Jumat, 30 Januari 2009

NEGARA KELIMA, novel yang sebaiknya anda baca.

aguBaru-baru ini saya membaca sebuah novel yang beagi saya cukup menarik. Apalagi novel tersebut dikarang oleh ES ITO, pengarang yang saya kagumi lewat karya sebelumnya yang berjudul Rahasia Meede. Berikut cuplikan tentang novel Negara Kelima karya ES ITO yang saya copi dari situsnya:

Negara Kelima

Sebuah Pembunuhan Berantai, Sebuah konspirasi Gila Terbentang, Sebuah Pentanyaan Benua Atlantis Terjawab.


ISBN: 978-979-024-045-2

Hal. :446 hal. Koran

Ukuran: 13 x 20 cm

Terbit: Mei 2008

Serangkian aksi teror yang diduga digalang oleh Kelompok Patriotik Radikal (KePaRad) mengacaukan sejumlah situs pemerintah, sistem perbankan, dan sistem keamanan di beberapa pusat keramaian. Keinginan mereka dengan jelas dapat diketahui dari pesan yang mereka tinggalkan dalam setiap aksinya:

Bubarkan Indonesia
Bebaskan Nusantara
Bentuk Negara Kelima

Pembunuhan putri seorang perwira menengah Polda Metro Jaya menjadi titik awal untuk membongkar siapa KePaRad ini sebenarnya. Tapi tidak hanya itu yang terbongkar. Konspirasi di balik tembok lembaga kepolisian pun turut terancam dengan ditumbalkannya seorang inspektur bernama Timur Mangkuto.
Pelarian sang inspektur menyajikan teka-teki tanpa akhir. Setiap kali misteri lama terbongkar, misteri baru bermula. Seiring dengan itu, teka-teki mengenai Atlantis dan kaitannya dengan kejayaan Nusantara pada masa lalu secara perlahan ikut terkuak. Namun, benarkah Indonesia akan berakhir demi terbentuknya Negara Kelima?

Saya benar-benar takjub setelah membacanya. Seharusnya ES ITO dikategorikan bersama Komodo sebagai aset bangsa yang harus dipelihara dari kepunahannya. Karya-karya ES ITO (seperti dalam Rahasia Meede dan Negara Kelima) selalu mengaitkan fakta-fakta sejarah yang menarik tentang bangsa ini.  Selain itu gambaran realita kehidupan metropolitan yang telah diracuni oleh Barat sehingga melupakan kearifan dan kebesaran bangsanya sendiri cukup membuat sindiran yang bagus dan membuat buku ini layak dibaca. Terutama bagi para pemudanya yang tanpa sadar telah diracuni oleh-pikiran-pikiran Barat.

Penggunaan sejarah yang rumit dan memasukkannya dalam cerita ini menjadi daya tarik tersendiri. Anda dapat belajar sejarah secara tidak langsung meskipun terkadang fakta-fakta sejarah yang ada dihubungkan menjadi sebuah teori konspirasi yang terkesan mengada-ada menjadi sesuatu yang tampak masuk akal. Penggunaan sejarah sebagai pembentuk misteri mirip dengan cerita dalam da vinci code dan national treasure dimana untuk memecahkan sebuah misteri anda harus menyelami sejarah bangsa anda sendiri (yang selama ini sering anda anggap tidak penting). Jangan heran ketika suatu saat nanti anda menemukan fakta sejarah yang sama dari sumber sejarah yang valid yang sesuai dengan cerita tersebut. Ini menimbulkan suatu kesan tersendiri yang membuat cerita tersebut semakin terasa nyata.

Selain itu misteri yang berputar-putar akan membuat anda lebih tertarik untuk mebaca halaman-halaman berikutnya. Kejutan-kejutan yang ada dalam penokohan tiap karakternya juga akan memberikan surprise yang tersendiri. Saya jamin ceritanya tidak akan simple seperti dalam cerita-cerita biasa.

Dalam novel pertamanya Rahasia Medee menceritakan tentang pembunuhan berantai yang terhubung dengan gerakan radikal Anarki Nusantara serta perburuan Harta Karun VOC. Sedang dalam buku keduanya yang berjudul Negara Kelima menceritakan tentang pembunuhan berantai yang berhubungan dengan teori keberadaan Atlantis.

Jika anda berpikir ini sebuah novel berisi sejarah panjang yang membosankan maka anda salah. Novel-novel ini berisi aksi, konspirasi, persahabatan, pengkhianatan, nasionalisme, dan sindiran-sindiran sosial yang sangat menarik. Jika anda penggemar buku-buku Barat semacam Harry Potter, Da Vinci Code, dan sebagainya, maka cobalah untuk membaca novel ini. Novel ini saya jamin tidak kalah menarik dan member efek positif berupa semangat Nasionalisme daripada pemikiran-pemikiran materialisme yang mengagungkan Barat serta mengkerdilkan Timur yang ada dalam buku-buku Barat. Semoga para penulis yang berjiwa Nasionalis seperti beliau bisa terus berkarya dan mendapatkan tempat yang utama di Bangsanya sendiri.

Rabu, 28 Januari 2009

Mengapa golput?


Baru-baru ini MUI mengeluarkan beberapa fatwa tentang hokum dari beberapa hal yang sedang banyak diperbincangkan saat ini. Diantaranya adalah fatwa haram golput. Fatwa ini (dan juga fatwa tentang rokok yang dikeluarkan secara bersamaan) menimbulkan banyak kontroversi. Banyak Pihak menyudutkan MUI dan berpendapat MUI telah melewati batas-batas kewenangannya dalam mengeluarkan fatwa. Benarkah demikian?

Fatwa haramnya golput keluar bersamaan dengan akan diselenggarakannya pemilu. Hal ini menyebabkan banyak orang berprasangka bahwa fatwa ini merupakan sebuah produk politik. Apalagi yang mencuatkan opini tentang hukum dari golput itu sendiri adalah ketua MPR yang juga salah satu tokoh politik Indonesia (yaiyalah, namanya juga ketua MPR!).

Seperti yang telah saya tulis sebelumnya dalam artikel menilik fatwa berhala Sembilan senti, tugas seseorang yang telah berilmu (dalam hal ini MUI) ketika ditanyai seseorang atas suatu hal yang dia ketahui maka wajib menjawabnya. Dalam hal ini saya rasa sudah benar MUI mengeluarkan fatwa tentang ini karena masyarakat sudah mempertanyakannya (sebenarnya tanpa dipertanyakan pun MUI boleh mengeluarkan fatwa, tetapi ketika sudah ditanyakan maka hukumnya menjadi wajib). Apakah MUI sudah melewati batas kewenangannya pun saya rasa tidak. Karena seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, Islam bukan hanya agama, tetapi juga pedoman hidup yang meliputi segala aspek. Adanya pemikiran bahwa MUI telah melewati wewenangnya hingga turut campur dalam dunia politik justru menunjukkan betapa pikiran kita telah diracuni oleh paham Sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan termasuk di dalamnya politik (mengenai darimana dan betapa bahayanya racun ini bisa dilihat dalam artikel dimanakah yang disebut netral dan kita ini Timur mengapa harus menjadi Barat).

Pertanyaannya sekarang adalah mengenai hukum golput sendiri apakah benar Haram? Kebetulan dalam mata kuliah Kewarganegaraan kemarin saya banyak mengkaji tentang golput. Ada sebuah iklan Pilkada Jakarta yang sangat menarik bagi saya (silahkan anda lihat di http://www.youtube.com/watch?v=zt5TDAsBiW4&feature=related). Dalam video tersebut disebutkan mengapa jangan golput. Beberapa alasannya adalah:
Golput berarti menyerahkan suara kepada hantu (dalam ketidak pastian yang tidak tentu)

Gulput tidak menyelesaikan masalah (apakah dengan golput banjir di Jakarta dapat teratasi?)

Lebih baik memilih salah satu daripada tidak memilih (minimal masih ada harapan akan keadaan Jakarta yang dapat menjadi baik daripada golput yang tidak menghasilkan apa-apa)

Ketika kita golput kita sama saja tidak berbuat apa-apa. Ini artinya sama saja kita berdiam diri. Ingatlah bahwa Allah SWT tidak mengubah nasib suatu kaum jika mereka sendiri tiak berusaha berubahJika anda tidak suka dengan kondisi Indonesia saat ini dimana kemungkaran masih banyak terjadi maka ubahlah! Ingat kita memilikikewajiban untuk mencegah kemungkaran dengan tangan (perbuatan), mulut (perkataan) atau minimal dengan hati (ketika kita tidak sanggup dengan perbuatan kita diperbolehkan untuk melakukannya dengan nasihat dan hati, tetapi jika kita memiliki kemampuan untuk bertindak/berbuat maka hukumnya wajib).

