sasstrology.com |
Pada mulanya Perls adalah seorang ahli psikoanalisis di Afrika Selatan. Hingga pada tahun 1936 dalam kongres tahunan Psikoanalitis dia mengalami kekecewaan. Konsep-konsep dan ide-idenya ditolak olah para ahli psikoanalitis. Termasuk dari Sigmund Freud itu sendiri yang menolaknya dengan kasar.
Dari kekecewaannya tersebut dia kemudian keluar dari psikoanalitis dan berusaha menciptakan teorinya sendiri. Kemudian Perls mengembangkan apa yang disebut sebagai Terapi Gestalt. Model ini menciptakan pengaruh sendiri dalam keilmuan psikologi. Perls yang semula hanya seorang ahli psikoanalitis yang biasa saja kemudian menjelma menjadi seorang ahli dari teorinya sendiri yang memiliki banyak pengikut.
Inti dari terapi Gestalt sebenarnya terkandung dalam puisinya yang berjudul Doa Gestalt:
Aku melakukan halku dan kau melakukan halmu
Aku tidak berada di dunia ini untuk berbuat sesuai dengan harapan-harapanmu,
Dan kau tidak berada di dunia ini umtuk berbuat sesuai dengan harapan-harapanku.
Kau adalah kau dan aku adalah aku,
Dan apabila kebetulan kita saling bertemu maka hal itu baik.
Kalau tidak, maka tidak dapat berbuat apa-apa.
Pendekatan Perls terhadap Kepribadian: Terapi Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang dapat diterjemahkan sebagai bentuk, wujud, dan organisasi. Kata tersebut mengandung pengertian kebulatan atau keparipurnaan. Psikologi Gestalt sendiri umumnya berbicara tentang persepsi individu terhadap lingkungannya.
Perls sendiri sebanarnya bukan seorang ahli psikologi Gestalt. Dia hanya menggunakan kata tersebut untuk mendeskripsikan konsepnya. Menurutnya manusia cenderung mengarah kepada kebulatan atau keparipurnaan. Segala hal yang mengacaukan gestalt ini akan menimbulkan apa yang disebut sebagai unfinished situation bagi individu tersebut.
Unfinished situation ini sangat banyak dalam hidup kita. Fungsi dan tujuan hidup manusia pada umumnya adalah menyelesaikan gestalt-gestalt ini. Gestalt-gestalt tersebut diselesaikan oleh individu sesuai dengan tingkat kepentingan yang ada. Situasi yang sangat urgen mendesak untuk selalu diselesaikan terlabih dahulu dan diutamakan.
Dalam menghadapi berbagai situasi ini ada konsep lain yang cukup penting yaitu peraturan terhadap diri sendiri versus peraturan dari luar. Orang yang sehat dapat mengatur diri sendiri tanpa campur tangan dari luar. Kita seharusnya melakukan suatu tindakan atas kesadaran dari diri sendiri dan bukan karena pengaruh dari luar. Dengan kata lain orang dituntut untuk mengetahui impuls-impuls mereka sendiri.
Namun sayangnya banyak individu yang telah mendapatkan tekanan dari lingkungan mereka untuk tidak mengungkapkan impuls-impuls dari dalam diri mereka. Impuls-impuls ini kemudian tidak hilang tetapi menjelma dalam bentuk lain misalnya dalam bentuk fisik seperti jerawat, urat yang menonjol, dsb.
Impuls tersebut juga bisa menjelma menjadi sebuah proyeksi kepada orang lain. Individu yang sehat seharusnya menyadari hal ini dan memahaminya sebagai sebuah bentuk impuls dari dalam diri kita sendiri yang perlu untuk diungkapkan.
Pribadi yang sehat hidupnya berfokus kepada masa sekarang dan bukan masa lalu atau pun masa depan. Individu harus memahami tentang diri dan masa kini agar tidak melarikan diri ke masa lampau atau masa depan. Orang yang hidup dalam masa lampau (watak retrospektif) menjadi sangat sentimental dan menyalahkan orang lain atas segala hal. Sedangkan orang yang hidup dalam masa depan (watak prospektif) memiliki bayangan-bayangan yang tidak nyata dan berandai-andai.
Segi-Segi Tambahan Kepribadian
Individu memiliki dua fungsi yaitu tingkat publik dan tingkat pribadi. Tingkat publik merupakan segala perilaku yang nampak secara lahir sedangkan tingkat pribadi adalah hal-hal yang sifatnya batin misalnya pikiran dan khayalan. Pikiran dapat menjadi sarana melatih perilaku di masa mendatang. Namun hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan dalam batas-batas tertentu.
Perls juga memiliki konsep tetang rasa bersalah. Hal itu didefinisikan sebagai bentuk kebencian yang diproyeksikan kepada orang lain. Orang-orang seperti ini berada dalam suatu kondisi yang disebut sebagai orang yang tertancap. Individu semacam ini tidak dapat mengatasi sasaran kemarahan juga tidak dapat melupakan sesuatu yang mengganggu mereka. Satu-satunya penyelesaiannya adalah dengan mengungkapkannya.
Kesadaran sendiri dibagi menjadi tiga tingkat yaitu: kesadaran akan diri, kesadaran akan dunia, dan kesadaran akan khayalan yang menyelangi antara diri dan dunia atau biasa disebut demilitarized zone (DMZ). DMZ ini berisi prasangka dan prapenilaian kita dan berfungsi agar kita jangan terlalu terbenam dalam dunia dan diri kita sendiri.
Perls juga tidak setuju dengan konsep superego. Dia sendiri memiliki konsep sendiri yang disebut sebagai topdog yaitu kontrol-kontrol dari luar yang telah diinternalisasikan menjadi sebuah gambaran paling baik. Hal ini menjadi penggerak dalam hidup kita dengan perintah-perintah dan mengancam dengan malapetaka apabila kita melanggarnya. Selain itu ada pula underdog yang menggerakkan kita dengan cara lebih halus dan membujuk. Keduanya akan selalu terus melakukan konflik tanpa akhir yang kemudian disebut sebagai self-torture game.
Yang harus kita lakukan adalah melakukan aktualisasi diri kita sebenarnya dan bukan aktualisasi gambaran diri. Aktualisasi gambaran diri adalah akibat seringnya pertentangan antara topdog dan underdog sehingga mengaburkan gambaran diri kita yang sebenarnya.
Ada juga yang disebut sebagai batas ego atau ego boundary. Sebuah batas yang memisahkan satu dengan lainnya, membentuk sesuatu yang eksklusif, dan membuat hal-hal terpisah. Batas ego memiliki sifat identifikasi dan alienansi (pengasingan). Batas ego ini membuat kita melihat suatu hal menjadi bagian dari diri kita ataupun bukan bagian dari diri kita.
Perkembangan Kepribadian
Inti dari perkembangan kepribadian yang dikemukakan Perls adalah perubahan bantuan dari lingkungan kepada diri sendiri. Pada awal kehidupan kita sanngat memerlukan bantuan dari lingkungan kita dan memiliki ketergantungan terhadapnya. Namun perlahan bantuan ini mulai dilepaskan dan individu mulai berusaha untuk hidup tanpa bantuan dari orang lain.
Apabila individu terus menerus mendapatkan bantuan dan tidak diberi kesempatan untuk mandiri maka mereka tidak dapat mengembangkan potensi mereka. Sama seperti halnya anak-anak yang terlalu dimanjakan akan terbiasa meminta bantuan orang lain untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
Tujuan utama dari semua makhluk hidup adalah untuk mengaktualisasikan dirinya. Akan tetapi seringkali kita mendapatkan konflik karena adanya pengharapan-pengharapan.Masyarakat memalsukan kehidupan kita dengan tongkat dan hypnosis. Tongkat berarti bahwa jika kita tidak memenuhi pengharapan tersebut maka aka nada konsekuensi buruk menimpa kita. Sedangkan hypnosis merupakan bentuk propaganda atau persuasi dari masyarakat terhadap diri kita.
Kodrat dari Orang Di Sini dan Kini
Perls tidak secara langsung menjelaskan kriteria orang yang sehat, namun dari pandangannya kita dapat memahami tentang gambaran tersebut. Orang yang sehat memiliki kesadaran penuh akan dirinya dan kini serta tidak terjebak oleh masa lalu maupun masa depan.
Mereka juga memiliki penerimaan secara penuh terhadapdiri mereka sendiri serta menyadari impuls-impuls dari dalam diri mereka sendiri. Mereka memiliki tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan orang lain.
Mereka memiliki hubungan dengan diri dan dunia. Tetapi tidak dapat diatur dari luar.
Sumber:
Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
0 comments:
Posting Komentar