Selasa, 20 Januari 2009

sebuah renungan dalam kegelapan



Alkisah ada dua orang mahasiswa yang sedang sibuk belajar. Sebut saja Si Putih dan Si Hitam. Besok ujian akhir semester tetapi mereka belum belajar sama sekali. Malamnya mereka belajar mati-matian untuk mengahadapinya. Namun alangkah sialnya, malam itu tiba-tiba mati listrik. Kabel listrik di dekat rumah mereka putus tertimpa pohon.

Si Putih marah-marahn tidak karuan. Dia menyalahkan segala sesuatu yang menyebabkan ini terjadi. Mulai dari PLN yang lama mengatasinya. Pemkot yang tidak mengantisipasi kejadian tersebut dan menebag pohonya terlebih dahulu. Menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa memperbaiki kabel itu sendiri. Dan sebagainya. Malam itu dia sama sekali tidak bisa belajar . Tetapi apa yang dilakukan SI Hitam malam itu? Mudah saja. Dia menyalakan lilin.

Terkadang kita terlalu banyak berpikir dalam bertindak. Kita terlalu berpikir bagaimana supaya bisa menghasilkan suatu efek yang besar. Namun karena terlalu banyak berpikir kita jadi tidak melakukan apa-apa dan menghasilkan ketiadaan. Mulailah untuk melakukan yang terkecil dari diri kita sendiri. Mulailah menyalakan lilin, minimal untuk diri kita sendiri. Memang menyalakan lilin tidak akan menghasilkan cahaya seterang jika kita bisa memperbaiki kabel listrik yang rusak, tetapi itulah yang bisa kita lakukan. Maka lakukanlah. Lebih baik menyalakan lilin daripada mengeluh dalam kegelapan (atau kalo punya genzet bolehlah nyalakan genzet,, hehe :D). Karena mengeluh tidak menghasilkan apa-apa. Mungkin kita tidak bisa mengubah/menegakkan hukum di Negara kita untuk memberantas korupsi, maka mulailah dengan yang bisa dilakukan. Disiplin waktu, tidak mencontek, membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya. Mulai dari yang bisa kita lakukan untuk membuat perubahan.

5 comments:

k_liesha23 mengatakan...

wah wahh,
setuju banget akhi,

blog walking rus nemuin blog yang menurutku luar biasa ini. . . XD

bdw, mau tanya nii, kenapa ya mencontek juga wujud korupsi? kalo yang dicontekin mau gimana dong?

oia salam kenal yaa..
*yang masih ingin belajar,
just do it! :)

Khusni Mustaqim mengatakan...

maaf balsnya lama,,
saya sebenernya berpendapat bahwa yang bilang mencontek itu wujud korupsi terskesan terlalu dipaksakan,,
saya lebih suka menyebutnya dzalim,,
dzalim adalah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya/tidak sesuai,,

kalo masalah bagaimana jika yang mencontek itu ridho, tapi ketika anda mencontek anda tidak hanya mendzalimi orang yang anda contek tetapi juga teman-yeman anda yang njuga mengikti ujain tersebut,,
coba pikirkan teman-teman anda yang lain yang kerja keras untuk belajar namun anda yang tinggal mencontek saja bisa mendapatkan hasil yang sama (betapa tidak adilnya bagi dia?)
selain itu mencontek sama saja melanggar peraturan dan itu sama saja dengan dzalim,,

kembali kepada mencontek dan korupsi, seserorang yang mencontek berarti secara tidak sadar pikirannya telah teracuni oleh paham materialistis,,
dia lebih mementingkan hasilnya dari pada prosesnya,,
ini sangat berlawan dengan Islam yang mengajarkan kita untuk berusaha dengan sungguh-sungguh (proses) sedangkan hasil itu urusan Allah SWT,,
orang-orang yang telah teracuni oleh paham materialistis ini secara tidak langsung adalah orang-orang yang berpotensi melakukan korupsi,,
oleh maka itu istilah mencontek yang disamakan dengan budaya korupsi sebenarnya adalah upaya membiasakan diri kita agar tidak materialistis,,
wallahu'alam,,

Anonim mengatakan...

. .assalamu'alaikum. .


. .hoaaa,,,taqim!sungguh saia tidak menyangka!ternyata ya.....:D


. .wah,uzzy setuju skaliy dgn apa yang njenengan tulis,kebanyakan manusia (smwg qt tdk t'msug di dlmnya) terlalu byk berpikir tanpa AKSI (hhee) nyata. dan acapkali manusia (smwg bukan qt) lbi gemar menyalahkan faktor eksternal daripada berinisiasi u/ ber-AKSI (snang skaliy menuliskan kata ini^^),hanya menunggu keadaan berubah tanpa usaha u/ mengubah keadaan. smwg qt termasuk org2 yg segolongan dgn Si Putih (diksinya aneh d). allahu a'lam bis shawab. .


. .ta'tunggu tulisan2 inspiring lainnya,nggih. .

Khusni Mustaqim mengatakan...

sebenernya aku dapat idenya dari temenku pas lagi ngobrol2,,
terus tak tulis aja disini,,

el mengatakan...

min minta izin boleh gak kalimat pesan diakhir cerita mau aku taroh di cerpen aku hehehhe.soalnya nyambung sama cerita cerpen yang aku buat. kalau boleh nanti aku tetep cantumin nama penulis sama alamat web nya hehhe