Dengan memilih pemimpin yang baik (yang dapat membuat perubahan ke arah kebaikan) minimal kita sama saja telah berusaha untuk membuat perubahan yang baik. Dan dengangolput sama saja kita tidak berbuat apa-apa.

Ada sebuah pendapat menarik dari seorang tokoh golput nasional yang mempopulerkan istilah golput dalam taraf nasional:

Golput adalah sebuah tindakan protes terhadap system yang ada (Arief Budiman)

Dalam hal ini, logika bahwa golput merupakan tindakan apatis tidak peduli dan tidak berbuat apa-apa tidak dapat lagi digunakan. Golput yang satu ini justru merupakan sebuah pertisipasi dalam membangun Negara ini, yaitu sebagai sebuah bentuk kritik supaya terjadi introspeksi. Lantas bagaimanakah hukum golput yang satu ini?

Untuk mengetahuinya kita lakukan dengan pendekatan hukum manfaat-kerugian (mudharat). Pertanyaannya adalah sampai mana perubahan yang dapat kita lakukan dengan tindakan golput ini? Seperti dalam iklan di atas, apakah golput akan berpengaruh terhadap banjir Jakarta? Jawabannya tidak. Perubahan yang dapat dilakukan oleh golput hanyalah sebatas pada wacana-wacana dalam masyarakat. Dengan adanya golput pun pemerintah tetap akan berjalan dan tidak akan membuat perubahan apa-apa. Jadi kembali kita lihat bahwa memilih lebih besar manfaatnya daripada golput. Ketika kita dapat berbuat yang lebih baik mengapa kita harus berhenti pada yang baik? Ingatlah bahwa kewajiban kita sebesar apa yang dapat kita lakukan (dalam hal ini adalah berbuat yang terbaik yang dapat kita lakukan).

Alasan lain (yang ini saya temukan dalam sebuah acara Debat di sebuah stasiun televisi swasta) adalah dikarenakan demokrasi hukumnya haram (mengapa orang tersebut bisa berpikiran seperti itu? Silahkan anda baca artikel seberapa hebatkah demokrasi). Masalahnya sekarang adalah, mau tidak mau kita sudah terjebak dalam keadaan seperti ini (meskipun begitu saya tetap tidak setuju terhadap wacana demokrasi itu haram). Seperti halnya dengan komputer yang kita pakai ini. Penggunaan komputer menguntungkan zionisme (karena perusahaan komputer dimonopoli oleh zionisme), tapi kita telah terjebak dalam keadaan ini. Kita tidak dapat hidup tanpa komputer, maka langkah yang terbaik adalah menggunakan komputer sebagai senjata balik. Jika anda tidak setuju dengan demokrasi, maka untuk saat ini gunakanlah demokrasi untuk mengubahnya (seperti halnya menyerang balik faham liberalism dimana semua diberi kebebasan untuk berkembang, maka kebaikan pun mendapat kebebasan untuk berkembang juga). Lihatlah sudut pandang manfaat-kerugian dalam hal ini.

Sekali lagi, fatwa hanyalah sebuah anjuran. Berada di tangan masing-masing individulah untuk bertindak. Bagi saya pribadi memilih dalam pemilu sama saja dengan menyalakan lilin dalam kegelapan (untuk lebih jelas silahkan lihat artikel sebuah renungan dalam kegelapan). Itu yang dapat kita lakukan, itulah kewajiban kita. Semoga Allah SWT memberikan kepada kita pemimpin yang baik dan menunjukkan kebenaran kepada kita sehingga kita dapat mengikutinya. Wallahu’alam.

Keterangan:

Golput dalam konteks ini adalah dengan penuh kesadaran untuk tidak memilih. Bukan golput dikarenakan ketidaksengajaan (misalnya tidak tercatat sebagai daftar pemilih, dan sebagainya)

Selasa, 27 Januari 2009

Dimanakah sesuatu yang disebut netral?


Selama ini coba kita renungkan sejenak. Ketika kita membuat penelitian, argumen, dan sebagainya, kemana kita mnegambil sumber yang kita anggap valid? Jawabannya mudah, yaitu sumber-sumber informasi, media, buku-buku, dan sebgainya yang berlabel Internasional. Yah, Internasional, konon katanya itu adalah ilmu-ilmu yang telah diakui oleh seluruh penduduk dunia. Benarkah demikian?

Coba kita lihat kembali segala sesuatu yang disebut sebagai Internasional, bisa dibilang mayoritas adalah Barat. Padahal dunia Internasional tidaklah hanya terdiri dari barat, tetapi juga timur, utara, selatan, tengah, dan sebagainya. Lantas kemana yang lainnya? Mengapa Internasional hanya milik Barat?

Segala informasi yang disebut netral adalah yang sesuai yang dirilis media massa Barat semisal BBC, CNN, National Geographic, Discovery Channel, dan sebagainya. Bisa dibilang fakta-fakta yang dirilis oleh merekalah yang dianggap valid. Bahkan sejarah kita sendiri versi mereka-lah yang valid (padahal itu sejarah kita, kita yang lebih tahu daripada mereka). Benarkah demikian? Benarkah mereka benar-benar netral?

Saya jadi teringat ketika melihat video biografi Presiden Amerika (yang saat itu masih menjadi capres). Di dalam video itu (yang dirilis oleh salah satu media massa yang dianggap vaslid tersebut) menceritakan pengalaman sang Presiden tersebut ketika tinggal di Indonesia. Parahnya, dalam video tersebut cenderung berat sebelah dan melihat Indonesia sebagai negara yang negatif, padahal tidak semua fakta tersebut benar. Tapi itulah yang dianggap sebagai suatu yang netral dan valid.

Itu hanyalah sebuah contoh dari kenyataan mereka yang tidak sesuai kenyataan. Media massa memang alat yang sangat ampuh dalam mempengaruhi masyarakat. Celakanya, kita sering sekali mempercayainya (media massa Barat) secara mentah-mentah dan menganggapnya sebagai sebuah kenyataan yang sesungguhnya.

Kenyataan terlalu luas dilihat dengan mata manusia. Keyakinan inilah yang menuntun saya bahwa tidak ada sesuatu yang benar-benar bersikap netral secara sepenuhnya. Yang parah adalah adanya anggapan dalam masyarakat (entah disadari atau tidak) bahwa kacamata Barat mampu melihat kenyataan secara seutuhnya, sehingga kita mencoba memakai kacamata Barat agar dapat dikatakan objektif padahal apa yang tampak dari kacamata Barat hanyalah sebagian dari kenyataan tersebut. Dan tentunya yang tampak adalah apa yang ingin mereka lihat. Jadi kacamata Barat relatif hanya melihat sudut pandang Barat.

Bukti lain yang paling nyata adalah agresi Zionis ke Palestina baru-baru ini. Selain itu perang Irak juga merupakan bukti nyata bahwa kacamat internasional yang kita pakai selama ini adalah bentuk lain dari kacamata Barat. Lihatlah betapa tidak berkutiknya dunia Internasional (PBB) menghadapi hal tersebut. Ketika Iran mengatakan akan memulai proyek damai nuklir yang bertujuan sebagai penghasil energy, maka dunia Internasional (sebenarnya Barat, namun mereka mengatasnamakan dunia Internasional) segera melakukan embargo terhadap Negara tersebut. Tapia pa yang terjadi pada Israel berbeda. Mereka jelas-jelas memiliki nuklir sebagai senjata dan Israel adalah satu-satunya Negara yang menolak instalasi nuklirnya diperiksa oleh PBB. Lihatlah media massa yang mereka anggap netral dan dianggap sebagai sumber kebenaran memberitakan tentang nuklir Irak yang tidak ada dan nuklir Israel yang jelas-jelas ada. Lihatlah perlakuan yang terjadi? Apakah itu dapat disebut netral?

Saya ingin mengajak masyarakat semua agar berhati-hati terhadap informasi yang diperoleh dari Barat. Baik itu berupa buku pelajaran, media massa, pemikiran, ilmu pengetahuan, atau apapun bentuknya. Jika anda tahu merokok sebatang tidak akan menyebabkan penyakit/kematian, akan tetapi jika dikumulatifkan secara berulang-ulang maka racun tersebut akan menimbulkan penyakit yang berbahaya. Itulah yang terjadi dari informasi dari Barat. Sekilas tampaknya tidak berbahaya tetapi sedikit demi sedikit mengubah nilai-nilai yang berlaku dalam hidup kita tanpa kita sadari.

Lihatlah betapa anak muda dan orang tua berbondong-bondong menyuruh anaknya belajar bahasa Inggris. Pernahkah mereka menyuruh anaknya belajar bermain gamelan? Lihatlah betapa kita diracuni oleh informasi-informasi tersebut hingga kita mengannggap Negara Amerika adalah Negara superpower dengan militer yang kuat. Tapi pada kenyataannya kitalah yang memiliki tentara kuat. Tentara mereka terlalu bergantung pada peralatan. Lihatlah gambaran Amerika yang selalu mengekspor produknya ke berbagai pasar dunia. Tidak tahukah kita bahwa mereka juga mengimpor barang-barang dari kita? Lihatlah cara piker anak muda yang cenderung berpikir tentang materialisme padahal kita sama sekali tidak pernah mengajarkan mereka tentang hal tersebut. Dari mana pemikiran-pemikiran seperti itu dapat muncul tanpa kita ajarkan? Sebenarnya mereka mengkonsumsi racun-racun tersebut sedikit demi sedikit tanpa kita sadari. Racun itu berasal dari hal-hal yang kita anggap netral dan menunjukkan kebenaran.

Sebuah contoh lagi bukti lagi adalah coba sekarang bayangkan keadaan Negara Indonesia yang maju secara fisik (bangunan, gedung-gedung, dan sebagainya). Silahkan bayangkan terlebih dahulu sebelum membaca kalimat berikutnya.

Sebuah kota penuh dengan gedung-gedung pencakar langit. Dimana seluruh masyarakatnya berjalan dengan cepat di jalan-jalan yang teratur. Rumah-rumah yang rapi. Dengan pabrik-pabrik besar. Perusahaan-perusahaan raksasa. Dan sebagainya. Seperti yang sering kita lihat dalam televisi menggambarkan Eropa dan Amerika.

Bandingkan dengan pendapat berikut ini (silahkan diblok untuk melihat tulisan yang ada):

Sebuah Negara dimana sawah, kebun, dan hutan terhampar luas. Petani menjaga ladangnya sambil membuka internet di sebuah gubuk.  Seorang nelayan menjaring ikan dengan kapal canggih. Gedung-gedung besar tidak banyak, tetapi hampir setiap rumah berisi komputer. Tidak ada perusahaan raksasa yang memonopoli, tetapi sebagai gantinya banyak toko-toko kecil yang bersih rapi dan menjual hasil pertanian dan produk lokal. Pabrik-pabrik tidaklah besar sekali, tetapi tersebar merata dan banyak sekali.

Mengapa saya membayangkan sebuah Negara maju yang berbeda dengan gambaran yang biasanya? Mudah saja, mengapa kita harus mengikuti Barat membangun perekonomian yang berbasis industri? Negeri mereka adalah negeri yang tandus, merka terpaksa bergantung pada industri. Tetapi Negara kita Negara yang subur dan banyak sumber daya alam, mengapa tidak kita manfaatkan?

Bangsa mereka adalah bangsa yang relatif individualistis dan kaitalisme sehingga banyak perusahaan-perusahaan besar. Negara kita berideologi Pancasila yang mementingkan kepentingan bersama, industri kecil yang berjumlah banyak dan terkoordinir lebih menguntungkan banyak masyarakat dan merupakan kontra kapitalisme.

Pergeseran pemikiran kita terhadap nilai-nilai yang ada perlu diwaspadai. Maka tidak aneh jika sekarang ini banyak umat muslim yang mulai menyerukan bahwa kita sedang dalam keadaan perang pemikiran. Jangan sampai pemikiran  kita teracuni oleh hal-hal yang selama ini ita anggap sebagai sumber kebenaran yang menyebabkan kita berpikir dan berperilaku seperti mereka karena belum tentu pemikiran dan perilaku mereka bukanlah yang terbaik. Lebih berhati-hati dalam menerima segala sesuatunya. Semoga Allah SWT membukakan hati kita. Wallahu’alam.

Kita ini Timur, mengapa harus menjadi Barat?!


Sadar atau tidak, keadaan global saat ini adalah suatu keadaan dimana sesuatu yang disebut pusat peradaban terletak di Barat. Dimana hampir segala ilmu pengetahuan berkiblat pada Barat. Daerah Barat yang dianggap lebih maju dianggap memiliki segala sistem yang terbaik dalam kehidupan ini. Lihat saja kiblat pendidikan kita yang meniru ilmu pengetahuan dan pengetahuan Barat (dan hampir semuanya diterima mentah-mentah tanpa dikaji ulang). Kalo itu menyangkut hal-hal yang disebut sebagai ilmu pasti (atau mungkn sering disebut IPA) menurut saya tidak begitu bermasalah, karena yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran adalah sesuatu yang bisa kita buktikan secara langsung. Tetapi bagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial, pemikiran-pemikiran, dan sebagainya apakah akan kita telan mentah-mentah tanpa mempertimbangkannya?

Percaya atau tidak, “kebenaran” di dalam dunia seperti ini sangatlah relative, tergantung nilai-nilai yang menjadi dasar patokannya. Pertanyaannya adalah, kita ini Timur bukan Barat! Bisa dibilang kultur, kebudayaan, nilai-nilai, norma, dan sebagainya sangatlah berbeda. Antara individu saja memiliki pola pikir yang berbeda. Maka karena sesuatu yang dianggap sebagai kebenaran bergantung pada nilai-nilai yang dianut, bisa jadi kebenaran kita dan mereka berbeda.

Pada kenyataannya kebenaran hanyalah satu. Pertanyaannya adalah kebenaran versi mana yang merupakan kebenaran yang sesungguhnya? Mengapa orang-orang selalu berpikiran bahwa Barat-lah yang memiliki kebenaran yang sesungguhnya dan bukan Timur?
Mari kita lihat beberapa nilai yang diagung-agungkan Barat sebagai suatu kebenaran misalnya saja demokrasi (silahkan lihat artikel seberapa hebatkah demokrasi?), liberalisme, kapitalisme, dan sebagainya. Apa bentuk buruk dari kapitalisme? Semua orang tahu bahwa kapitalisme menjamin yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetaplah miskin. Liberalisme menciptakan pribadi yang seenaknya.  Sesuatu yang dianggap sebagai kebenaran adalah ketika manusia memikirkan terjaminnya kepentingan diri mereka sendiri atau dengan kata lain suatu tatanan masyarakat egois yang rela menyengsarakan orang lain demi mendapatkan kebahagiaan bagi diri mereka sendiri.

Itu hanyalah sedikit gambaran mengenai hal-hal yang selama ini kita telan mentah-mentah dari Barat. Yang lebih ironis lagi adalah mengapa kita telan mentah-mentah sesuatu yang tidak cocok dengan kita sementara kita memiliki sesuatu yang lebih cocok bagi kita? Kita sebenarnya telah memiliki kebenaran kita sendiri, mengapa harus mengikuti kebenaran mereka.

Lihatlah golongan terpelajar kita hasil didikan Barat (bukan hanya hasil dari sekolah-sekolah di Barat, tetapi juga dari sekolah-sekolah Timur yang berkiblat pada Barat). Secara ekonomi mungkin mereka maju, tetapi mereka tidak lain hanyalah sebuah tentara bagi Kapitalisme. Lihatlah betapa selama ini kita dididik dan disiapkan untuk menjadi tenaga kerja/pegawai. Mengapa menjadi pegawai? Karena untuk menopang sistem Kapitalisme! Hasilnya adalah kesenjangan sosial yang tinggi. Karena golongan terpelajar menyimpan sendiri ilmunya untuk menopang system kapitalisme dan membiarkan masyarakat lain dalam kebodohan.

Saya ingat ketika belum lama ini mahasiswa  sebuah Universitas terkenal di Indonesia berkunjung ke Universitas tempat saya menuntut ilmu. Mereka secara terang-terangan berkata bahwa karena di daerah mereka tergolong lebih maju maka mereka dididik focus kepada bagaimana menjadi staff pegawai. Astaghfirullah, perguruan tinggi kita menyiapkan tentara bagi “penjajah” asing yang berbentuk kapitalisme. Lihatlah dimana segala sesuatu berbasis kepada ekonomi (inilah “kebenaran” versi Barat, sesuatu yang bersifat materialisme). Bukankah sebagai tempat menuntut ilmu seharusnya bisa bersikap netral dan melihat segala sesuatu sebagai sebuah ilmu bukan sebagai sebuah komoditas ekonomi? Inikah yang ingin kita tiru dari mereka? Masyarakat materialisme?!  Astaghfirullah.

