ada pelanggan yang komplain, langsung saja uJe disuruh maju, jika ada pelanggan yang puas, maka temannya dari Pacitan tersebut datang tersenyum dan menyalam pelanggan tersebut. Sehingga tidak heran jika temannya-lah yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai pemilik warung makan tersebut, sedangkan si uJe yang notabene penanam modal yang terbesar hanya dianggap sebagai pegawai rendahan.
Hal ini lah yang menyebabkan mereka berpisah. Selain itu si uJe sendiri pengin segera kawin. Sehingga dia pengen punya usaha milik dia sendiri sebagai modal perkawinannya. Karena keburu pengen kawin inilah maka masyarakat sekitar memanggil uJe dengan sebutan uJe KaWIN (JeKaWin).
Kini dia dengan istrinya yang dulu sempat berpisah selama beberapa saat karena istrinya menginginkan untuk mendirikan partai sendiri berniat mengontrak kios tersebut untuk dijadikan warung makan seperti sebelumnnya dengan ditambahkan toserba di dalamnya yang disebut warung Nusantara. Kehadiran warung Nusantara ini tentu sangat diharapkan oleh para pedagang sekitar karena mereka yakin nantinya keberadaan warung ini akan membantu mereka dalam kulakan dan mereka tidak perlu repot-repot memasak karena mereka adalah orang-orang sibuk.

Penyewa kedua adalah seorang penjual sepeda motor Honda. Oleh masyarakat sekitar mereka sering dipannggil si MegaPro, bukan karena mengapa tetapi karena setiap kali berpergian mereka selalu menggunakan salah satu sepeda motor dagangan mereka yaitu MegaPro. Padahal nama asli merekaa adalah Wati dan Bowo. Wati sebelumnya sempat mengontrak kios ini namun hanya selama 3 tahun menggantikan pengontrak sebelumnya yang secara tidak sengaja terkena sakit mata. Wati sendiri telah lama menggeluti dunia ini sehinngga memiliki jaringan yang cukup luas dan pelanggan yang setia. Kini dia dibantu temannya seorang saudagar kaya mantan polisi ingin mencoba usaha mereka kembali di kios tersebut.
Mereka ini memang cukup berbeda dengan dua penyewa lainnya yang ingin menggunakan kios tersebut untuk berjualan sehari-hari. Mereka lebih membidik konsumen yang mementingkan harga diri daripada sekedar makanan karena mereka percaya, jika masyarakat memiliki sepeda motor sendiri maka mereka akan bisa mencari uang sendiri sehingga mereka bisa membeli makanan dari pekerjaan mereka itu. Tentu saja kedua orang ini sangat diharapkan oleh para masyarakat pengangguran dan masyrakat pecinta motor.

Sedangkan penyewa yang ketiga adalah penyewa yang sebelumnya. Dia adalah anggota dari PPIR (Persatuan Pedagang Indomi Rebus) dan dia sangat bangga dengan hal itu sehingga dia senang sekali mengidentikan dirinya dengan indomi. Dia biasa disebut Tuan Indomi. Sebenarnya Tuan Indomi ini tidak menyebutkan secara jelas mau menggunakan kios tersebut untuk apa nantinya, dia hanya berkata akan me-lanjutkan menyewa untuk 5 tahun kedepan. Kini dia ditemani pembantunya yang setia bernama Budi yang baru saja dia angkat baru-baru ini. Jujur selama ini dia menngaku kecewa dengan temannnya yaitu si uJe dalam menjalankan bisnis ini karenaa terkadang si uJe itu berbuat semaunya sendiri tanpa berembug denganya dahulu. Makanya kini dia lebih memilih seorang pembanntu untuk menemaninya daripada seorang partner bisnis.
Tuan Indomi ini di mata masyarakat umum terkenal sebagai orang yang "alon-alon waton kelakon", santun, murah hati, dan disenangi ibu-ibu karena ketampanan dan postur tubuhnya. Apalagi akhir-akhir ini dia rajin ke masjid sehingga banyak orang yanng makin bersimpati kepadanya. Secara umum, banyak orang bersimpatik padanya dan percaya padanya sehingga meskipun dia tidak mengatakan akan digunakan untuk apa kios itu nantinya tetapi ada semacam kepercayaan dari pemilik kios dan masyarakat sekitar bahwa si Tuan Indomi ini nantinya akan melanjutkan usahanya yang dahulu.

Kini pemilik kios ddsedang mempertimbangkan siapakah diantara mereka yang cocok menempati kios tersebut. Karena pemilik kios tersebut berharap kiosnya akan digunakan untuk yang terbaik.

0 comments: