Rabu, 03 Juni 2009

negara emosi


Berteriaklah kau tentang kemerdekaan dan harga diri bangsa
maka kau akan mendapatkan dukungan dari kaum radikal

Berteriaklah kau tentang PANCASILA dan UUD 1945
dan kaum nasionalis akan berada disebelahmu

berteriaklah kau tentang perekonomian makro
dan para ekonom kelas atas akan setuju padamu

berteriaklah kau tentang harga pupuk
dan kau akan mendapat dukungan dari petani

berteriaklah kau tentang hak-hak buruh
dan mereka akan berbondong-bondong mendeklarasikan dukungannya untukmu

berteriaklah kau tentang pelegalan outsourcing
dan para pemilik pabrik akan memberimu dana kampanye

berteriaklah kau tentang pasar bebas
maka kau akan mendapat dukungan dari negara Barat

berteriaklah tentang otonomi daerah
dan kau akan didukung oleh orang-orang pedalaman

hapuslah UU BHP
dan aktivis mahasiswa akan meneriakkan namamu dalam demonstrasi mereka

tampillah sebagai orang yang teraniaya
lemparkan isu-isu negatif tentang dirimu
dan kau akan mendapat simpati dari rakyat

dan milikilah postur fotogenik
dan kau akan populer dikalangan masyarakat

saudaraku, semudah itulah mencari dukungan
kini aku akan maju sebagai presiden dan meneriakkan itu semua
dan semua orang akan memilihku
semudah itu

mereka berkata telah menggunakan otak mereka dalam memilih
tetapi aku tahu, perasaan lah yang berperan
maka sangat mudah mempermainkan perasaan

dan ketika orang-orang pintar berkata pada mereka
"kalian telah dipermainkan dengan sangat cerdik"
maka para pedukungku akan berkata
"sungguh engkau termasuk orang yang dzalim"
karena mereka telah aku butakan
dengan perasaan mereka sendiri

sungguh, Saudaraku
jika engkau masih saja menertawakan orang-orang di selatan fakultas hukum
maka engkau tidak akan pernah melihat secara objektif

sungguh, Saudaraku
jika engkau tidak memiliki keimanan
maka engkau tidak akan pernah menemukan kebenaran

Saudaraku,
memang mata kita ada dua
tetapi semua berada di depan
dan kita tidak akan bisa melihat
apa yang ada di belakang kita
jika kita tidak pernah berbalik

tapi ah,
kau tidak akan mendengarkanku
karena kamu suka dengan apa yang kau lihat saat ini
meskipun itu hanya tipuan mata


*terinspirasi dari sebuah artikel menarik dari ES ITO tentang bukan negara instan di http://esito.web.id/2009/05/bukan-negara-instan/comment-page-1/#comment-204

2 comments:

Anonim mengatakan...

benar saudaraku, dua mata kita berada di depan, tapi tangan kita boleh kok ambil kaca spion... lirikkan mata (sebentar saja, jangan lama2 bisa nabrak nanti), untuk melihat sisi belakang kita : untuk kewaspadaan, tidak untuk atret ke belakang...

*saya jg suka baca web-nya esito si bung"sjahir" masa kini*

khusni mustaqim mengatakan...

yuph,, setuju,,
tapi sesekali berhante dan berbalik juga gag papa,, :)