Dalam artikel ini saya ingin mengajak masyarakat agar melihat sesuatu tidak selalu dari sudut pandang Barat. Kita memiliki kebudayaan kita sendiri. Kita Memiliki nilai-nilai kita sendiri. Kita memiliki kebenaran kita sendiri. Lihatlah masyarakat di kota-kota besar yang egois dan bandingkan dengan masyarakat di pedesaan yang memiliki nilai-nilai luhur. Haruskah kita ganti nilai-nilai sosial budaya agama kita dengan nilai-nilai ekonomi barat? Semoga Allah SWT membukakan kebenaran kepada kita. Wallahu’alam.

Catatan:

Dalam artikel ini saya menyebut Barat sebagai suatu “dinasti” yang saat ini dianggap sebagai pusat kemajuan dunia, pusat peradaban, pemikiran-pemikiran terbaik, Negara-negara maju dunia, dan sebagainya (termasuk di dalamnya adalah Amerika dan Eropa). Sedangkan Timur adalah bagian dari dunia ini yang selama ini terabaikan oleh dunia yang terlalu sibuk memandang ke Barat (termasuk di dalamnya adalah Indonesia).

Kebenaran adalah suatu yang dianggap paling penting di dalam hidup ini, meliputi pola pikir, ideology, alasan bertindak, dan sebagainya.

Senin, 26 Januari 2009

Seberapa hebatkah demokrasi?


Demokrasi adalah kata-kata yang sangat ampuh dalam perpolitikan suatu Negara. Suatu Negara dikatakan menjadi suatu Negara yang maju/dengan tingkat pendidikan tinggi jika telah menerapkan demokrasi. Tetapi apakah itu semua benar? Benarkah demokrasi adalah yang terbaik? Ada sebuah pendapat yang menarik yang saya temukan dalam sebuah forum diskusi:

Demokrasi adalah SISTEM SAMPAH!!!!


Mumpung masi anget di otak gw (baru baca ttg demokrasi tadi), gw mau ngungkapin opini gw, klo demokrasi itu adalah SISTEM SAMPAH!!!http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/12.gifhttp://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/12.gif

1. Vox Populi Vox Dei : Apaan prkataan rakyat ntu prkataan Tuhan. Rakyat aja bisanya cman protes, bakar2an, rusuh, moso' mau disamain sama Tuhan yg prkataannya pasti bner? Dimana otaknya yg ngomong ini??!!http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/crazy.gif

2. Kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat : Rakyat MANA NGERTI soal pemerintahan?! Yang ada klo bgini, kbijakan pmrintah jadi mandek dan GA BISA BERJALAN !! Liat aja kyak busway dulu di Jakarta. Rakyat pada ga stuju dan kerjanya PROTES. Tapi skrg?? Trbukti busway kpake bgt. Contoh laen lagi, UU APP. Jlas2 tuh undang2 brmaksud sangat baik demi MENYELAMATKAN MARTABAT WANITA. Tpi susah bgt di-sahinnnya. Knapa? Gara2 RAKYAT PADA PROTES !!!!!!http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/12.gif

3. Pemimpin dipilih langsung oleh rakyat : Skali lagi, RAKYAT MANA NGERTI SOAL PEMERINTAHAN ?! Ini sama aja nyuruh orang BELI KUCING DALEM KARUNG. Yang ada malah orang2 yg pngen jadi "wakil rakyat" (tntunya orang2 BRDUIT, ingat bahwa BRDUIT tidak sama dengan BEROTAK) berlomba2 kampanye, nyuruh rakyat milih die. Padahal isinya TAI KUCINGhttp://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/12.gif. Tpi apa daya?? Wong rakyat sndiri yg milih.....

4. Opini rakyat merupakan hal yg MUDAH DIMANIPULASI. Kalo rakyat yg megang kedaulatan trtinggi, gampang banget bwat memecah-belah prsatuan. Suruh aja bbrp provokator bwat ngendaliin opini rakyat. Dijamin dah pada ancur2-an kyak taon 1998....

5. Dalam demokrasi, MAYORITAS = KEBENARAN. APAKAH !! Mana ada kbenaran didasarkan pada mayoritas ?? Kalo gw bilang 1+1=2, trus 50 orang bilang 1+1=3, apa gw trus jadi salah?? Klo dalam sistem demokrasi, tntu gw pasti jadi salah. Dasar DEMOKRASI SAMPAH !!!

6. Dan lain2. Yg mau nambahin silakan....

Ksimpulannya, suatu negara GA BAKALAN BISA MAJU jika menerapkan demokrasi pada negaranya. Amerika bisa maju karena meski DI LUAR TERLIHAT DEMOKRASI, sbenarnya pemerintahannya OTORITER. Mau contoh ??

1. Presiden AS Bush terus aja nyerang Irak, biar dah di kata2in, di demo abis2an ma
rakyatnya, dia cuek aja sambil trus MNJAJAH tanah orang laen ===> ini demokrasi??

2. Gubernur California (Arnold Swasanaseger) 'mengharamkan' makanan brlmak jenuh di California (sumber: http://hariansib.com/2008/07/27/gube...di-california/). Padahal yg namanya KFC, McD, de el el smuanya mngandung lmak jnuh. Apa ini ga otoriter bgt (padahal ngakunya negara demokratis)??http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/12.gif

Bwat gantiin demokrasi, alternatifnya adalah sistem ke-khalifahan, dimana pemimpin absolut dipilih oleh orang2 yg mengerti mengenai pemerintahan DAN BERSIFAT ADIL & JUJUR (klo skrg, mungkin para sarjana hukum dan psikolog), jadi ga dipilih sluruh rakyat. Stujukah anda dengan opini saya di atas ???

Ada beberapa bagian yang saya setuju dari kutipan di atas. Menurut saya, demokrasi tidak akan menjadi system yang baik selama rakyat atau masyarakat mayoritas masih bodoh. Misalnya saja kalo kita nurut terus sama rakyat (yang kebetulan mayoritas masih bodoh), ketika harga BBM dunia naik, rakyat tetap tidak akan setuju kenaikan harga BBM, apakah dalam kasus ini Negara harus tetap menuruti rakyat? Bisa-bisa Negara bangkrut. Kalo Negara bangkrut siapa juga yang susah.

Terkadang kita harus percaya terhadap orang lain yang lebih tau. Jangan asal ngotot meminta sesuatu tanpa mempertimbangkannya dari segala aspek (terkadang inilah yang dilakukan para mahasiswa dalam aksinya, ngotot membela yang mereka sebut “kepentingan rakyat”). Kita jangan melihat dampak jangka pendek tetapi harus melihat permasalahan secara makro dan efek jangka panjangnya. Apalagi jika ini menyangkut Negara.

Saya ambil suatu contoh lain. Dalam iklan sebuah partai politik (dan juga calon presiden) dikatakan yang terpenting adalah menciptakan suatu keadaan sembako murah. Bagi rakyat itu sangatlah menggiurkan dan bisa dibilang sangat menarik. Tapi coba pikirkan, jika sembako murah kasihan para petani. Hasil panen mereka tentu juga akan dihargai murah. Selain itu perlu dipertanyakan bagaimana cara mewujudkan hal tersebut? Apakah dengan mengorbankan aspek-aspek lain seperti penegakan hukum dan pendidikan?

Menurut saya hal utama yang diperlukan Negara ini adalah perbaikan kultur budaya dzalim kita (korupsi dan sebagainya) yang menurut saya dapat dicapai melalui sector hokum dan pendidikan. Itulah yang terpenting. Sembako tidaklah murah, yang penting terjangkau masyarakat (menurut saya pemerintah sekarang sudah cukup bagus dalam ketahanan pangan terbukti dari ketahanan dalam menghadapi krisis beras internasional dan swasembada beras, tetapi sayangnya saya sangat tidak setuju terhadap klaim sepihak yang dilakukan oleh suatu partai politik).

Pertanyaannya adalah berapa orang yang berpikir bahwa pendidikan lebih penting daripada harga murah? Masih banyak masyarakat berpikiran bodoh yang tidak memahami permasalahan secara benar. Jika demokrasi adalah kekuasaan ditangan rakyat, maka apakah kita harus tetap menuruti keinginan rakyat yang tidaktahu apa-apa?

Menurut saya dalam beberapa hal kita harus percaya kepada ahlinya. Percayakan pada wakil rakyat yang lebih ahli dalam mengurus Negara. Jika kemudian ternyata ada beberapa oknum wakil rakyat yang tidak bisa benar-benar mewakili diri kita, maka yang patut dipertanyakan adalah bagaimana dan mengapa kita memilih mereka? Bukankah kita sendiri yang menaruh kepercayaan kepada mereka?

Sekarang adalah momen yang tepat untuk memilih orang-orang yang pantas menjalankan Negara ini. Pilihlah yang terbaik yang anda yakin bisa menjalankan Negara ini dengan sebaik-baiknya, lalu percayalah pada mereka yang lebih tahu tentang permasalahan ini. Wallahu’alam.

Jumat, 23 Januari 2009

Menilik Fatwa Berhala Sembilan Senti


Beberapa hari ini masyarakat sedang hangat-hangatnya membahas tentang MUI yang sedang menilik fatwa tentang beberapa hal, antara lain masalah rokok. Salah satunya yang menarik adalah bahwa perusahaan rokok adalah salah satu penyumbang pemasukan Negara dan merupakan salah satu industri (yang konon) padat karya yang berpengaruh pada hajat hidup orang banyak. Itulah mengapa MUI selama ini terkesan ragu-ragu dalam mengeluarkan fatwa tersebut.

Ada yang sangat saya sayangkan dalam sebuah diskusi yang ditayangkan dalam sebuah stasiun televisi swasta pada hari jumat, 23 januari 2009. Dalam acara tersebut menghadirkan dua narasumber, satu dari MUI dan satunya lagi katanya adalah dari cedekiawan muslim.

Akan tetapi mereka berbeda pendapat mengenai hal tersebut. Narasumber yang mengaku cendekiawan muslim tersebut kurang setuju terhadap adanya fatwa haram rokok.

Salah satu yang sering dikatakan untuk menolak gagasan haram tersebut adalah mengapa MUI “mencampuri” urusan ini. Mengapa tidak mengurusi hal-hal lain semisal prostitusi atau semacamnya. Menurut saya alasan ini sangatlah kekanak-kanakan untuk dibahas. Ini sama halnya seorang anak ditangkap basah nyontek terus dia berkata, “tuh si A juga nyontek, Pak Guru marahin si A dulu aja baru marahin aku.” Intinya, menunjuk kesalahan orang lain agar kesalahan dirinya tidak diributkan. Tetapi esensinya adalah tetap saja bersalah. Begitu juga dalam hal ini. Menyuruh MUI fokus pada hal lain tetap tidak akan mengubah esensi dari hukum yang ada. Jika memang haram hukumnya maka tetaplah haram dan tidak akan menjadi halal. Cuma sekedar menunda waktunya saja. Tetapi masalahnya adalah, sebagai seorang ulama (MUI) yang ditanya pendapatnya tentang suatu permasalahan maka ulama tersebut memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan tersebut. Adalah berdosa jika ulama tersebut diam saja padahal umat sudah meminta pertimbangannya.

Hal yang sangat membuat saya marah adalah ketika narasumber dalam acara tersebut berkata bahwa MUI hanya dalam kapasitas mengurusi agama, sedangkan untuk hal-hal yang bersifat duniawi diserahkan kepada ahlinya. Bagaimana mungkin orang yang berkata seperti itu mengaku sebagai seorang cendekiawan muslim. Hal ini sangat menunjukkan betapa dangkalnya pemahaman dia dalam Islam.

Islam adalah pedoman hidup meliputi segala aspek, bukan sekedar tata cara aturan menyembah Tuhan. Tanyakanlah pada Muhammad adakah dia tidak ikut campur dalam urusan berniaga/berdagang? Tanyakanlah Muhammad adakah dia tidak peduli dengan kebersihan dan kesehatan? Tanyakanlah Muhammad adakah dia tidak peduli denganh hal-hal yang sifatnya duniawi? Jika sebuah arak yang tidak ada hubungannya dengan peribadahan bisa diharamkan mengapa rokok tidak? Islam mengatur segala aspek dalam hidup kita. Mulai dari cara berpakaian hingga bersenggama. Mulai dari kelahiran hingga kematian. Dan sebagainya. Jika sesuatu itu berpengaruh terhadap hidup kita maka sudah sepantasnyalah kita mempertanyakan hukumnya dalam Islam. Karena di dalam Islam segala sesuatu tidak bisa lepas dari hukum/aturan.

Selain itu, dia juga mengatakan seharusnya tentang hal itu sebaiknya ditanyakan pada orang yang lebih ahli (misalnya dokter) daripada ulama. Ini semakin membodohkan saja. Tentunya MUI sebelum memutus sesuatu juga telah berkonsultasi dengan para ahlinya. MUI tidak sebodoh itu kan.

Selain itu alasan kontra yang paling sering dikemukakan adalah sektor ekonomi. Katanya hal ini akan berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia dan pengangguran yang sangat besar. Pada kenyataannya dalam sebuah penelitian pada tahun 2003 disebutkan bahwa industri rokok tidak sebesar itu pengaruhnya. Industri ini hanya menyumbang 1,1% dari pendapatan Negara dan menyerap tenaga kerja hanya sekitar 1%, jauh di bawah sektor pertanian sayur mayur dan buah-buahan. 

Selain itu, jika memang alasan ekonomi yang menyebabkan sesuatu yang haram menjadi makruh atau halal adalah suatu hal yang tidak masuk akal. Ini sama saja uang berada di atas segalanya, bahkan di atas Tuhan. Bukan hal yang tidak mungkin jika suatu saat nanti prostitusi menyumbang pemasukan yang besar maka hukum zina menjadi makruh atau halal. Bukankah ini tidak masuk akal?

Permasalahan lain mengapa fatwa tentang rokok selama ini selalu terkesan “dilupakan” adalah karena masih banyak ulama yang merokok. Bahkan salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia ada yang ikut memiliki perusahaan rokok. Jadi wajar saja mengapa fatwa rokok terkesan dilupakan. Seperti dalam puisi berjudul Tuhan Sembilan Senti karya Taufiq Ismail (saya ambilkan penggalannya saja): 

Di sebuah ruang siding ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
Merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sebuah fatwa
Mereka ulama ahli hisap
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban
Bukan ahli hisab ilmu falaq,
Tapi ahli hisap rokok

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
Terselip berhala-berhala kecil
Sembilan senti panjangnya
25 penyakit ada dalam Khamr. Khamr diharamkan
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Namun untung saja sekarang ini mulai banyak ulama-ulama dan uztadz-uztadz dari golongan terpelajar yang memahami bahaya rokok. Generasi inilah yang kita harapkan. Golongan terpelajar yang benar-benar bisa menempatkan segala sesuatunya secara objektif.

Sebenarnya fatwa itu sendiri hanyalah sebuah pendapat atau anjuran. Masalah mau dilakukan atau tidak itu tergantung pribadi masing-masing. Kewajiban kami hanyalah menyampaikan atau berdakwah. Bahkan jika tidak ada seorangpun yang mau mengikuti kami maka itu tidaklah menjadi suatu masalah.

Dan Ingatlah ketika suatu umat diantara mereka berkata: “Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu dan supaya mereka bertaqwa” (QS.Al-A’raaf:165)

Wallahu’alam. Kewajiban kami hanya menyampaikan masing-masing individu lah yang menentukan. Mintalah fatwa pada hatimu.

Kamis, 22 Januari 2009

Fungsi Al-Quran tanpa memahaminya


Baru-baru ini saya mendapat pesan email dari salah satu teman muslim saya dari luar kota yang saya kenal melalui faceb**k. Isi pesan tersebut seperti ini.

Why do we read Quraan, even if we can't understand a single Arabic word ?

Mengapa kita membaca AlQuran meskipun kita tidak mengerti satupun artinya ?

This is a beautiful story :

Ini suatu cerita yang indah :

 

An old American Muslim lived on a farm in the mountains of eastern Kentucky with his young grandson. Each morning Grandpa wakeup early sitting at the kitchen table reading his Quran .

Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya.

 

His grandson wanted to be just like him and tried to imitate him in every way he could. One day the grandson asked, "Grandpa! I try to read the Qur'an just like you but I don't understand it, and what I do understand I forget as soon as I close the book. What good does reading the Qur'an do?"

Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya. Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An?

 

The Grandfather quietly turned from putting coal in the stove and replied, "Take this coal basket down to the river and bring me back a basket of water."

Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di tungku pemanas sambil berkata , " Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air."

 

The boy did as he was told, but all the water leaked out before he got back to the house.

Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

 

The grandfather laughed and said, "You'll have to move a little faster next time," and sent him back to the river with the basket to try again. This time the boy ran faster, but again the bas ket was empty before he returned home.

Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah.

 

Out of breath, he told his grandfather that it was impossible to carry water in a basket, and he went to get a bucket instead. The old man said, "I don't want a bucket of water; I want a basket of water..

Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah bolong , maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.

Sang kakek berkata, " Aku tidak mau satu ember air ; aku hanya mau satu keranjang air.

 

You're just not trying hard enough," and he went out the door to watch the boy try again.. At this point, the boy knew it was impossible, but he wanted to show his grandfather that even if he ran as fast as he could, the water would Leak out before he got back to the house.

Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

 

The boy again dipped the basket into river and ran hard, but when he reached his grandfather the basket was again empty. Out of breathe, he said, "See Grandpa, it's useless!" "So you think it is useless?"

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?"

 

The old man said, "Look at the basket." The boy looked at the basket and for the first time realized that the basket was different. It had been transformed from a dirty old coal basket and was now clean, inside and out.

Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda.. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. "

 

"Son, that's what happens when you read the Qur'an. You mi ght not understand or remember everything, but when you read it, you will be changed, inside and out. That is the work of Allah in our lives.

"Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, didalam dan diluar dirimu .

 

" If you feel this email is worth reading, please forward to your contacts/friends. Prophet Muhammad ( p.b.u.h) says: "The one who guides to good will be rewarded equally"

Jika kamu merasa email ini patut dibaca, maka lanjutkanlah ke teman-temanmu. Seperti sabda Nabi Muhammad( SAW) :

" Bagi siapa saja yang membawa kebaikan maka akan mendapat ganjaran yang sama "

Wassalam Wr Wb,

Abu Habib

Memang Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam telah sengaja oleh Allah SWT dditurunkan dalam bahasa arab seperti yang tertulis dalam Al-Quran itu sendiri. Menjadi sebuah dilemma tersendiri bagi kita yang tidak dapat berbahasa arab apakah artinya membaca Al-Quran tanpa memahami artinya.

Namun tidak seperi kitab-kitab lainnya, Al-Quran memiliki kelebihan tersendiri. Menurut saya ada dua bagian dari manfaat Al-Quran:

1.       Al-Quran yang kita baca tanpa memahami artinya adalah sebagai penyejuk hati, pembersih jiwa, penambah keimanan, penjauh dari perbuatan buruk, amal ibadah, dan sebagainya. Tanpa memahami artinya kita dapat mendapatkan keuntungan-keuntungan dalam hal-hal yang sifatnya abstrak dan berkaitan dengan jiwa (seperti dalam contoh kutipan di atas)

2.       Al-Quran yang kita paham dengan memahaminya adalah sebagai pedoman, pemahaman, petunjuk, sumber ilmu, dan sebagainya. Ini lebih bersifat duniawi.

Jadi seperti keranjang batu bara tersebut. Jika kita hanya sekedar membacanya tanpa memahami artinya, kita tetap akan terbersihkan. Namun jika kita dapat memahami artinya, bisa jadi keranjang tersebut tidak hanya akan menjadi bersih, tetapi juga dapat menampung air dari sungai. Bukankah sekarang sudah banyak Al-Quran terjemahan beredar? Marilah kita mulai untuk rajin membaca Al-Quran minimal satu halaman tiap hari. Bagi yang sudah terbiasa membaca Al-Quran setiap hari, mulailah untuk menambahkan membaca artinya (minimal) satu lembar setiap harinya. Wallahu’alam.

Rabu, 21 Januari 2009

Mengapa harus pesimis terhadap Indonesia?


Menurut saya ada sebuah paradox besar di Indonesia. Di negeri yang kaya raya ini, bisa dibilang sedkit sekali warga negaranya yang bangga terhadap bangsanya sendiri. Kekayaan Indonesia hampir tidak ada yang meragukannya, kecuali oleh bangsanya sendiri.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah berita tentang kekayaan Indonesia Indonesia tidak tersebar ke bangsanya sendiri? Tentu tidak. Banyak lagu, video, berita, yang menceritakan kekayaan alam Indonesia. Lantas mengapa?

Mayoritas masyarakat menjawab dengan nada pesimis, “yang kaya adalah alam kami, bukan kami. Yang hebat adalah SDA kami, bukan SDM kami”. Hal ini sebenarnya cukup masuk akal, mengingat berita-berita yang beredar di masyarakat semenjak reformasi 1998 adalah mayoritas diisi berita buruk. Padahal 1998 adalah 11 tahun yang lalu. Sadar bung! Dalam jangka waktu itu tentunya sudah bannyak perubahan yang terjadi. Tidak sekelam ketika tahun 1998.

Ada sebuah berita yang menarik yang saya ambil dari sebuah forum di internet.

INDONESIA doesnt need d world, but the world need INDONESIA

Suatu pagi di bandar lampung, menjemput seseorang di
bandara. Orang itu sudah tua, kisaran 60 tahun. Sebut saja
si bapak.
Si bapak adalah pengusaha asal singapura, dengan logat
bicara gaya melayu, english, (atau singlish?) beliau
menceritakan pengalaman2 hidupnya kepada kami yang masih
muda. Mulai dari pengalaman bisnis, spiritual, keluarga,
bahkan percintaan hehehe..
"Your country is so rich!"
Ah biasa banget kan denger kata2 begitu. Tapi tunggu
dulu..
"Indonesia doesnt need d world, but d world need
Indonesia "
"Everything can be found here in Indonesia , u dont need d
world"
"Mudah saja, Indonesia paru2 dunia. Tebang saja hutan di
Kalimantan , dunia pasti kiamat. Dunia yang butuh
Indonesia !"
"Singapore is nothing, we cant be rich without indonesia .
500.000 orang indonesia berlibur ke singapura setiap
bulan. bisa terbayang uang yang masuk ke kami? apartemen2
dan condo terbaru kami yang membeli pun orang2 indonesia ,
ga peduli harga yang selangit, laku keras. Lihatlah rumah
sakit kami, orang indonesia semua yang berobat."
"Kalian tahu bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika
asap hutan indonesia masuk? ya benar2 panik. sangat
berasa, we are nothing."
"Kalian ga tau kan klo agustus kemarin dunia krisis beras.
termasuk di singapura dan malaysia ? kalian di indonesia
dengan mudah dapat beras"
"Lihatlah negara kalian, air bersih dimana2.. lihatlah
negara kami, air bersih pun kami beli dari malaysia . Saya
pernah ke kalimantan, bahkan pasir pun mengandung permata.
Terlihat glitter kalo ada matahari bersinar. Petani disana
menjual Rp3000/kg ke sebuah pabrik China . Dan si pabrik
menjualnya kembali seharga Rp 30.000/kg. Saya melihatnya
sendiri"
"Kalian sadar tidak klo negara2 lain selalu takut
meng-embargo Indonesia ? Ya, karena negara kalian memiliki
segalanya. Mer eka takut klo kalian menjadi mandiri,
makanya tidak di embargo. harusnya KALIANLAH YANG
MENG-EMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI. Beli lah dari petani2
kita sendiri, beli lah tekstil garmen dari pabrik2
sendiri. Tak perlu kalian impor klo bisa produksi
sendiri."
"Jika kalian bisa mandiri, bisa MENG-EMBARGO DIRI SENDIRI,
Indonesia will rules the world.."

Sebenarnya saya cukup kaget ketika membaca berita tersebut. Terutama saat menyebutkan tentang adanya krisis beras dunia. Karena bisa dibilang, berita itu hampir sama sekali tidak terdengar di Negara kita ini. Untuk sebuah kejadian krisis bertaraf Internasional, ketiadaan berita di Negara ini sangat mengherankan. Faktanya, dari beberapa sumber di Internet, kelangkaan di Filipina hingga memaksa pemerintahnya membuat kebijakan pembagian beras gratis untuk rakyat miskin. Harga beras di dunia melonjak hingga 2-3kali lipat. Dalam artikel di atas juga disebutkan bahwa Malaysia dan Singapura juga mengalami kelangkaan beras. Tapi di Indonesia? Kita tetap tenang-tenang saja. Ketika masyarakat dimintai pendapatnya tentang swasembada beras di Indonesia, mayoritas berkomentar bahwa itu hanyalah sebuah sejarah indah pada masa orde baru. Sadarkah kalian? Saat ini hal itu bukan Cuma sebuah sejarah, tapi kenyataan di masa ini.

Mitos lain antara lain adalah tentang kekuatan tentara/pasukan bersenjata Negara kita. Mayoritsa masyarakat awam mengira bahwa tentara Negara kita ini lemah. Sebenarnya tidak juga, ternyata KOPASUS kita menduduki peringkat ketiga di dunia (berada di bawah SAS Inggris dan MOSSAD Israel). Dalam sumber lain menyebutkan peringkat kedua setelah GSG Jerman. Berbeda dengan tentara Amaerika yang tampak hebat karena persepsi masyarakat yang telah ditanamkan oleh film-film barat dan hanya bergantung kepada senjata canggih mereka, tentara kita memiliki kualitas yang sangat baik, tiga besar dunia (menurut versi Discovery Channel).

Persepsi negatif lain kita adalah bahwa Negara kita sangat tergantung pada Amerika. Pada kenyataannya, krisis global yang terjadi saat ini dampaknya terhadap Indonesia relative lebih kecil terhadap Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa hal itu adalah tidak benar. Bahakan dalam sebuah siaran televise swasta, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sofjan Wanandi mengatakan bahwa dampak terbesar krisis global terhadap Indonesia adalah dalam hal ekspor ke Amerika (secara tidak langsunng menngatakan bahwa selama ini Amerika bergantung kepada kita, karena mereka mengimpor produk kita). Jadi sudah jelas bahwa sebenarnya bangsa ini tidak selemah yang dipersepsikan masyarakat.

Mengapa persepsi masyarakat begitu buruk tentang Indonesia? Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, banyaknya berita buruk tentang Negara ini menutupi mata kita tentang kebaikan yang ada. Hal ini sangatlah wajar, sebab adanya persepsi rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput kita. Kita dibutakan oleh berita-berita buruk sehingga menjadi skeptis ketika mendengar berita baik. Misalnya saja pernhakah kita sadari bahwa selama ini kita selalu mengekspor kambing ke luar negeri? Mengekspor kentang? Tahukah anda Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua? Tahukah anda Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu : cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil)? Tahukah anda Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia?

Sebenarnya bangsa kita ini adalah bangsa yang besar. Cuma terkadang kita terlalu melihat keluar dan merasa iri terhadap Negara lain. Seperti dalam artikel di atas, "Jika kalian bisa mandiri, bisa MENG-EMBARGO DIRI SENDIRI, Indonesia will rules the world.."

Selasa, 20 Januari 2009

Apa yang bermasalah dengan Israel-Palestina?

Masih banyak yang belum paham tentang apa sebenarnya yang terjadi dengan konflik Israel-palestina. Bahkan sebagian masyarakat awam menganggap serangan Israel ke Palestina adalah suatu hal yang wajar, karena selama ini Palestina sering menembakkan roket ke Israel. Hal ini sebenarnya dapat dianggap sebagai sesuatu yang wajar karena secara tidak langsung selama ini kita diracuni oleh pemikiran-pemikiran barat dan dipaksa untuk melihat segala sesuatunya dengan sudut pandang mereka.

Untuk memahami masalah ini, kita perlu melihat lagi kebelakang beberapa ratus tahun silam.  Saya rasa kita cukup mundur hingga zaman nabi Musa.

Setelah berhasil kabur dari kejaran Fir’aun dan menyebrangi laut merah, maka bangsa Yahudi disuruh oleh Allah SWT untuk mendiami tanah Palestina. AKan tetapi mereka menolak perintah itu dengan alas an takut dan sebagainya, lalu Allah SWT mengharamkan tanah Palestina tersebut dari mereka selama beberapa ratus tahun dan mereka dilaknat, nasib mereka akan luntang-lantung berputar-putar di dunia ini tanpa memiliki tanah air. Dan secara sejarah hal ini dapat dibuktikan. Selama beratus-ratus tahun para Yahudi berdiaspora (menyebar) ke seluruh penjuru dunia.

Pada zaman kekhalifahan Kulafaur-Rasyidin wilayah Palestina menjadi bagian dari kekhalifahan Islam. Pada zaman kekhalifahan ini sebenarnya tanah ini tidak lepas dari berbagai perebutan antara lain Perang Salib. Namun kita tidak akan membahas itu.

Pada akhir masa kekhalifahan, sudah tampak gelagat Yahudi untuk memiliki wilayah Palestina. Ketika kekhalifahan Turki-Utsmani disebut sebagai the sick man of Europe, mereka mendatangi Sultan Abdul Hamid II. Hal ini dapat dilihat dalam lirik lagu Soldiers of Allah – 1924 (bisa di download melalui muslimrap.net)

In 1901 the kufar went to Sultan Abdull Hamid the II and offered to pay tremendous amount of money to the Islamic State for Palestine. Sultan Abdull Hamid the II replied:
I am not going to give one inch of Palestine to the jews as Palestine is not mine give but it belongs to the Ummah and Ummah have shed blood to defend this land but if one day the Islamic State falls apart then you can have Palestine for free but as long as I am alive I would rather have my flesh be cut up then cut out Palestine from the Muslim land I will not allow any carving up while we are alive!!!!!

Pada zaman Imperialisme, wilayah ini sudah dilirik oleh Inggris (sebenarnya sejak perang salib Inggris telah berusaha merebut wilayah ini).  Setelah kejatuhan kekhalifahan Islam (pada tahun1924 T.T), wilayah Palestina diberikan kepada Inggris oleh Liga Bangsa-Bangsa. Pada zaman kekhalifahan, Yahudi, Kristen dan Islam hidup berdampingan dalam kekhalifahan Islam. Namun ketika sejak Perang Dunia II migrasi bangsa Yahudi ke tanah Palestina makin besar. Hal ini didukung oleh Inggris (karena pada masa itu Yahudi sedang diburu di Eropa, maka inggris membolehkan tanah jajahannya tersebut untuk didiami Yahudi untuk menampung mereka). John Belford (inggris) pada tahun 1917 menjajikan kepada bangsa Yahudi tanah Palestina untuk mereka (emang sapa Inggris? Udah njajah tau-tau ngasih tanah yang bukan haknya ke orang lain tanpa mikirin penduduk asli Palestina). Seminggu sebelum kekuasaan Inggris berakhir (atau serhari sebelum ya? Lupa aku), Israel mendeklarasikan kemerdekaannya (emangnya kamu sapa?  Cuma tamu aja kok tau-tau ngaku-ngaku pemilik rumah. Mana ngusirin yang punya rumah juga.) Tentu saja hal ini menyulut reaksi dari rakyat Palestina (sebagai tuan rumah), karena merekalah yang berhak atas tanah tersebut. Maka timbulah konflik Israel-Palestina.

Sebenarnya pada tahun1960 PBB telah mengeluarkan sebuah resolusi (yang menurut saya tidak adil, bayangin aja kalo Indonesia dijajah Belanda terus PBB mengeluarkan resolusi byang isinya membagi dua wilayah Indonesia dengan Belanda. Emang Belanda tu sapa? Penjajah kok dibilang punya hak), namun seperti yang sudah sering disebutkan oleh Allah SWT bahwa Yahudi tu paling ngeyel (sudah berapa perinyah Allah dan berapa Rasul diturunkan untuk mereka tetapi tetap saja mereka tidak beriman. Inilah yang menyebabkan dalam surat al-fatihah mereka disebut sebagai orang-orang yang dimurkai). Tetap saja meskipun telah ada pembagian wilayah tetapi mereka terus merangsek masuk ke wilayah Palestina. Bisa dilihat dalam peta dibawah ini:

Kejadian yang terakhir adalah setelah kemenangan HAMAS dalam pemilu terakhir, meskipun Israel tidak menyerang secara fisik, tetapi Israel memblokade seluruh akses dari dan menuju Palestina. Hal ini yang disebut sebagai penjara terbuka oleh para tokoh terkemuka di Indonesia. Tentu saja ini tidaklah adil, jadi adalah wajar HAMAS menembakkan roket-roketnya ke wilayah Palestina.

Terlepas dari itu semua, dalam agresinya Zionisme Israel (saya tidak menyebutnya Negara, karena saya tidak pernah mengakui Israel sebagai negara. Indonesia pun tidak menganggapnya sebagai sebuah Negara) telah nyata-nyata melanggar berbagai peraturan Internasional (menyerang warga sipil, pers, tempat ibadah, tempat pengungsian, dan sebagainya). Bahkan nyata-nyata mengabaikan resolusi PBB.

Mari kita lihat apakan PBB (United Nations) adalah suatu organisasi “persatuan” bangsa-bangsa atau sekedar alat kekuasaan sepihak. Wallahu ‘alam.

sebuah renungan dalam kegelapan



Alkisah ada dua orang mahasiswa yang sedang sibuk belajar. Sebut saja Si Putih dan Si Hitam. Besok ujian akhir semester tetapi mereka belum belajar sama sekali. Malamnya mereka belajar mati-matian untuk mengahadapinya. Namun alangkah sialnya, malam itu tiba-tiba mati listrik. Kabel listrik di dekat rumah mereka putus tertimpa pohon.

Si Putih marah-marahn tidak karuan. Dia menyalahkan segala sesuatu yang menyebabkan ini terjadi. Mulai dari PLN yang lama mengatasinya. Pemkot yang tidak mengantisipasi kejadian tersebut dan menebag pohonya terlebih dahulu. Menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa memperbaiki kabel itu sendiri. Dan sebagainya. Malam itu dia sama sekali tidak bisa belajar . Tetapi apa yang dilakukan SI Hitam malam itu? Mudah saja. Dia menyalakan lilin.

Terkadang kita terlalu banyak berpikir dalam bertindak. Kita terlalu berpikir bagaimana supaya bisa menghasilkan suatu efek yang besar. Namun karena terlalu banyak berpikir kita jadi tidak melakukan apa-apa dan menghasilkan ketiadaan. Mulailah untuk melakukan yang terkecil dari diri kita sendiri. Mulailah menyalakan lilin, minimal untuk diri kita sendiri. Memang menyalakan lilin tidak akan menghasilkan cahaya seterang jika kita bisa memperbaiki kabel listrik yang rusak, tetapi itulah yang bisa kita lakukan. Maka lakukanlah. Lebih baik menyalakan lilin daripada mengeluh dalam kegelapan (atau kalo punya genzet bolehlah nyalakan genzet,, hehe :D). Karena mengeluh tidak menghasilkan apa-apa. Mungkin kita tidak bisa mengubah/menegakkan hukum di Negara kita untuk memberantas korupsi, maka mulailah dengan yang bisa dilakukan. Disiplin waktu, tidak mencontek, membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya. Mulai dari yang bisa kita lakukan untuk membuat perubahan.

perlukah kita boikot untuk membantu Palestina?



Barang siapa tidak peduli dengan nasib suatu kaum maka dia BUKAN BAGIAN dari kaum tersebut. semua muslim ADALAH SAUDARA. barang siapa TIDAK PEDULI dengan NASIB SAUDARANYA maka dia bukan UMATKU. (Muhammad SAW)
bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. (pembukaan UUD1945)
Palestina diserang secara besar-besaran dan terang-terangan. Penduduk sipil dibombardir dengan rudal-rudal canggaih dan pesawat tempur. Umat muslim palestina diserang habis-habisan oleh Zionisme pada bulan suci dzulhijah dan Muharram ini, Lalu kita???
Pantaskah kita sebagai bangsa Indonesia yang anti penjajahan diam saja? Pantaskah kita sebagai saudara diam saja? Pantaskah kita sebagai umat Muhammad diam saja?
ketika kita diam saja dan tidak peduli, maka dia bukanlah Bangsa Indonesia, Bukan saudara, dan bukan pula umat Muhammad!!! Sikap diam kita menggugurkan pengakuan kita terhadap bangsa Indonesia, menggugurkan pengakuan kita sebagai saudara, serta menggugurkan pengakuan kita sebagai umat Muhammad (menggugurkan syahadat).
Kita sebagai orang yang mengaku saudara, bangsa Indonesia, dan umat Muhammad seharusnya tidak diam saja. Bantulah dengan doa, bantulah dengan harta yang Allah SWT titipkan pada kita, tunjukkan bahwa kita mengecam tindakan Zionisme tersebut dengan aksi dan dengan tulisan, dan sebagainya.
Mari kita berdoa untuk saudara kita di Palestina, minimal kita berdoa dan menyumbang harta, itu adalah yang paling mudah yang bisa kita lakukan.

Itu tadi merupakan sebuah tulisan yang saya keluarkan dalam sebuah forum di internet. Namun ternyata ada banyak sekali pendapat kontra dalam masalah ini. Ketika saya mengeluarkan opini saya dalam sebuah forum, banyak sekali yang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang negatif. Banyak yang salah memahami ini.

Padahal dalam tulisan tersebut, saya mengajak untuk peduli terhadap bangsa lain. Tetapi bagi sebagian orang itu dianggap sebagai suatu tidak penting, mustahil, tidak perlu, menghancurkan Indonesia, dan sebagainya. Untuk lebih lengkap anda bisa melihat sendiri komentar mereka di http://kaskus.us/showthread.php?p=60087680#post60087680

Sikap skeptis ini terutama dalam hal gerakan boikot. Mereka berpendapat ada yang mustahil, tidak realistis, dapat menghancurkan perekonomian bangsa kita, dan sebagainya. Mungkin mereka salah memahami tentang boikot itu sendiri.

Menurut saya, ada 2 macam perlakuan kita terhadap produk-produk Yahudi:

  1. untuk barang-barang yang belum ada substitusinya (semisal komputer), terpaksa untuk saat ini kita tetap gunakan dan sebisa mungkin kita manfaatkan untuk menyerang balik mereka
  2. untuk barang yang sudah ada substitusinya (semisal makanan), kita bisa melakukan boikot sepenuhnya. Seperti dalam salah satu tulisan saya dalam sebuah forum

Boikot produk Israel sekalian membantu ekonomi Indonesia?

Cuma mo share aja gan,,

Ku baru denger nih ada teori menarik, katanya boikot produk Israel tu bisa berpangaruh positif buat ekonomi makro Indonesia. Memang secara ekstrim aksi boikot ini bisa menimbulkan kebangkrutan dan PHK, akan tetapi ternyata juga memperkuat ekonomi Negara ini.

Misalnya saja boikot terhadap KFC, (secara ekstrim) trus tuh KFC bakalan bangkrut n pegawainya pada diPHK. Tapi coba bayangin jika anda yang jadi orang yang memboikot tersebut. Ketika anada tidak membeli KFC maka pasti anda akan mencari substitusinya (misalnya Indonesian Fried Chicken/IFC yang produk asli Idonesia). Jadi duid yang harusnya mengalir ke kantong-kantong pemilik frenchise di luar negeri akan tetap di negeri ini. Mungkin jika KFC keuntungannya 30% pergi ke luar negeri, tapi ketika kita momboikot produk KFC tersebut dan lebih memilih produk Indonesia maka uang yang mengalir akan terus berada di Indonesia dan tidak mengalir ke luar negeri. Mungkin KFC akan memPHK karyawannya, tapi di satu sisi karena IFC bertambah banyak konsumennya secara otomatis maka dia akan menciptakan lapangan kerja baru.  Jadi ibaratnya cuma berganti kepemilikan atau ganti merk, tetapi lapangan pekerjaan dan kegiatan perekonomian tidak akan terpengaruh. Selain itu  secara tidak langsung kita membangun ekonomi Indonesia.

Memang tidak semua produk bisa kita boikot , produk2 yang belum ada substitusinya terpaksa kita tetap bergantung padanya. Tapi tidak bisa satu bukan berarti tidak bisa semua. Mulailah dari yang bisa kita lakukan. Mulailah menyalakan lilin daripada berharap listrik segera menyala. Mari kita bangun ekonomi INDONESIA yang mandiri aga Negara ini bisa maju.

untuk lebih lengkap silahkan buka 

http://kaskus.us/showthread.php?p=63682981#post63682981
dalam treadh di forum tersebut juga tampak jelas berbagai alasan pihak kontra yang tidak setuju terhadap ide saya tersebut. Tapi justru malah terlihat jelas mana yang berpikir global dan mana yang berpikir sempit.

Tidak usah terlalu banyak komentar tanpa berbuat apapun, marilah kita mulai menyalakan lilin daripada sekedar mengeluh dalam kegelapan. (untuk lebih jelas baca sebuah renungan dalam kegelapan atau silahkan buka http://kaskus.us/showthread.php?p=63694846&posted=1#post63694846)

tentang produk-produk Yahudi yang merupakan donatur negara Israel dapat dilihat di http://inminds.co.uk/